Early Bird Strategy: Enggak Selamanya Bikin Untung!

Beli properti saat masih berbentuk gambar dan tanah belum dikeruk, akan dapat untung paling besar? Belum tentu, bro!

F Rach Suherman (Foto: Dok. realestat.id)
F Rach Suherman (Foto: Dok. realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) - Burung yang bangun paling pagi, akan dapat makanan paling banyak. Beli properti saat masih berbentuk gambar dan tanah belum dikeruk akan untung paling besar.

Benarkah? Ada dua hal yang patut dihitung-hitung.

Pertama, jika Anda  berniat untuk long-term investment (lima tahun ke atas), membeli early bird cocok. Sebuah perusahaan developer sudah tahu harganya akan menjadi berapa dalam dua tahun lagi, karena mereka umumnya sudah membuat proyeksi penjualan dari Price (P1 sampai dengan P7) dengan simulasi kenaikan x% per periode/per jumlah unit terjual.

Baca Juga: Property Sales Jumping: Trik Curi Start Para Pengembang Properti

Jadi, inilah salah satu alasan mengapa developer tidak ingin semua unitnya terjual pada saat paling awal (kecuali ada begitu banyak tahap/tower yang sedang direncanakan).

Kenaikan-kenaikan berada pada kisaran 40% - 90% dari harga perdana (2 - 3 tahun lalu). Artinya, nilai aset Anda jika beli Rp400 juta, pada akhir tahun ketiga, dengan compound 25%, sudah menjadi sekitar Rp781 juta.

Belum lagi jika siap disewakan pada tahun kedua, maka Anda akan memiliki tambahan uang di kantong.

Baca Juga: Bagaimana Sih Cara Menghitung Capital Gain Properti?

Kedua, jika Anda pembeli yang ragu-ragu dan belum jelas bakal long-term atau megap-megap mengangsur, efek early bird tidak bakal terasa pedasnya.

Early bird model, tidak berpihak kepada pembeli jangka pendek, kecuali pada satu-dua proyek masterpiece dengan unit tidak terlalu banyak, yang menjadi rebutan banyak orang.

Tentu saja tidak hitam putih. Faktanya, ada investor early bird yang "terpaksa" menjual under market dari price list developer di tahun ke dua atau ketiga, bahkan jadi persaingan harga yang membuat kacau struktur harga di pasar masa kini.

Baca Juga: Wrong Message in Selling Property: Antara 'Gimmick' dan Kebohongan

Nah, unit-unit under market ini biasanya dibeli oleh "eagle investor" yang cerdas, cepat, dan jelalatan mencari mangsa—yang tentu saja greedy. Hari gini, mau dibilang apa deh, yang penting untung paling gede.

Ternyata early bird (burung) memang selalu kalah dibanding eagle investor (elang). Hukum alam.

Artikel ini ditulis oleh: F. Rach. Suherman, pengamat properti yang juga Founder dan CEO Property Excellent & Advisory (PEnA).

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Onesiforus Elihu Susanto (Foto: Dok. realestat.id)
Onesiforus Elihu Susanto (Foto: Dok. realestat.id)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)
Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)