RealEstat.id (Jakarta) - Produsen perlengkapan sanitasi dan rumah asal Jepang, Lixil, menggelar 'Lixil Architectural Design Competition 2021'. Lewat kompetisi desain arsitektur ini, Lixil mencoba mengeksplorasi penggunaan bangunan publik bersejarah dengan arsitektur berkelanjutan di sebuah kota, tanpa menghilangkan nilai filosofis dan warisan budaya dari bangunan tersebut.
Kompetisi desain arsitektur yang dihelat Lixil bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) ini mengusung tema “Infill and Adaptive Reuse: Practicing Sustainable Movement in Historic Public and/or Transit Hub in the Cities”.
Baca Juga: Komitmen LIXIL Dukung Industri Properti di Asia Pacific Property Awards
Tema 'Lixil Architectural Design Competition 2021' tersebut dipilih sesuai dengan filosofi Lixil yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan standar kehidupan masyarakat, lewat salah satu pondasi nilai Lixil, yaitu responsible approach.
Melalui kompetisi desain arsitektur ini, Lixil memberi tantangan kepada semua arsitek profesional maupun mahasiswa arsitektur untuk berpartisipasi dalam menciptakan desain berkelanjutan yang dapat menjawab kebutuhan pembangunan fasilitas publik bernilai budaya atau sejarah pada bangunan tersebut.
Di samping itu, 'Lixil Architectural Design Competition 2021' ini juga merupakan bentuk dukungan Lixil terhadap dunia arsitektur berkelanjutan yang sedang berkembang di Indonesia.
Baca Juga: Maksimalkan Ruang, Apartemen Parkhabio Kameido Letakkan Shower di Dapur!
Santa Firmansjah, Presiden Direktur Lixil Water Technology Indonesia mengatakan, lewat kompetisi desain ini pihaknya ingin memberikan kesempatan kepada para arsitek dan mahasiswa arsitektur di Indonesia dengan latar belakang budaya dan geografis yang berbeda untuk menunjukan desain Sustainable Movement in Historic Public/transit hub mereka.
"Setiap bangunan publik mungkin memiliki nilai warisan budaya atau peristiwa penting di dalamnya. Maka melestarikan warisan lewat pembangunan berkelanjutan, merupakan tujuan penting untuk mencapai keseimbangan yang optimal,” tutur Santa Firmansjah.
Melalui proses panjang, sejak September 2021 lalu, sebanyak 221 peserta yang mendaftar pada 'Lixil Architectural Design Competition 2021' diminta untuk membuat desain arsitektur yang berkelanjutan untuk Stasiun Tawang di Semarang dan Stasiun Gubeng di Surabaya.
Baca Juga: Affirmation Tower: 'Gedung Terbalik' di Cakrawala Kota New York
Setelah proses seleksi, terpilih lima finalis dari masing-masing kategori. Para finalis kemudian mempresentasikan desain mereka di hadapan juri, yang terdiri dari: Achmad Noerzaman, President Director PT Arkonin; Andra Matin, Founder Andramatin Architects; dan RA Kharisma Maulida, Leader B2B Activation Lixil Water Technology Indonesia.
Berdasarkan penilaian ketiga juri tersebut, terpilih tiga orang pemenang dari setiap kategori, yakni:
Kategori Profesional:
♣ Juara 1: Terawang Tawang oleh Gemawang Swaribathoro, Donald Aditya Epiphanius, dan Raden Wardhana Wijosena Putra.
♣ Juara 2: Multilevel Tawang Connection oleh Ahmad Setiadi, Endy Ersal, dan Athalla Arissaputra.
♣ Juara 3: Tawang Baru oleh Hermawan Dasmanto, Yohanes Richo Wirawan, dan Olivia Imanuela.
Kategori Mahasiswa:
♣ Juara 1: Hero Station oleh Muhammad Rai Wananda, Wicakssena Dwi Sutrisno, dan Putra Khairus Sidqi.
♣ Juara 2: Under One Roof oleh Singgih Salim dan David Mulyawan Troy.
♣ Juara 3: S.C.H (Surabaya Connection Hub) oleh Akbar Kresna Razaq dan Shafira Aulia Paramita.
Baca Juga: Kenyamanan Rumah Modern Tropis Milik Keluarga Titi Kamal dan Christian Sugiono
Hasil desain dari para finalis juga telah dipamerkan pada acara Lixil Architecture Design Competition Awards & Exhibition yang dihadiri oleh desainer dan arsitek seluruh Indonesia pada 19 Januari 2022. Acara ini juga diisi oleh seminar dan workshop dari ketiga juri.
Santa Firmansjah berharap, desain dan karya tersebut dapat menjadi inspirasi dan menambah wawasan untuk industri arsitektur di Indonesia. Dia juga mengharapkan, kerja sama Lixil dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan PT KAI dapat menginspirasi orang-orang yang berkarir dalam industri arsitektur dalam menghasilkan karya desain.
"Walaupun hanya kompetisi desain, tetapi kami bangga dapat menemukan talenta-talenta yang memiliki visi berkelanjutan pada desainnya dan dapat diimplementasikan di proyek nyata. Sehingga mungkin bisa diterapkan dalam revitalisasi Stasiun Tawang di Semarang dan Stasiun Gubeng di Surabaya, sesuai dengan salah satu nilai Lixil, yaitu responsible approach,” pungkas Santa Firmansjah.