Signify Foundation Terangi Desa-desa di Pedalaman NTT

Signify Foundation mendistribusikan unit Philips LifeLight berbasis tenaga surya untuk rumah dan unit Philips SunStay untuk menerangi jalan umum.

Program yang didanai Signify Foundation ini membawa pencahayaan ke 16 desa yang belum terjangkau listrik di Kabupaten Kupang dan Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Program yang didanai Signify Foundation ini membawa pencahayaan ke 16 desa yang belum terjangkau listrik di Kabupaten Kupang dan Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT).

RealEstat.id (Jakarta) – Signify melanjutkan komitmen untuk menerangi masyarakat di daerah terpencil di Indonesia melalui program Signify Indonesia Kampung Terang Hemat Energi (KTHE). Program yang didanai Signify Foundation ini membawa pencahayaan ke 16 desa yang belum terjangkau listrik di Kabupaten Kupang dan Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Program ini mendistribusikan 1.375 unit Philips LifeLight kepada rumah-rumah yang membutuhkan dan membangun 16 titik lampu jalan baru menggunakan Philips SunStay di 8 desa dan jalur penghubungnya di Kupang. Di Sumba Tengah, 1.826 unit Philips LifeLight disalurkan untuk rumah tangga serta 3 puskesmas di 8 desa.

Dedy Bagus Pramono, Country Leader Signify Indonesia mengatakan, bagi banyak orang, pencahayaan dianggap sepele. Meskipun ini merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, masih ada masyarakat tak terjangkau listrik yang aktivitasnya terbatas pada siang hari.

Baca Juga: Signify Resmikan Showroom Luminer Cetak 3D Philips

Hal ini, imbuhnya, tentu saja mengurangi produktivitas mereka secara keseluruhan dan membatasi kemampuan mereka untuk mencari nafkah, di samping risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh lampu minyak, lilin, dan obor.

“Sebagai perusahaan yang sudah hadir di Indonesia selama lebih dari 125 tahun, kami berkomitmen untuk membantu meningkatkan kehidupan masyarakat di Indonesia, dan kami melakukannya dengan cara terbaik yang kami bisa, yaitu melalui pencahayaan. Program KTHE adalah bukti komitmen berkelanjutan kami untuk menerangi kehidupan masyarakat,” tutur Dedy Bagus Pramono.

Didukung oleh Signify Foundation, sebuah organisasi yan didedikasikan untuk mendukung masyarakat yang kurang mampu dan kurang terlayani di seluruh dunia dengan memberikan akses terhadap pencahayaan, Signify menyediakan pencahayaan LED bertenaga surya untuk memungkinkan masyarakat di daerah pedesaan terpencil untuk melakukan aktivitas sehari-hari saat malam tiba.

Baca Juga: Dedy Bagus Didapuk Jadi Country Leader Signify Indonesia yang Baru

“Siang hari tambahan” ini mengubah cara masyarakat menjalani kehidupan sehari-hari mereka. Berkat ini, masyarakat desa tidak perlu lagi terpapar risiko penglihatan atau pernapasan saat menggunakan lilin dan lampu minyak tanah. Pencahayaan yang dipasang di fasilitas umum seperti puskesmas memberikan penduduk akses ke perawatan dalam keadaan darurat medis, bahkan ketika hari sudah gelap.

Bermitra dengan Kopernik, LSM lokal yang mengkhususkan diri dalam bidang teknologi untuk memberdayakan masyarakat di desa-desa terpencil, Signify Foundation menyediakan pencahayaan rumah tangga berbasis tenaga surya. Pencahayaan rumah bertenaga surya Philips LifeLight ini lebih aman, lebih sehat, lebih terang, dan 10 kali lebih tahan lama (hingga 40 jam) daripada lampu minyak tanah dan lilin.

Fitur yang berguna dari Philips LifeLight adalah port USB yang dapat digunakan untuk mengisi daya ponsel di rumah. Untuk menerangi jalan-jalan desa, perusahaan memasang Philips SunStay, lampu jalan bertenaga surya all-in-one lengkap dengan baterai terintegrasi, panel surya dan pengisi daya yang semuanya telah terpasang pada luminer.

Baca Juga: Signify Rilis Philips UV-C untuk Kebutuhan Rumah dan Profesional

Salah satu tipikal desa terpencil yang dipilih untuk menerima sistem pencahayaan tenaga surya adalah desa Sillu di Kabupaten Kupang. Berjarak hanya empat jam berkendara dari kota Kupang, 5.000 penduduk desa ini tidak pernah menikmati kemudahan listrik.

Penduduk biasa menggunakan obor kayu untuk menemani perjalanan mengambil air di malam hari. Para wanita, yang mencari nafkah dari menenun, harus melakukan semuanya di siang hari, saat cukup terang untuk bisa melihat dan memeriksa hasil tenunan yang dikerjakan.

“Sebagai kepala desa, yang paling saya inginkan untuk warga saya adalah memiliki penerangan, sehingga mereka tidak perlu menggunakan obor api hanya untuk mendapatkan air bersih, dan mereka tidak harus hidup dalam kegelapan. Saya sangat bersyukur bahwa sekarang kami bahkan memiliki lampu jalan untuk menerangi sumber mata air, sehingga warga bisa mengambil air bersih yang mereka butuhkan dengan aman. Dengan adanya lampu, masyarakat juga bisa beraktivitas di malam hari,” kata Maksen Banni, Kepala Desa Sillu, kecamatan Fatuleu, Kupang.

Baca Juga: Signify Bawa Layanan Cetak Luminer 3D ke Pasar Indonesia

Sebagai pemimpin di bidang pencahayaan, Signify berusaha untuk membuka potensi luar biasa dari cahaya untuk kehidupan yang lebih cerah dan dunia yang lebih baik. Sejak penemuan pencahayaan tenaga surya, perusahaan berkomitmen untuk menawarkan sistem pencahayaan yang mengandalkan energi berkelanjutan seperti sinar matahari, baik untuk pencahayaan dalam maupun luar ruangan.

Sejak program KTHE pertama di tahun 2015, secara total Signify telah menghadirkan pencahayaan berbasis tenaga surya ke 46 desa terpencil di seluruh Indonesia, menerangi kehidupan lebih dari 90.000 orang yang sebelumnya tidak memiliki akses terhadap pencahayaan. Signify percaya bahwa sistem pencahayaan tenaga surya yang berkelanjutan akan membantu menerangi lebih banyak wilayah di seluruh Indonesia dan meningkatkan kualitas hidup dengan signifikan dan bermakna. 

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Ilustrasi untuk makanan kucing Royal Canin yang bagus. (Mypets)
Ilustrasi untuk makanan kucing Royal Canin yang bagus. (Mypets)
Sinar Mas Land sukses menghadirkan Festival Dolanan Khatulistiwa 2024 yang diselenggarakan pada 30 November - 1 Desember 2024 di Kampung Dolanan Khatulistiwa, Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan. (Foto: Istimewa)
Sinar Mas Land sukses menghadirkan Festival Dolanan Khatulistiwa 2024 yang diselenggarakan pada 30 November - 1 Desember 2024 di Kampung Dolanan Khatulistiwa, Kelurahan Rawa Buntu, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan. (Foto: Istimewa)
Tren desain interior rumah tahun 2025 akan diwarnai penggunaan warna-warna natural. (Sumber: Shutterstock/ka_idris)
Tren desain interior rumah tahun 2025 akan diwarnai penggunaan warna-warna natural. (Sumber: Shutterstock/ka_idris)