Didukung Aktivitas MICE, Okupansi Perhotelan Jakarta dan Bali Meningkat

Sektor perhotelan juga diprediksi akan mendapat keuntungan dari hadirnya tahun politik pada tahun 2024 mendatang.

Foto: istimewa
Foto: istimewa

RealEstat.id (Jakarta) – Kinerja perhotelan dan kondisi pariwisata di Jakarta dan Bali mulai terlihat mengalami pertumbuhan, baik dari sisi angka turis domestik maupun turis mancanegara yang meningkat secara stabil.

Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto mengatakan bahwa pasar pariwisata di Bali diprediksi bakal terus berkembang. Aktivitas Meetings, Incentives, Conferences & Exhibitions (MICE) terlihat mulai meningkat di Pulau Dewata tersebut, terutama setelah diselenggarakannya pertemuan G20 akhit tahun 2022 lalu.

"Sementara itu, untuk pasar perhotelan di Jakarta, meski aktivitas pada awal tahun 2023 cukup tenang, namun mulai terlihat adanya pergerakan pada bisnis, terutama aktivitas yang berhubungan dengan akomodasi MICE,” ungkapnya.

Baca Juga: Kinerja Sektor Perhotelan di Jakarta, Surabaya, dan Bali Makin Menjanjikan, Ini Indikatornya

Dirilisnya agenda aktivitas luring (offline) untuk tahun 2023 oleh pemerintah daerah Bali, mengindikasikan bahwa Bali tengah bersiap-siap untuk menerima turis mancanegara masuk.

"Bali juga diperkirakan akan mengalami peningkatan aktivitas pada kuartal kedua 2023, seiring dengan sejumlah kedatangan turis mancanegara maupun lokal," tutur Ferry Salanto.

Sektor perhotelan juga diprediksi akan mendapat keuntungan dari hadirnya tahun politik pada tahun 2024 mendatang, yang meliputi pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Presiden.

Seperti yang terjadi pada pemilihan umum sebelumnya, hotel biasanya akan menjadi tempat diadakannya sejumlah agenda kegiatan persiapan pemungutan suara. 

Baca Juga: 2023, Pasar Hotel Jakarta Mulai Pulih, Namun Ada Risiko Mengancam

Selain aktivitas MICE yang dilakukan oleh pemerintah dan perusahaan swasta, berbagai aktivitas luring seperti konser musik, kompetisi olahraga, pameran, dan berbagai aktivitas lain juga memberikan dampak positif bagi kinerja perhotelan.

Semua acara tersebut berhasil menarik sejumlah besar orang dari pertengahan tahun 2022 hingga awal tahun 2023. Hal tersebut disebabkan tidak ada aktivitas yang terjadi selama kurun waktu pandemi tahun 2020 - 2021.

"Oleh sebab itu, ada secercah harapan bahwa okupansi perhotelan di Jakarta dan Bali dapat mengalami peningkatan di kuartal kedua 2023, serta aktivitas MICE diprediksi akan mengalami peningkatan," pungkas Ferry.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Kawasan SCBD Jakarta (Foto: realestat.id)
Kawasan SCBD Jakarta (Foto: realestat.id)