Brand-brand Internasional Baru Jadi Motor Sektor Ritel di Jakarta

Cushman & Wakefield menyebut, ekspansi yang terjadi di pasar ritel Jakarta masih sedikit, namun terus berkelanjutan.

Foto: Dok. Freepik.com
Foto: Dok. Freepik.com

RealEstat.id (Jakarta) – Hingga Kuartal I 2024, tren pasokan baru dari fasilitas ritel gaya hidup berlanjut di Jakarta. Hal ini ditandai dengan penyelesaian Gafoy Kelapa Gading yang menyumbang 8.500 m2 dari Luas Area Sewa Bersih (Net Leasable Area) ke pasar.

Kehadiran pusat ritel anyar ini menambah pasokan ritel kumulatif di Jakarta menjadi 4.719.500 m2 atau naik 0,4% secara tahunan (YoY) dan naik 0,2% secara kuartalan (QoQ).

"Hal ini mencerminkan ekspansi yang terjadi di pasar ritel Jakarta masih sedikit, namun terus berkelanjutan," jelas Arief RahardjoDirector of Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia.

Sementara itu, The Park Pejaten—sebelumnya dikenal sebagai Pejaten Village—juga menyelesaikan renovasi interior, tanpa penambahan ruang ritel selama Kuartal I 2024.

Baca Juga: 2024, Jakarta Dimeriahkan Tiga Pusat Perbelanjaan Baru

Data Cushman & Wakefield Indonesia menyebutkan, selama tahun 2024 ini, terdapat empat pengembangan utama pusat ritel di Jakarta, yaitu: Lippo Mall East Side di Holland Village, Agora Lifestyle Centre di Thamrin Nine, Mall Menara Jakarta, dan Cornerstone – Antasari Place.

"Tambahan pasokan ini diharapkan akan menyumbangkan peningkatan 2,2% untuk pasokan ruang ritel kumulatif mendatang di Jakarta," tutur Arief Rahardjo.

Di lain pihak, secara bersamaan, beberapa pusat perbelanjaan terkemuka, termasuk Epicentrum Walk dan Plaza Semanggi sedang menjalani renovasi interior untuk meningkatkan pengalaman berbelanja di mal-mal tersebut.

Cushman & Wakefield mencatat, pertumbuhan permintaan ruang ritel di Jakarta sebesar 2,9% (YoY) selama Kuartal I 2024 dan meningkatkan total permintaan kumulatif menjadi 3.702.900 m2.

Baca Juga: Konsumen Kembali Minati Ritel Fisik, Konsep Omni Channel Mulai Dilirik

"Tingkat hunian rata-rata ruang ritel di Jakarta selama Kuartal I 2024 berada pada 79,1% atau naik 2,5% secara tahunan (YoY) dan 0,7% secara kuartalan (QoQ)," imbuh Arief Rahardjo.

Sektor F&B tetap menjadi sektor yang paling aktif, diikuti oleh brand gaya hidup, dengan masuknya brand baru seperti Flying Tiger Copenhagen di Gandaria City dan Urban Republic di Pondok Indah Mall.

"Sementara itu, KKV juga mengembangkan usaha ke Lippo Mall Kemang dan AEON Mall Tanjung Barat," terang Arief.

Pasar juga menyambut beberapa merek internasional, seperti Goldfield & Banks di Plaza Indonesia, ALO di Senayan City, Ebiga Jjamppong di Lippo Mall Puri, dan Cat & the Fiddle serta Tanyu Grilled Fish di Mall of Indonesia.

Baca Juga: 6 Mal Baru Ramaikan Pasar Ritel di Jakarta Hingga 2025

Bulan Ramadan juga terlihat mempengaruhi dinamika ritel, dengan jam puncak pengunjung bergeser menjadi sekitar waktu berbuka puasa.

Meskipun lalu lintas siang hari lebih sepi, lalu lintas pengunjung pada malam hari selama Ramadan terlihat ramai, menyoroti dampak musiman pada pola konsumen di sektor ritel Jakarta.

Selama periode ulasan, tarif sewa rata-rata di pasar ritel Jakarta relatif tidak berubah, pada Rp808.500 meter persegi per bulan, menunjukkan tidak adanya perubahan dari tahun ke tahun maupun dari kuartal ke kuartal.

"Sebaliknya, terjadi sedikit peningkatan dalam biaya layanan rata-rata sebesar 2,9% secara tahunan (YoY) atau 0,8% secara kuartalan (QoQ), yakni berada di angka Rp195.900 per meter persegi per bulan," pungkas Arief.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Foto: Dok. Freepik.com
Foto: Dok. Freepik.com
Hotel Horison Ume Suites & Villas Ubud,  Bali (Foto: Dok. Metland)
Hotel Horison Ume Suites & Villas Ubud, Bali (Foto: Dok. Metland)