RealEstat.id (Jakarta) - Beberapa tahun terakhir, tren urban farming atau berkebun di kota besar makin marak. Dengan tips dan trik yang tepat, banyak pula warga perkotaan yang memanfaatkan keterbatasan lahan dan sukses memanen hasil "kebun" sendiri, baik untuk kebutuhan sehari-hari, bahkan dijual.
Sejumlah tips urban farming juga diberikan para ahli, salah satunya adalah Arjan Stephens, wakil presiden eksekutif Nature's Path Organic Foods. Ada sepuluh tips sederhana yang diungkapkan Arjan agar urban farming sukses. Berikut ini nukilannya, seperti dimuat di laman prnewswire.com:
Baca Juga: Tertarik Bercocok Tanam di Rumah? Begini Tips untuk Memulainya
1. Ruang Terbatas Bukan Masalah
Tidak semua warga di kota punya halaman belakang, atap, atau balkon di rumahnya. Solusinya, mulailah menggunakan rak tanaman susun atau taman kontainer sebagai tempat menanam. Namun Anda perlu mempertimbangkaan penggunaan pot hias yang dibuat “sebatas” untuk memperindah lokasi menanam, bukan untuk meningkatkan kualitas tanaman yang Anda budidayakan.
Cobalah memanfaatkan ember besar yang mayoritas harganya lebih murah dibandingkan pot hias. Memanfaatkan wadah daur ulang alat-alat rumahtangga seperti kaleng cat atau mainan anak jadi pilihan lebih bijak.
2. Jenis Tanaman
Pilihlah jenis tanaman hias, sayuran, dan herbal yang mudah tumbuh di perkotaan. Anda bisa menanam sayuran yang berakar dangkal, seperti selada dan lobak yang juga tidak membutuhkan tempat luas untuk tumbuh.
Baca Juga: 10 Tips Berkebun di Musim Hujan yang Penting Diketahui
3. Komunitas Itu Penting
Bergabung dengan komunitas urban farming atau Anda bisa membentuk kelompok sendiri dengan tetangga. Tujuannya, bergotong-royong menghijaukan lingkungan tempat tinggal Anda sekaligus memberdayakan warga dengan hasil ekonomis jika hasil panennya berlimpah dan bisa dijual.
Anda bisa membuat kebun sendiri-sendiri atau memanfaatkan fasilitas umum di sekitar tempat tinggal untuk dikelola bersama. Anda juga sebaiknya menyamakan visi dan misi terlebih dulu dengan tetangga sekitar, terutama soal tujuan program urban farming.
4. Teknik Menanam
Pilih teknik sederhana untuk menanam. Anda harus bisa memastikan tanah yang jadi media tanam padat sehingga tanaman Anda kokoh untuk tumbuh dan berkembang.
Baca Juga: Tips Membasmi Gulma dan Rumput Liar Tanpa Racun Berbahaya
5. Rak Susun dan Kontainer
Gunakan rak susun tanaman atau kontainer tanaman yang bisa dipindah-pindahkan sesuai dengan kebutuhan terhadap sinar matahari. Pertumbuhan tanaman yang baik tentu dibarengi dengan asupan sinar matahari yang sesuai, tidak kekurangan dan kelebihan.
6. Perhatikan Tanaman Merambat
Buat ruang kecil untuk tanaman yang merambat atau tumbuhnya secara vertikal seperti labu, timun, kacang-kacangan dan tomat.
7. Drainase
Pastikan drainase di wadah yang Anda gunakan untuk menanam cukup. Pot daur ulang sebagai tempat tanaman biasanya dilubangi secukupnya untuk mencegah air menggenangi tanaman. Ukuran lubang juga harus cukup untuk mengeluarkan kelebihan air.
Baca Juga: Tips Membuat Pupuk Kompos dari Sampah Organik di Rumah
8. Disiplin Menyiram Tanaman
Perhatian terhadap tanaman disesuaikan dengan usianya. Semakin besar tanamannya, penyiraman biasanya dilakukan tiap pagi dan sore. Referensi yang tepat diperlukan agar Anda juga bijak memanfaatkan air untuk menyiram.
9. Pupuk Organik
Gunakan pupuk organik, bukan pestisida. Keamanan tanaman yang Anda panen saat dikonsumsi nantinya lebih sehat jika menggunakan pupuk organik/kompos. Kandungan bahan kimia di pupuk anorganik/pestisida bisa membahayakan kesehatan Anda dan orang-orang yang menikmati hasil panen urban farming.
10. Nikmati Prosesnya
Hobi yang dilakukan dan menghasilkan tentu jadi impian semua orang. Kegemaran berdampak ekonomis terasa lebih “manis” karena dikerjakan dengan semangat “tak terbatas”. Begitu juga urban farming jika dilakukan dengan tujuan atau niat menyalurkan kegemaran berkebun Anda. Stres pun berkurang dan senyum Anda semakin berkembang saat panen dan mengonsumsinya bersama orang-orang terdekat.
Semoga tips urban farming ini bermanfaat!