Apartemen Jakarta: Pasokan Tipis, Harga Nyaris Bergeming

Relaksasi PPN yang dirilis Pemerintah diprediksi akan membuat banyak proyek apartemen di Jakarta melakukan serah terima unit pada kuartal II dan III 2021.

Show unit apartemen The Izzara, Jakarta Selatan.
Show unit apartemen The Izzara, Jakarta Selatan.

RealEstat.id (Jakarta) - Kendati mengalami kenaikan, pasokan baru unit apartemen di Jakarta selama Kuartal I 2021 tidak terlalu banyak. Tercatat, 6.192 unit apartemen dari enam proyek berhasil merampungkan proses konstruksi.

Hal ini menambah total pasokan unit eksisting menjadi 321.649 unit, atau bertambah 101% dibanding Kuartal I 2020 (YoY). Demikian catatan Cushman & Wakefield yang dirilis dalam laporan MarketBeat Kuartal I 2021.

Pemerintah telah meluncurkan stimulus baru berupa relaksasi pajak pertambahan nilai (PPN) untuk unit ready stock yang bernilai hingga Rp5 miliar, untuk periode transaksi Maret 2021 hingga Agustus 2021, dengan tujuan untuk mendongkrak penjualan. Cushman & Wakefield memprediksi, bakal banyak proyek apartemen yang akan melakukan serah terima unit pada kuartal II dan III 2021.

Baca Juga: Mau Sewa Apartemen? Jangan Lupakan 4 Tips Ini

Pelaksanaan program vaksinasi juga diperkirakan dapat mempercepat progres konstruksi proyek yang sedang berlangsung.

Di sisi lain, hanya terdapat 2 proyek yang dirilis pada kuartal pertama 2021: Savyavasa (Tower 1- 3) dan The Veranda (Jimbaran). Kedua proyek ini termasuk dalam apartemen segmen kelas atas di Jakarta Selatan dan akan menambah total pasokan masing-masing sebanyak 430 unit dan 172 unit, menjadikan total jumlah pasokan pra-penjualan apartemen ke angka 161.276 unit.

"Beberapa proyek mendatang telah mulai diperkenalkan ke pasar melalui proses nomor urut pendaftaran (NUP) untuk mengecek permintaan pasar. Pasokan pra-penjualan diperkirakan akan tetap stabil hingga kuartal kedua 2021," kata Arief Rahardjo, Director Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia. 

Baca Juga: Pasokan Apartemen di Jakarta Tidak Bergerak Akibat Pandemi COVID-19

Cushman & Wakefield mencatat, sebanyak 228 unit apartemen terserap oleh pasar pada Kuartal I 2021, atau turun 94% dari sebanyak 3.797 unit yang terjual di Kuartal I 2020 (YoY). Meski beberapa orang terlihat mulai tertarik untuk membeli unit, cukup banyak pula pembatalan transaksi yang terjadi.

Tingkat penjualan berada di 93,4%, sedikit meningkat sebanyak 0,4% dibandingkan Kuartal I 2021, sementara tingkat pra-penjualan menurun sebanyak 0,5% dari 61,7% pada akhir 2020 ke posisi 61,2%. Dengan adanya relaksasi PPN dari pemerintah dan jumlah pasokan yang rendah, tingkat penjualan secara umum diperkirakan akan meningkat hingga akhir tahun.

"Sementara itu, rata-rata tingkat kekosongan unit pada apartemen sedikit menurun ke 50,6%, dikarenakan unit eksisting baru masih berada dalam proses serah terima secara bertahap," kata Arief.

Baca Juga: Harga Sewa Apartemen di Jakarta Dalam Tekanan

Rata-rata kenaikan harga apartemen di Jakarta dan sekitarnya pada Kuartal I 2021 tercatat hanya 0,2% dibanding kuartal sebelumnya, atau mencapai Rp43.300.000 per meter persegi. Lambannya kenaikan harga mengindikasikan bahwa kondisi pasar belum sepenuhnya bangkit dari dampak pandemi COVID19.

Diskon, promo, dan subsidi uang muka dari pengembang masih banyak terlihat untuk mendongkrak transaksi, sementara harga pasar sekunder terlihat sangat kompetitif. Rata-rata harga jual unit diprediksi akan naik secara perlahan selama 2021, seiring dengan kecilnya perkembangan permintaan di pasar, terutama pada proyek yang masih dalam masa konstruksi.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)