RealEstat.id (Jakarta) – Berapakah future value alias harga properti Anda di masa depan? Ada dua cara untuk mengetahuinya. Pertama tanya dukun. Bisa jadi Anda disuruh telanjang tengah malam, disiram air kembang tujuh rupa dengan sesaji ayam hitam yang bisu.
Cari wangsit dari iblis. Tapi iblis kan ada juga yang usil. Minta terawangan harga properti, malah keluar harga cabe keriting. “tujuh-ampat,” kata si mas dukun. Susah. Dukunnya masih muda dan magang pula.
Ketemu setan remaja juga. Kata ditafsirkan macam-macam. Kata tujuh-ampat ya “harga 7 M dalam 4 tahun".
Baca Juga: Cara 'Menggoreng' Harga Properti yang Bawa Cuan
Cara kedua menghitung future value properti Anda dengan menggunakan IRV formula dengan rumus Property Value = Rata-rata Rupiah hasil sewa setahun dibagi cap rate (V = I : R).
Kalau rata-rata tahunan hasil sewa Rp120 juta dengan cap rate 8%, maka harga properti Anda Rp120 juta : 8% alias Rp120 juta x 100 : 8 = Rp1,5 miliar.
IRV singkatan dari I (income, yaitu pendapatan sewa bersih setahun); R (rate, yaitu persentase hasil sewa); dan V (value, yakni harga pasar properti saat perhitungan dilakukan).
Formula IRV adalah model global untuk menetapkan asumsi ilmiah harga masa depan properti Anda. Bagaimana dengan pemilik yang tidak punya masa depan? Ini urusan psikolog. Harus lekas ditangani. Sebelum terjun dari gedung tinggi, harus lekas-lekas diberi modal bisnis.
Baca Juga: Bagaimana Sih Cara Menghitung Capital Gain Properti?
Dari mana duitnya? Jual propertinya. Ada banyak orang tidak sejahtera padahal dia mempunyai aset miliaran. Masalahnya ia tidak mampu menggerakkannya menjadi cash on hand. Bahkan bayar PBB saja tak sanggup.
IRV bukan harga mati. Formula ini hanya jadi guideline agar Anda tidak tersesat.
Boleh jadi value properti Anda berbeda dengan fakta pasarnya. Value menurut rumus tadi adalah Rp1,5 miliar, tapi pasar ternyata mau beli Rp2 miliar.
Itu bagus. Karena IRV memang menisbikan variabel lain seperti supply-demand, hukum deminish of rental value to higher price of property, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Early Bird Strategy: Enggak Selamanya Bikin Untung!
Tumben serius. Ya, emang biar tahu ngitungnya meski sudah banyak aplikasinya sih. Tinggal download aja.
Jadi ingat cerita tetangga, ada seorang suami yang mengeluh sudah tujuh tahun menikah tapi belum punya anak. Dokter bertanya, bagaimana hubungan suami-isteri selama ini.
“lancar, dok. Ya SMS, WA, Twitter,” kata si suami.
Lalu dokter menjawab, “kalo gitu, anaknya di-download aja.”
Artikel ini ditulis oleh: F. Rach. Suherman, pengamat properti yang juga Founder dan CEO Property Excellent & Advisory (PEnA).
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News