RealEstat.id (Bekasi) - Kota Jababeka yang terus berbenah, menambah fasilitas publik guna menyambut kebangkitan kawasan Timur Jakarta yang diberkahi pembangunan infrastruktur yang masif.
Salah satu strategi yang dilakukan Jababeka untuk mengantisipasi rampungnya infrastruktur dan sarana transportasi publik di kawasan tersebut adalah mengembangkan sistem transit oriented development yang tersentraliasi, yakni TOD City.
Baca Juga: Hambat Penyebaran COVID-19, Jababeka Group Bagikan 5.000 Paket Hand Sanitizer dan Masker
Suteja Sidarta Darmono, President Director Jababeka Residence menjelaskan, TOD City Jababeka merupakan pengembangan sebuah konektivitas dan integrasi moda-moda transportasi dan infrastruktur yang masuk ke Kabupaten Bekasi pada umumnya dan Jababeka pada khususnya, seperti MRT (mass rapid transit), LRT (light rail transit), kereta api commuter line, dan kereta cepat Jakarta-Bandung.
“Itu semua akan kita integrasikan di satu titik dan dikoneksikan, baik dengan monorail maupun APM dan shuttle bus. Jadi akan ada konektivitas besar yang akan menghubungkan semua moda tersebut, sehingga disebut TOD City,” jelas Suteja.
Baca Juga: KJIE Luncurkan Perumahan Rolling Hills Seharga Rp499 Juta di Karawang
Selain itu, imbuhnya, di setiap cluster perumahan dan fasilitas (fasum) di Jababeka akan disediakan shuttle yang akan terhubung dengan pusat TOD ini.
Terkait rencana pembangunan infrastruktur monorel di kawasan tersebut, Suteja menerangkan, hal tersebut merupakan proyek APM (automated people mover) yang menurut rencana akan dikerjakan Japan International Cooperation Agent (JICA). Monorel ini akan menghubungkan beberapa proyek besar di Cikarang, seperti Jababeka, Lippo Cikarang, Deltamas, dan MM2100.
“Saat ini study-nya yang belum selesai. Setelah hal itu rampung, kita baru bisa tahu kapan proyek ini bisa dimulai,” ujarnya.
Mimpi Silicon Valley
Saat disinggung mengenai mimpinya menyulap Jababeka menjadi seperti Silicon Valley, Suteja mengatakan dirinya belum bisa berbicara banyak mengenai hal tersebut. Dia hanya mengatakan, Jababeka cuma memanfaatkan potensi infrastruktur yang ada dalam perencanaan Pemerintah.
“Kami cuma menggunakan infrastruktur yang telah dan tengah dikembangkan Pemerintah kemudian meng-improve dan mengintegrasikannya dengan perencanaan kota Jababeka. Salah satunya TOD City ini. Kami berharap, dengan semua fasilitas ini, Jababeka akan jadi yang terlengkap di Timur Jakarta,” tuturnya.
Baca Juga: Meikarta Mulai Lakukan Serah Terima Unit Secara Bertahap
Lebih dari itu, dia membayangkan kawasan Timur Jakarta bakal seperti Shenzhen, China. Dahulu, Shenzhen adalah kota nelayan yang sepi penduduk, sekarang bisa menjadi kota terbesar ketiga di China. Semua itu disebabkan Shenzhen diberkahi infrastruktur yang baik dan menjadi pusat perekonomian baru.
“Di Timur Jakarta ini, pembangunan infrastruktur dilakukan besar-besaran. Sementara, kawasan industri yang menjadi basis ekonomi di sini juga masih terus berkembang. Bila sekarang masih 3.0, nanti jika bicara Silicon Valley, kita sudah harus bicara 4.0,” katanya.
Cluster Rotterdam
Akhir Juli 2020, Jababeka Residence merilis Cluster Rotterdam, rumah compact dengan kisaran harga Rp300 jutaan - Rp500 jutaan. Suteja mengatakan, penjualan cluster teranyar ini sangat bagus, karena menjawab tantangan dan kebutuhan konsumen properti di saat pandemi COVID-19 seperti saat ini.
“Kita harus akui, market sedang terkoreksi. Daya beli memang turun, tetapi pasar masih ada. Untuk itu, kami sesuaikan produk yang diluncurkan, dan tanggapannya baik. Selain itu, peluncuran cluster ini juga merupakan bukti kontribusi kami dari sisi sosial yang ingin membantu generasi milenial memiliki hunian yang layak di lokasi yang matang dan memiliki fasilitas lengkap,” papar Suteja.
Baca Juga: Rilis Cluster Rotterdam, Jababeka Tawarkan Rumah Rp300 Jutaan
Menurutnya, konsumen Rotterdam didominasi end user. Suteja menargetkan 70 unit yang dipasarkan di tahap pertama bisa terserap pasar di akhir Agustus. Namun, angka tersebut baru bisa dilihat saat pemilihan unit
“Rotterdam merupakan cluster pertama Jababeka Residence sejak pandemi. Kami masih terus melihat perkembangan market, dan kami akan luncurkan produk sesuai kebutuhan,” kata Suteja yang mengatakan Jababeka masih cukup agresif meski dalam kondisi pandemi.