Harga Sewa Apartemen di Jakarta Dalam Tekanan

Hanya satu proyek baru apartemen servis (serviced apartment) yang masuk ke pasar apartemen sewa Jakarta selama Kuartal III 2020.

The Intercontinental Residence Jakarta (Foto: pondokindahgroup.co.id)
The Intercontinental Residence Jakarta (Foto: pondokindahgroup.co.id)

RealEstat.id (Jakarta) - Selama kuartal III 2020, hanya satu proyek baru apartemen servis (serviced apartment) masuk ke dalam pasar apartemen sewa Jakarta. The Intercontinental Residence Jakarta Pondok Indah, berlokasi di Jalan Metro Pondok Indah, telah menambah 193 unit ke pasokan eksisting Apartemen Servis Jakarta yang kini berjumlah 5.390 unit. Demikian laporan bertajuk MarketBeat yang dirilis Cushman & Wakefield Indonesia.

Lini DjafarExecutive Director Residential Cushman & Wakefield Indonesia mengatakan, angka tersebut juga membawa total pasokan seluruh sub-sektor apartemen sewa di Jakarta ke 152.125 unit di akhir September 2020.

Baca Juga: Pasar Apartemen Sewa Jakarta: Permintaan Turun, Harga Stagnan

"Beberapa proyek apartemen servis yang masih dalam proses konstruksi, seperti Somerset Kencana dan Somerset Sudirman yang sebelumnya diperkirakan untuk mulai beroperasi di akhir 2020, mungkin akan tertunda dikarenakan pandemi COVID-19 yang masih berlangsung," jelas Lini Djafar, dalam siaran pers yang diterima RealEstat.id.

Permintaan Staycation Meningkat
Cushman & Wakefield Indonesia mencatat, tidak ada permintaan dari penyewa ekspatriat yang tercatat selama periode ini, selaras dengan masih berlakunya pembatasan perjalanan untuk masuk ke Indonesia. Hal ini juga berlaku pada kontrak sewa yang berakhir dan tidak diperbarui lagi, dikarenakan beberapa ekspatriat yang pulang ke negara asalnya dan beberapa perusahaan yang menghentikan sementara kegiatan operasionalnya selama pandemi.

Baca Juga: Apartemen Sewa Jakarta Andalkan Permintaan ‘Staycation’

Pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada Juli dan Agustus sempat sedikit menaikkan tingkat hunian apartemen servis ke 43,4%, dengan adanya permintaan dari tamu yang menginap untuk jangka pendek (yang didominasi oleh penduduk lokal) untuk staycations pada akhir pekan, meski dengan adanya tambahan pasokan selama kuartal ini.

"Jika pembukaan aktivitas ekonomi dan bisnis di Jakarta berlanjut secara bertahap, permintaan tamu jangka pendek ini diperkirakan dapat memperbaiki tingkat hunian dalam sub-sektor ini pada kuartal-kuartal selanjutnya" terang Lini Djafar.

Baca Juga: Meikarta Dominasi Pasokan Baru Apartemen di Kuartal III 2020

Kendati Apartemen Khusus Sewa juga terdampak dari kontrak sewa yang tidak diperbarui dan penundaan transaksi penyewaan baru selama kuartal ini, tingkat huniannya secara umum masih dapat dipertahankan di 59,7%. Hal ini dikarenakan banyaknya sewa jangka panjang yang masuk sebelum pandemi.

Hunian pada sub-sektor ini diproyeksikan untuk tidak mengalami perubahan secara relatif hingga akhir tahun ini. Sebaliknya, sub-sektor Kondominium Sewa mengalami penurunan tingkat hunian yang lebih tajam sebanyak 2,0% dari kuartal sebelumnya, ke 55%, walau dalam perbandingan year-on-year angka ini masih lebih tinggi dibanding tingkat hunian pada periode yang sama di 2019.

Harga Sewa di Bawah Tekanan
Meskipun terjadi fluktuasi Rupiah terhadap Dolar AS pada kuartal ketiga, harga sewa rata-rata untuk Apartemen Khusus Sewa dan Apartemen Servis masih tidak mengalami perubahan secara relatif, masing-masing berada pada Rp 241.550,00 dan Rp 370.431,00 per meter persegi per bulan.

Baca Juga: Apa Imbas PSBB Jilid 2 Bagi Bisnis Properti di Ibu Kota?

Namun, penurunan hunian di Kondominium Sewa menyebabkan harga sewa rata-rata menurun sebanyak 5,2% dari kuartal sebelumnya ke Rp 156.973,00 per meter persegi per bulan, dengan pemilik unit individual telah bersiap untuk menerima harga sewa yang jauh lebih rendah di tengah berlangsungnya pandemi.

"Secara umum, harga sewa diperkirakan untuk tetap berada di bawah tekanan hingga akhir tahun," pungkas Lini.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)