Membaik, Pasokan Apartemen Jabodetabek di 2023 Didominasi Kelas Menengah

Transaksi di 2023 akan didominasi segmen menengah yang berada di area sekunder seperti Tangerang dan Bekasi.

Foto: realestat.id
Foto: realestat.id

RealEstat.id (Jakarta) - Memasuki 2023, sejumlah pengembang proyek apartemen di Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi) yang menunda jadwal serah terima pada 2022, akan melanjutkan kembali kegiatan konstruksi mereka.

Konsultan properti Cushman & Wakefield Indonesia memperkirakan, sebanyak 26.059 unit apartemen di Jabodetabek diproyeksikan akan selesai tahun 2023 ini, atau meningkat sekitar 70% secara tahunan (year-on-year/YoY).

"Hingga akhir tahun 2022, diperkirakan ada sekitar 3.138 unit apartemen yang memasuki pasar. Kebanyakan berasal dari segmen menengah ke bawah," Arief RahardjoDirector of Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia, dalam pemaparan "Kilas Balik Pasar Properti 2022 & Proyeksi 2023" beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Pasar Apartemen Jakarta Tunjukkan Tren Positif, Meski Harga Masih Stagnan

Menurutnya, proyek apartemen dari segmen menengah dan menengah ke bawah masih mendominasi pasokan di Jabodetabek sepanjang 2023. Terkait antisipasi ketidakpastian ekonomi pada 2023, pengembang diharapkan melakukan Nomor Urut Pemesan (NUP) sebelum meluncurkan proyeknya, sebagai bentuk antisipasi/cek daya tarik pasar.

Data Cushman & Wakefield Indonesia menyebut, pada tahun 2023, tingkat penyerapan bersih diperkirakan akan membaik dan bangkit kembali ke tingkat penyerapan bersih sebelum pandemi seperti pada tahun 2019.

"Transaksi pada tahun 2023 diproyeksikan akan didominasi oleh pengembangan segmen menengah dengan kisaran harga Rp14 juta – Rp22 juta per meter persegi dan kemungkinan terjadi di area sekunder seperti Tangerang dan Bekasi," terang Arief Rahardjo.

Baca Juga: Apartemen Jabodetabek: Pasokan Meningkat, Penyerapan Melemah

Transaksi penjualan mungkin masih didominasi oleh proyek-proyek yang ada. Tingkat hunian pada tahun 2023 dapat terus meningkat ke level 59%, seiring dengan kembalinya aktivitas kuliah dan kerja normal mulai semester kedua tahun 2022.

Harga diproyeksikan akan tetap stabil dengan sedikit pertumbuhan harga karena situasi ekonomi yang masih tidak terduga. Kenaikan harga tertinggi diperkirakan terjadi di kawasan sekunder, sementara kenaikan harga di kawasan lainnya relatif stabil.

Pasar apartemen Jabodetabek diproyeksikan akan membaik pada tahun 2023 dan dapat bangkit kembali ke tingkat permintaan pra-pandemi. Namun, pertumbuhan pasokan apartemen dan pertumbuhan harga penjualan diperkirakan hanya tumbuh pada tingkat yang moderat.

Baca Juga: Pasokan Apartemen Sewa di Jakarta Bertambah 1.688 Unit Dalam Dua Tahun

Sementara itu, pasar apartemen sewa Jabodetabek di 2023 masih akan mendapat penambahan pasokan dari dua proyek service apartment, yaitu: Ascott Stature Menteng dan Park Royal Service Suites akan rampung tahun ini.

"Penyerapan bersih dan permintaan diproyeksikan akan meningkat pada tahun 2023 dengan permintaan menginap jangka pendek menjadi tren baru karena perjalanan bisnis terus berlanjut," ujar Arief.

Tingkat kekosongan yang lebih rendah diperkirakan dengan kembalinya permintaan baru yang akan dikonversi menjadi tingkat hunian di mana tingkat pasokan baru akan tetap rendah karena pengembang masih akan menahan peluncuran proyek baru sambil menunggu pemulihan kondisi pasar secara umum.

Baca Juga: Jakarta Kedatangan 24.775 Unit Apartemen Baru di Rentang 2022 - 2025

Meskipun daya serap bersih masih positif, harga sewa diperkirakan akan stabil di tahun 2023 mengantisipasi situasi ekonomi yang tidak terduga. Kendati demikian, pertumbuhan sewa yang negatif tidak akan berlanjut seiring dengan membaiknya tingkat hunian.

"Selama masa pemulihan pascapandemi, pemulihan ekonomi telah membawa dampak positif bagi pasar apartemen sewa. Permintaan menginap jangka pendek yang meningkat pascapandemi menjadi tren baru dan penyesuaian untuk mempertahankan hunian di subsektor service apartment," tutur Arief.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Kawasan SCBD Jakarta (Foto: realestat.id)
Kawasan SCBD Jakarta (Foto: realestat.id)