Ekonomi Diprediksi Positif, Sinyal Properti Indonesia Bangkit?

Pertumbuhan ekonomi bisa menjadi katalisator sektor properti Indonesia, karena dibutuhkan upaya luar biasa untuk mencapai pertumbuhan di atas 4,8% pada akhir tahun.

CBD Jakarta (Foto: RealEstat.id)
CBD Jakarta (Foto: RealEstat.id)

RealEstat.id (Jakarta) - Bank Indonesia (BI) memprediksi perekonomian Indonesia di 2021 ini akan tumbuh 4,8% - 5,8%. Sejumlah indikator pendukung antara lain perbaikan sejumlah komponen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB). Lantas, bagaimana dampak pertumbuhan ekonomi pada sektor properti Indonesia?

Ferry Salanto, Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia menjelaskan, jika perekonomian membaik, semua sektor, termasuk real estat, diperkirakan akan ikut membaik. Namun, kita sebaiknya membaca pertumbuhan ini sebagai katalisator sektor properti, karena dibutuhkan upaya yang luar biasa untuk mencapai pertumbuhan di atas 4,8% pada akhir tahun.

Baca Juga: Pasar Properti 2021 Masih Tidak Stabil dan Penuh Tantangan

"Kebangkitan properti di Indonesia mungkin tidak akan langsung terjadi pada 2021, namun diharapkan tahun ini menjadi tahun persiapan bagi para pengembang, pelaku usaha dan investor untuk mulai mengakselerasi bisnis mereka. Perkembangan vaksin juga memberikan sinyal yang positif bagi iklim investasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia," tutur Ferry Salanto dalam siaran pers yang diterima RealEstat.id.

Pembatasan aktivitas masyarakat di Jawa-Bali yang saat ini diberlakukan, imbuh Ferry, pasti bertujuan untuk kebaikan, karena Indonesia masih dilanda pandemi. Namun, kebijakan ini belum secara signifikan mempengaruhi prediksi mengenai pertumbuhan ekonomi, karena pembatasan diberlakukan hanya selama dua pekan hingga 25 Januari 2021.

"Namun, dampaknya terhadap sektor properti akan terlihat signifikan pada sub sektor hotel dan ritel. Hal ini dikarenakan regulasinya terkait langsung dengan sektor tersebut. Selama pembatasan tidak berkepanjangan, prediksi atas pertumbuhan ekonomi dan sektor properti masih terbuka," katanya.

Baca Juga: Tinjauan Pasar Properti 2020 dan Potensi Besar di 2021

Terkait penyataan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo yang menyebutkan properti sebagai salah satu sektor dari 15 sektor prioritas kedua yang harus dibuka agar pemulihan ekonomi bisa dipercepat, Ferry hal tersebut akan menjadi langkah yang baik.

Menurutnya, sektor yang diprioritaskan untuk dibuka lebih awal (prioritas pertama) adalah sektor yang sangat dekat dengan kebutuhan dasar masyarakat, seperti makanan dan minuman. Setelah sektor prioritas pertama mengalami perbaikan, maka sektor-sektor seperti real estat akan mengikuti, sehingga secara bertahap dapat meningkat, benar-benar bangkit dan berkembang.

"Jika perekonomian Indonesia membaik yang diikuti dengan pemenuhan kebutuhan pokok, sektor lain juga akan ikut membaik, begitu juga dengan sektor properti. Oleh karena itu, ketika sektor real estat mulai bergerak kembali, meski cukup lambat, namun jika persiapan dimulai dari sekarang, target pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 perlahan akan pulih, dan sektor properti juga akan ikut pulih," terangnya.

Belum Bangkit Maksimal
Lebih lanjut, Ferry memaparkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga bersumber dari investasi yang sejalan dengan berlakunya Undang-undang Cipta Kerja (UUCK) yang dibuat melalui omnibus law. Kendati demikian, hingga saat ini belum dapat disimpulkan bagaimana dan seperti apa tanda-tanda positif yang telah ditunjukkan secara signifikan terhadap kebangkitan sektor properti.

Omnibus Law harus diinterpretasikan dengan peraturan pelaksana (peraturan presiden dan/atau peraturan menteri) agar lebih pasti. Meski demikian, Omnibus diharapkan dapat membuka peluang yang lebih baik dan lebih besar sehingga investor asing tertarik untuk berinvestasi di Indonesia dan ini menjadi sinyal positif bagi sektor properti ke depan.

Baca Juga: Di Masa Pandemi, Harga Rumah Secara Global Justru Meroket!

Perkembangan ekonomi dan properti perlu untuk terus dipantau. Tahun 2021 mungkin tidak separah tahun lalu karena masyarakat telah beradaptasi dengan keadaan di tahun 2020, dan persiapan untuk tahun ini bisa menjadi lebih matang dan diperhitungkan.

"Tahun 2021 mungkin bukan menjadi tahun di mana sektor properti akan bangkit secara maksimal, namun saat ini kita sedang menuju ke arah kebangkitan tersebut. Tahun ini adalah tahun yang tepat untuk membenahi segala persiapan dan memperbaharui strategi kita agar pasar properti dalam dua hingga tiga tahun ke depan menjadi lebih stabil dan menjanjikan," jelas Ferry.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Kawasan SCBD Jakarta (Foto: realestat.id)
Kawasan SCBD Jakarta (Foto: realestat.id)