Targetkan Jadi Mortgage Bank Terbaik di ASEAN, Ini Sejumlah Strategi Bank BTN

Memiliki visi untuk menjadi “The Best Mortgage Bank in Southeast Asia” di 2025, Bank BTN menerapkan sejumlah strategi.

Foto: RealEstat.id
Foto: RealEstat.id

RealEstat.id (Jakarta)PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. mendulang kesuksesan meski di tengah pandemi Covid-19 yang menghantam perekonomian Tanah Air. Menggenapi tahun 2020, bank yang fokus pada pembiayaan perumahan ini justru mencatatkan pertumbuhan laba bersih 665,71% secara tahunan (yoy).

Melesatnya capaian laba bersih tersebut didukung oleh lima strategi utama emiten bersandi saham BBTN yang dilalukan sepanjang 2020 silam. Demikian penuturan Nixon LP Napitupulu, Plt. Direktur Utama Bank BTN dalam Paparan Kinerja, Senin (15/2/2021).

Baca Juga: Laba Melesat 665,71% di 2020, Bank BTN Andalkan 5 Strategi

Menurut Nixon, lima inisiatif strategi utama Bank BTN di 2020, dilaksanakan untuk mendukung kinerja dan fundamental bisnis Bank BTN ke depan. Kelima bidang inisiatif strategi utama yang telah dijalankan Bank BTN adalah memaksimalkan penerapan Good Corporate Governance (GCG), sentralisasi proses bisnis, penguatan permodalan dan pendanaan, peningkatan kualitas kredit, dan efisiensi.

Dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG), Bank BTN meluncurkan whistle blower system yang dikelola oleh pihak luar (eksternal) yang tidak terbatas pada karyawan, tetapi juga mitra kerja.

“Jadi, whistle blower ini independen yang ditujuk oleh pihak direksi dan komisaris,” kata Nixon LP Napitupulu.

Baca Juga: Bank BTN Tawarkan Suku Bunga KPR Berjenjang Mulai 4,71%

Selain itu, Bank BTN juga telah memiliki Sertifikasi ISO 37001:2016 untuk bidang kredit komerial dan bidang pengadaan, di samping Sertifikasi Ahli Pembangunan Integritas dengan KPK.

Kedua, dalam proses bisnis, imbuhnya, Bank BTN melakukan sentralisasi proses operasional kredit konsumer untuk proses yang lebih prudent dan efisien. Hasilnya, rasio early payment default tahun 2020 membaik menjadi 0,14%. Bandingkan dengan angka di 2019 yang mencapai 0,46%.

Di samping itu, piloting sentralisasi proses kredit komersial, dengan membangun commercial banking center (CBC) dan akan diimplementasikan secara penuh di 2021,” kata Nixon.

Baca Juga: DPR dan Asosiasi Pengembang Dukung Menteri BUMN Tertibkan Bisnis Bank Himbara

Ketiga, di sisi permodalan dan pendanaan, inisiatif penguatan permodalan melalui junior global bond (tier 2 capital) sebesar USD300 juta.

Kerja sama pendanaan dilakukan dengan menggandeng Japan Bank For International Cooperation (JBIC), Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), dan Asian Development Bank (ADB) untuk mengembangkan perumahan segmen milenial di daerah perkotaan.

Keempat, peningkatan kualitas kredit dilakukan dengan memperkuat channel penjualan kredit macet melalui pengembangan portal rumah murah dan kerja sama investor untuk penyelesaian kredit macet dalam jumlah besar (bulk).

Baca Juga: Bank BTN dan AFD Prancis Tawarkan Pembiayaan Rumah Rendah Emisi

“Hasilnya, penjualan kredit hapus buku terealisasi Rp167,6 miliar atau tumbuh 47,8% secara tahunan (yoy),” terangnya. “Di samping itu, kami juga melakukan digitalisasi proses untuk meningkatkan efektivitas collection melalui implementasi mobile collection dan digital verification.”

Terakhir, peningkatan efisiensi dilakukan melalui transformasi proses pengadaan barang dan jasa, salah satunya sentralisasi pengadaan dan pengelolaan vendor.

“Kami juga melakukan substitusi layanan ke branchless banking, dengan menutup 125 kantor cabang pembantu dan kantor kas Bank BTN di 2020 lalu. Di tahun ini, setidaknya ada 30 cabang akan ditutup di semester pertama,” kata Jasmin, Direktur Distribution & Retail Funding Bank BTN menambahkan.

Enam Kebijakan di 2021
Menyusul kesuksesan di 2020, Bank BTN membuat enam kebijakan yang bertujuan untuk terus bertransformasi menggapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan Visi Bank BTN untuk menjadi “Best Mortgage Bank in Southeast Asia” di 2025.

“Pertama, kami melakukan transformasi model operasional cabang yang lebih berorientasi pada sales dan service, melalui sentralisasi operasional dan proses kredit. Kedua, memperkuat kontribusi KPR Subsidi (SSB, FLPP, Tapera, dan BP2BT) dan mengembangkan KPR Non-Subsidi melalui Kerjasama B2C, bekerjasama dengan sepuluh top developer dan melakukan digitalisasi proses,” papar Nixon.

Kebijakan ketiga, imbuhnya, mengembangkan bisnis SME berbasis value chain perumahan dengan memperluas kemitraan sepanjang ekosistem perumahan. Keempat, partnership sebagai strategi pertumbuhan anorganik di bisnis perumahan dengan melakukan penyertaan di bidang modal ventura, asuransi jiwa, dan manajemen investasi.

Baca Juga: Ulang Tahun KPR BTN ke-44, Bank BTN Rilis Bunga Kredit 4,44%

Di samping itu, Bank BTN juga melanjutkan perbaikan proses bisnis perkreditan untuk proses yang lebih prudent, cepat dan efisien melalui sentralisasi proses kredit komersial SME (Small Medium Enterprises).

Kebijakan terakhir adalah mempercepat penyelesaian kredit macet melalui kerjasama penjualan kredit macet secara bulk dengan investor/institusi keuangan dan membentuk anak usaha asset management.

Dengan semua kebijakan dan strategi tersebut, di 2021 ini Bank BTN memasang target pertumbuhan kredit 7% - 9% dan Dana Pihak Ketiga (DPK) 7% - 9%. Sementara Rasio NPL (gross) ditargetkan turun jadi 3,5% - 3,7%, sedangkan laba bersih menjadi Rp2,5 triliun - Rp2,8 triliun.

Potensi Bisnis Bank BTN di 2021
Lebih lanjut, Nixon memaparkan, sejalan dengan prospek perbaikan ekonomi di 2021, terdapat beberapa potensi yang menjadi fokus Bank BTN dalam mengembangkan bisnis ke depan.

“Tahun ini, proyek konstruksi perumahan sudah mulai berjalan kembali. Proyek perumahan segmen menengah atas yang sebelumnya tertunda sudah mulai berjalan. Hal ini adalah peluang untuk meningkatkan kerja sama dengan top developer dan penjualan secara langsung,” katanya.

Baca Juga: Sambut HUT Ke-71, Bank BTN Helat Lomba Karya Tulis dan Foto Jurnalistik

Dengan mulai berjalannya proyek perumahan, urai Nixon, maka akan muncul potensi untuk mengembangkan bisnis SME berbasis value chain di sektor perumahan.

“Tahun ini juga merupakan waktu yang membuka peluang bisnis transaksional properti berbasis digital. Virtual dan cashless lifestyle yang semakin masif, menjadi potensi pengembangan bisnis secara digital, sehingga penetrasi fintech dan e-commerce menjadi semakin masif,” pungkasnya.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Paparan Kinerja Bank BTN  Kuartal I 2024, Kamis, 25 April 2024. (Foto: Dok. Realestat.id)
Paparan Kinerja Bank BTN Kuartal I 2024, Kamis, 25 April 2024. (Foto: Dok. Realestat.id)
Kegiatan Fuse Care di Bogor (Foto: Istimewa)
Kegiatan Fuse Care di Bogor (Foto: Istimewa)