Pasokan Apartemen Sewa di Jakarta Bertambah 1.688 Unit Dalam Dua Tahun

Optimisme muncul dari indikasi bahwa setidaknya ada tujuh proyek apartemen sewa di Jakarta yang akan masuk pasar di tahun 2022.

Tipe Studio menjadi salah satu unit yang banyak dipilih masyarakat untuk sewa apartemen. (Foto: Arsitag)
Tipe Studio menjadi salah satu unit yang banyak dipilih masyarakat untuk sewa apartemen. (Foto: Arsitag)

RealEstat.id (Jakarta) - Pandemi Covid-19, tak dapat disangkal turut memberi dampak negatif bagi sektor apartemen sewa di Jakarta. Di dua tahun terakhir, proses pembangunan apartemen sewa tertahan, menyusul berkurangnya kedatangan WNA yang biasanya mengisi unit.

Sementara itu, arus balik WNA (Warga Negara Asing) ke negaranya masing-masing dan kembali setelah repatriasi, mewarnai fluktuasi performa sektor apartemen sewa di Ibukota Jakarta. Demikian catatan Knight Frank Indonesia selama Semester II 2021.

Secara umum, Knight Frank Indonesia melihat, sektor apartemen sewa di Jakarta pada semester kedua tahun 2021 masih mengalami stagnasi. Hal ini terlihat dari total pasokan apartemen sewa yang bergeming di angka 8.919 unit.  

Baca Juga: Apartemen Sewa Jabodetabek: Okupansi Membaik, Tarif Masih Tertekan

"Optimisme muncul dari indikasi bahwa setidaknya ada tujuh proyek apartemen sewa yang akan masuk pasar di tahun 2022," jelas Syarifah SyaukatSenior Research Advisor Knight Frank Indonesia dalam pemaparan 'Jakarta Property Highlight Semester II 2021', Kamis (10/2/2022).

Knight Frank Indonesia mencatat sebanyak 1.688 unit pasokan apartemen sewa akan masuk ke pasar hingga tahun 2023, di mana 70% proyek berada di kawasan CBD. Sebanyak 1.160 unit akan masuk di 2022, sementara 528 unit lain di 2023.

"Sebagian besar atau 86% dari future project yang menyatakan akan masuk pasar tahun 2022 telah mengalami penundaan sebelumnya," kata Syarifah Syaukat.

Baca Juga: Harga Sewa Apartemen di Jakarta Dalam Tekanan

Harga sewa dan tingkat hunian masih apartemen di bawah tekanan. Sebagian besar proyek apartemen masih menahan harga sewa, meski ada beberapa yang telah kembali ke harga sebelum pandemi. Rerata harga sewa tercatat menurun di kisaran -1% hingga -12%.

Sementara itu, rerata tingkat penyewaan di Semester II 2021 sebesar 58,4%, atau membaik dari semester sebelumnya (qtq), namun masih menurun dibandingkan tahun sebelumnya (yoy).

Apartemen sewa (serviced apartement) dengan tingkat hunian dan rerata harga sewa yang bertahan, umumnya berada di wilayah CBD Jakarta. Sedangkan, apartemen sewa (non-serviced) dengan tingkat hunian yang bertahan, umumnya berada di wilayah Prime Non-CBD, seperti Pondok Indah dan Kebayoran Baru.

Baca Juga: Apartemen Sewa Jakarta Andalkan Permintaan 'Staycation'

Program staycation masih menjadi strategi mempertahankan tingkat hunian dengan menyerap konsumen lokal. Pasalnya, WNA masih belum mengisi hunian dengan normal, seperti pra pandemi.

Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia, menyebutkan, operator apartemen sewa optimistis terjadi peningkatan okupansi di tahun 2022, seiring pelonggaran kebijakan Pemerintah dan PPN ditanggung operator. Apalagi, saat ini, apartemen sewa telah menerapkan protokol kesehatan dan mengantongi sertifikat CHSE.

“Performa tahun ini seharusnya lebih baik dari tahun sebelumnya. Proyek-proyek baru apartemen sewa yang siap masuk ke pasar akan memberikan continuous spirit dalam perbaikan performa sektor apartemen sewa,” tutup Willson Kalip.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)