Tak Ada Proyek Baru, Pasar Apartemen Jabodetabek di Titik Nadir?

Jumlah unit apartemen di area Bodetabek mencapai 161.489 unit, atau mewakili 43% dari total pasokan di kawasan Jabodetabek.

Apartemen di Jakarta (Foto: realestat.id)
Apartemen di Jakarta (Foto: realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) – Secara kumulatif, total pasokan apartemen di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) mencapai 375.438 unit pada Kuartal II 2023. Angka ini meningkat sebesar 0,29% dibanding kuartal sebelumnya dan 6,8% dibanding periode yang sama di tahun 2022.

Menurut catatan Konsultan properti Cushman & Wakefield Indonesia, sebanyak 1.090 unit apartemen dari tiga proyek diselesaikan pada Kuartal II 2023, di mana sebagian besar berlokasi di Jakarta Selatan.

"Pada periode yang sama, tidak ada proyek baru yang diperkenalkan ke pasar dan total pasokan apartemen yang direncanakan tetap tidak berubah, yakni sebesar 112.089 unit," jelas Arief RahardjoDirector Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia.

Baca Juga: Membaik, Pasokan Apartemen Jabodetabek di 2023 Didominasi Kelas Menengah

Kendati beberapa pengembang masih menguji kondisi pasar dengan melakukan pra-registrasi minat untuk proyek- proyek mereka di masa depan, sebagian besar pengembang fokus pada pemasaran pasokan saat ini.

Pasokan apartemen yang akan masuk pasar, didominasi oleh segmen menengah bawah sebesar 45,8%, diikuti oleh segmen menengah, menengah atas, dan atas masing-masing sebesar 40,3%, 9,3%, dan 4,6%.

Dari segi lokasi, tambahan pasokan dari proyek-proyek yang sudah ada dan yang akan datang terjadi di area Bodetabek, sebagian besar di Bekasi dan Tangerang. Jumlah unit apartemen yang ada di area Bodetabek mencapai 161.489 unit, atau mewakili 43% dari total pasokan di kawasan Jabodetabek.

Sementara itu, pasokan apartemen yang direncakana di area Bodetabek diperkirakan mencapai 87.388 unit atau 78% dari total pasokan yang direncanakan.

Baca Juga: Catat! Serah Terima Apartemen Jakarta Naik 4 Kali Lipat di 2023

Pasar apartemen Jabodetabek tetap stabil, dengan tingkat penjualan apartemen yang sudah ada tercatat sebesar 93,6%, menunjukkan peningkatan hanya 0,4% dari kuartal sebelumnya dan 0,1% YoY (tahun ke tahun).

Sementara itu, tingkat pra-penjualan proyek apartemen yang diusulkan meningkat sebesar 1,15% dari kuartal sebelumnya menjadi 60,4%, menyisakan 44.428 unit stok masa depan yang harus diserap.

Dalam hal tingkat penyerapan secara keseluruhan baik dari apartemen yang sudah ada dan yang direncanakan, mengalami peningkatan sebesar 21% dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu.

Tingkat hunian pada kuartal ini mencapai tingkat hunian tertinggi sejak pandemi, yaitu 57,8% (2,03% QoQ/kuartal ke kuartal, 6,8% YoY). Peningkatan terbesar dalam tingkat hunian terjadi di area CBD Jakarta dan area sekunder yang berdekatan dengan universitas.

Baca Juga: Pasar Apartemen Jakarta Tunjukkan Tren Positif, Meski Harga Masih Stagnan

Transaksi secara keseluruhan selama kuartal kedua tahun 2023 didominasi oleh proyek kelas menengah ke bawah, sebesar 70,2% dari total transaksi. Pada kuartal-kuartal mendatang, kelas menengah ke bawah diperkirakan akan tetap mendominasi pasar.

Di sisi lain, tren harga apartemen di Jabodetabek relatif stabil sepanjang Kuartal II 2023, berada di Rp47.700.000 per meter persegi (0,6% QoQ dan 7% YoY).

Harga apartemen di area CBD Jakarta naik sebesar 5,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi Rp58.900.000 per meter persegi, sedangkan apartemen di lokasi primer mengalami kenaikan tahunan yang lebih rendah sebesar 4,8% menjadi Rp50.500.000 per meter persegi.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)