RealEstat.id (Jakarta) - Hingga akhir 2021, Pemerintah menargetkan penyelesaian 14 ruas tol, termasuk ruas tol Trans Sumatera dan Jabodetabek. Sebagaimana pembangunan infrastruktur lain, rampungnya ruas jalan tol tentu membuka peluang investasi sektor properti dalam beberapa tahun ke depan.
Monica Koesnovagril, Head of Advisory Services Colliers Indonesia menjelaskan, dengan mempertimbangkan situasi di Jawa, pengoperasian jalan tol seharusnya memicu perkembangan properti di sepanjang jalur tersebut, terutama perkembangan industri dan perumahan (yang kemudian didukung oleh perkembangan komersial).
Baca Juga: Gerbang Tol Diresmikan, Investasi Properti di Sawangan Makin Menggiurkan
"Oleh karena itu, pembukaan tol Trans Sumatera diproyeksikan juga akan memicu pertumbuhan pembangunan properti di sepanjang ruas tersebut," tutur Monica Koesnovagril dalam siaran pers yang diterima RealEstat.id.
Tol Trans Sumatera akan menghubungkan delapan provinsi di Pulau Sumatera, mulai dari Aceh di utara hingga Lampung di selatan (jalan tol utama dan jalan tol pendukung). Pada kuartal pertama tahun 2021, pertanian merupakan sektor ekonomi utama di delapan provinsi, menyumbang 22% hingga 32% dari PDRB di setiap provinsi, kecuali Sumatera Selatan.
Setelah pertanian, perdagangan menjadi sektor ekonomi utama di enam provinsi, memberikan PDRB 11%-19% di setiap provinsi. Manufaktur adalah sektor utama di empat provinsi, menyumbang 20%-28% dari PDRB. Pertambangan merupakan sektor utama di tiga provinsi, menyumbang 13%-20% dari PDRB.
Baca Juga: Rampung 2021, Tol Cibitung-Cilincing Akan Lengkapi Struktur Jaringan JORR-2
"Melihat struktur ekonomi di Sumatera, kawasan industri penunjang pertanian dan pertambangan berpeluang menjadi jenis utama pertumbuhan properti di sepanjang ruas tol Trans Sumatera. Jalan tol juga harus memudahkan akses ke properti, serta tujuan wisata yang unik dan beragam di seluruh pulau. Oleh karena itu, sektor pariwisata dan perhotelan juga akan tumbuh sejalan dengan beroperasinya jalan tol ini," kata Monica.
Selanjutnya, pertumbuhan sektor industri dan perhotelan akan menjadi daya tarik bagi pengembangan perumahan, komersial dan fasilitas pendukung lainnya, termasuk fasilitas pendidikan serta kesehatan. Dengan selesainya pembangunan tersebut, diharapkan perputaran ekonomi akan lebih cepat dan besar, terutama terkait ekspor dan impor serta nilai investasi kawasan industri yang besar.
"Untuk sektor pariwisata diharapkan terjadi peningkatan pertumbuhan jumlah pengunjung, sedangkan di sektor perumahan diharapkan kebutuhan akan semakin terpenuhi, dan angka transaksi menjadi positif," jelasnya.
Baca Juga: Potensi Kawasan Industri di Luar Jabodetabek
Sementara itu, Director Industrial & Logistics Services Colliers Indonesia, Rivan Munansa memaparkan, untuk menghindari kesalahan di masa depan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan pengembang untuk memastikan kawasan industri terintegrasi dengan infrastruktur. Sebagai pengembang, imbuhnya, hal terpenting yang harus dimiliki adalah akses informasi yang tepat dan valid terkait pemetaan infrastruktur yang akan terus dibangun dan dikembangkan di Indonesia.
"Lokasi infrastruktur menunjukkan potensi terbesar untuk pengembangan di masa depan, sehingga penting untuk melakukan studi kelayakan yang terperinci dan akurat agar memastikan tidak ada kesalahan perhitungan dalam persiapan dan kemajuan proyek. Peta pembangunan infrastruktur harus selalu dicermati agar bila ada perubahan dalam bentuk apapun, pengembang bisa sigap dalam mencari alternatif atau merumuskan solusi yang tepat," urai Rivan Munansa.
Baca Juga: Bisnis Sistem Pembayaran Transportasi Makin Prospektif
Lebih lanjut, Monica menerangkan terkait proyeksi iklim investasi di Indonesia dan perkembangan sektor properti dalam waktu dekat. Menurutnya, untuk membuat proyeksi 2022, kita harus melihat tingkat kemajuan pembangunan yang ditargetkan selesai tahun ini.
"Meski kini pemerintah cukup fokus menggaet investor asing, tampaknya pasar domestik akan terus mendominasi, setidaknya pada 2021. Peran pasar domestik tetap sangat penting dalam pembangunan infrastruktur dan faktor pendukung lainnya di Indonesia," pungkasnya.