Elevee Condominium Tawarkan Hunian Berkonsep Eco Green Living di Lokasi Terbaik Alam Sutera

Berbeda dengan apartemen lain yang terkesan padat (high density) Elevee Condominium dibuat dengan konsep eco green living yang akrab dengan alam nan hijau.

Eco green living condominium EleVee Alam Sutera. (Foto: RealEstat.id/Adhitya Putra)
Eco green living condominium EleVee Alam Sutera. (Foto: RealEstat.id/Adhitya Putra)

RealEstat.id (Tangerang) – PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) menargetkan serah terima proyek Elevee Condominium akan dimulai pada Desember 2025 mendatang.

Saat ini, progres pembangunan konstruksi dua tower apartemen—dengan total 533 unit—menuju fase akhir, di mana topping off direncanakan pada Oktober 2024.

"Kami yakin, selepas topping off penjualan akan lebih cepat dan saya yakin akan diserap pasar sisa unit tersebut,” jelas Alvin Andronicus, Chief Marketing Officer (CMO) Elevee Condominium.

Dibangun oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACST) sebagai kontraktor, Elevee Condominium merupakan kompleks hunian vertikal yang dirancang sebanyak enam tower dengan total 1.200 unit.

Baca Juga: Topping Off Oktober 2024, Elevee Condominium Digadang Bakal Makin Moncer

Berbeda dengan apartemen lain yang terkesan padat (high density) Elevee Condominium dibuat dengan konsep eco green living yang akrab dengan alam nan hijau.

Elevee Condominium berada di dalam area seluas 19 hektare bernama Escala, di mana di dalamnya terdapat fasilitas forest park seluas 4 hektar dan Eucaplytus Park seluas 1 hektar.

Terletak di kawasan CBD Alam Sutera, Elevee Condominium berdampingan dengan pusat lifestyle modern seluas 5 hektar dan beragam fasilitas yang akan menjadinya central living di Alam Sutera.

"Lokasi Elevee Condominium ini berada di kawasan premium Alam Sutera yang akan menjadi the best point Alam Sutera," tutur Alvin Andronicus.

Baca Juga: Diminati Gen Z, Implementasi ESG di Sektor Properti Untungkan Pengembang dan Konsumen

Menelan gross development value (GDV) sebesar Rp2,5 triliun, Elevee Condominium menawarkan unit berukuran 88 m2 - 294 m2 dengan rentang harga Rp2,2 miliar - Rp7 miliar. 

Elevee Condominium juga digadang akan mampu menjawab kebutuhan konsumen akan hunian yang berkualitas dan potensial sebagai investasi.

Alvin meyakini, target penjualan bisa tercapai lantaran profil konsumen Elevee Condominium umumnya adalah para profesional dan keluarga muda yang telah mengenal kawasan Alam Sutera.

“Kebanyakan mereka tinggal di radius lima kilometer dari Alam Sutera, dan mereka sudah tahu kelebihan produk-produk kami. Oleh karena itu, kami tak banyak bicara soal aksesibilitas dan lebih menawarkan konsep hunian vertikal berdimensi luas dengan konsep eco green living,” terang Alvin.

Baca Juga: Kawasan Barat Jakarta adi The New Territory yang Menawarkan Value of Life

Eco Green Living Alam Sutera Elevee realestat.id dok
Kawasan hijau Alam Sutera. (Foto: Istimewa)

Konsep Hijau Elevee dan Alam Sutera

Terkait konsep eco green living, Elevee Condominium adalah satu dari sedikit proyek apartemen premium yang memadukan antara kehidupan urban dan gaya hidup sehat.

Menurut Alvin Andronicus, pandemi Covid-19 telah mengubah kebutuhan masyarakat terhadap gaya hunian perkotaan saat ini. Misalnya, masyarakat kembali senang kepada hunian-hunian yang bersifat natural dan alami.

Lebih lanjut, Alvin mengatakan, penerapan konsep properti hijau memang sangat penting dalam pengembangan sebuah kawasan properti. Hal ini telah diterapkan di kawasan Alam Sutera seluas 800 hektare sejak dikembangkan pada 1994 silam.

“Secara kasat mata, properti di Alam Sutera sudah menerapkan konsep properti hijau. Misalnya, penanaman pohon sebagai kanopi yang menaungi pedestrian, penggunaan transportasi publik terpadu, pengolahan sampah terpadu, water treatment plan (WTP) yang memproduksi air bersih untuk dialirkan ke rumah-rumah warga di Alam Sutera,” paparnya.

Baca Juga: Pesona Eleee Condominium Alam Sutera Diminati WNA Singapura, Apa Sebabnya?

Tidak hanya itu, jelas Alvin, pengembang Alam Sutera yang berpengalaman selama 30 tahun, juga memasang 500 closed circuit TV (CCTV) di sejumlah titik sebagai alat pemantau arus lalu lintas.

“CCTV itu merupakan bagian dari Traffic Management System yang dijalankan oleh pengelola Alam Sutera untuk mengantisipasi tumpukan kendaraan agar tidak menimbulkan polusi udara. Kami juga tengah mengembangkan pengelolaan sampah terpadu agar bisa mewujudkan zero waste,” ucapnya.

Alvin menjelaskan, konsep properti hijau juga harus menjangkau seluruh kalangan terkait. Misalnya, masyarakat baik yang bermukim di proyek properti yang dikembangkan oleh developer, maupun masyarakat di sekitarnya.

“Alam Sutera selalu mengajak warga untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga keasrian lingkungan. Contoh sederhananya, kami mengajak warga dan masyarakat sekitar untuk tidak membuang sampah sembarangan di kawasan Alam Sutera,” tegasnya.

Baca Juga: Begini Strategi Marketing Eleee Condominium Gaet Hati Konsumen

Chief Marketing Officer (CMO) Elevee Condominium Alam Sutera, Alvin Andronicus-RealEstat.id
Chief Marketing Officer (CMO) Elevee Condominium Alam Sutera, Alvin Andronicus. (Sumber: EleVee Condominium)

Empat Pilar Pengembangan Eco Living

Menurut Pengamat Tata Kota, Nirwono Joga, pengembangan proyek properti berkonsep eco green living sebenarnya bukan sesuatu yang baru.

Pasalnya, kawasan Jabodetabek, terutama Jakarta, selalu mendapatkan peringkat antara pertama sampai ketiga dalam lima tahun terakhir ini terkait polusi udara.

Dia pun mengatakan, dalam lima tahun ke depan di Jabodetabek akan tetap seperti ini kalau tidak ada action semua pihak.

“Secara umum, untuk membangun kota dan kawasan dengan udara bersih, maka kawasan eco green living harus terus dibangun, namun perlu waktu dalam membangun konsep ini," jelas Nirwono Joga.

Untuk mewujudkan eco city atau eco living tersebut menurut Nirwono ada empat pilar yang menjadi pondasinya.

Pertama, membuat kondisi yang nyaman untuk orang berjalan kaki, menuju satu tempat ke tempat lainnya, misalkan ke sekolah, pasar dan fasilitas lainnya.

Baca Juga: GBCI: Bangun Properti Hijau Sekarang atau Properti Anda Tidak Relevan di Masa Depan!

“Di luar negeri ini sudah berkembang dengan istilah POD (pedestrian oriented development), kita dengan iklim tropis, sebaiknya pedestrian ini dipayungi oleh pepohonan, agar lebih nyaman,” jelas Nirwono.

Kedua, pembangunan kawasan, perumahan itu harus berhubungan dengan lingkungan yang sehat, dari air dan udaranya.

Ketiga, membudayakan jalan kaki, tapi kota-kota di Indonesia dibangun untuk kendaraan bermotor.

"Budaya jalan kaki, bersepeda dan menggunakan transportasi publik itu sangat kurang," tuturnya.

Keempat, memberikan ekologi pada makhluk lain, dengan udara bersih dan lingkungan sehat maka, hewan seperti burung akan menunjukan apakah udara bersih atau tidak.

"Kalau kotor atau berpolusi, maka bisa dipastikan burung akan lari dari kawasan sekitar kita,” jelas Yoga, sapaan akrab Nirwono.

Baca Juga: Jadi Trendsetter Township di Barat Jakarta, Alam Sutera Hadirkan Produk Berkarakter

hunian eco green condominium EleVee by Alam Sutera-RealEstat.id
Hunian eco green condominium EleVee by Alam Sutera. (Sumber: EleVee Condominium)

Sertifikasi Hijau

Iwan Prijanto, Chairperson Green Building Council Indonesia (GBCI) menjelaskan, konsep bangunan hijau bertujuan melakukan konservasi, efisiensi serta saling berbagi dalam pemanfaatan sumber daya energi, air, lahan, udara dan lingkungan.

Dia mengatakan, saat ini ada tiga model pengembang terkait penerapan konsep properti hijau di Indonesia.

Pertama, pengembang dengan konsep properti hijau yang masih sebatas gimmick marketing untuk menjaring calon konsumen.

Kedua, pengembang yang telah menerapkan konsep dan prinsip-prinsip properti hijau, namun belum memiliki sertifikasi.

"Di pengembang kategori kedua ini, tenaga marketing sudah berperan aktif dalam mengamplifikasi kebijakan pemilik perusahaan menyangkut aspek properti hijau," terangnya.

Baca Juga: Tawarkan Konsep 'Eco Green Living', Elevee Alam Sutera Sediakan Fasilitas 'Forest Park' Seluas 4 Hektar

Ketiga adalah pengembang yang telah mengembangkan properti hijau sekaligus sudah mengantongi sertifikasi properti hijau dari lembaga resmi.

“Saat ini proyek properti dari Alam Sutera masih dalam kategori kedua. Kami tentu berharap pengembang nasional seperti Alam Sutera bisa menaikkan levelnya hingga ke kategori ketiga,” tutur Iwan.

Menanggapi hal tersebut, Alvin Andronicus mengatakan, proyek Elevee Condominium telah mengarah ke proses sertifikasi properti hijau.

Dia mengakui, bahwa untuk memperoleh sertifikasi properti hijau memang tidak semudah membalik telapak tangan. Ada beragam ketentuan yang wajib dipenuhi oleh pengembang.

"Salah satu yang masih sulit untuk dipenuhi adalah penggunaan material bangunan yang sepenuhnya harus bersertifikasi hijau. Padahal, belum ada produsen bahan bangunan lokal yang bisa memenuhi ketentuan itu,” kata Alvin.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Jajaran direksi Kota Deltamas, pejabat pemerintahan Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi melakukan seremoni dimulainya proyek kerja sama pembangunan jembatan serta jalan penghubung antara Boulevard Ganesha di Kota Deltamas, Kabupaten Bekasi dengan Desa Wanasari, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang. (Foto: Istimewa)
Jajaran direksi Kota Deltamas, pejabat pemerintahan Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi melakukan seremoni dimulainya proyek kerja sama pembangunan jembatan serta jalan penghubung antara Boulevard Ganesha di Kota Deltamas, Kabupaten Bekasi dengan Desa Wanasari, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang. (Foto: Istimewa)
Rumah Tipe Myztro di Klaster Riverie, Shila at Sawangan (Foto: Istimewa)
Rumah Tipe Myztro di Klaster Riverie, Shila at Sawangan (Foto: Istimewa)
Interior rumah di Klaster Louise, Summarecon Serpong (Foto: Istimewa)
Interior rumah di Klaster Louise, Summarecon Serpong (Foto: Istimewa)
Forest Dining & Media Room di Kondominium Nava Grove, Singapura (Foto: Istimewa)
Forest Dining & Media Room di Kondominium Nava Grove, Singapura (Foto: Istimewa)