Minggu, 22 Desember 2024

Sebanyak 1.376 Unit Rumah di NTB Dapat Bantuan Program BSPS

Dalam proses pembangunan, penerima bantuan akan didampingi Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) Program BSPS sehingga bangunan rumah lebih kokoh dan layak huni.

Dirjen Perumahan, Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto memasang peneng progtam BSPS di NTB. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Dirjen Perumahan, Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto memasang peneng progtam BSPS di NTB. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)

RealEstat.id (Lombok Tengah) – Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku sangat terbantu dengan penyaluran Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang dikucurkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR).

Kendati mereka mesti turut berswadaya dalam proses pembangunan rumah, namun mereka merasa Program BSPS—atau yang dikenal dengan nama Program Bedah Rumah—ini sukses merenovasi rumah tidak layak huni (RTLH) menjadi lebih layak huni.

Salah seorang warga penerima Program BSPS, Nurjanah (47 tahun) yang tinggal di Dusun Bagik Nunggal, Kelurahan Teratak, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah, NTB mengaku tidak pernah mengira bisa membangun rumahnya. Sejak suaminya meninggal dunia dirinya hanya mengandalkan penghasilannya sebagai buruh tani sebesar Rp25.000 per hari.

Baca Juga: Menginap di Gili Trawangan Mulai Rp300 Ribu, Homestay di Sarhunta Saja!

"Saya dapat dana BSPS Rp20 juta dan dibantu dana pembangunan rumah oleh anak saya yang bekerja sebagai TKI di Malaysia. Dulu rumah saya dari bilik bambu dan kayu bekas serta lantainya plester seadanya dan setelah didampingi Tenaga Pendamping Lapangan (TFL) sekarang rumah saya sudah ditembok, atapnya bagus dan lantainya dikeramik serta ada kamar tidurnya," kata saat ditemui di kediamannya, Selasa (11/7/2023).

Warga NTB lainnya dari Desa Aik Berik, Kecamatan Batuk Liang Utara, Kabupaten  Lombok Tengah, Muslim Khatib bekerja sebagai pembuat batako dengan penghasilan yang tidak menentu tergantung hasil penjualannya. Rumahnya pun dulu terbuat dari dinding triplek dan kayu.

"Terima kasih Untuk Bapak Presiden Jokowi yang sudah menyalurkan program BSPS. Sekarang rumah saya jadi lebih bagus, dindingnya dari tembok dan nyaman untuk dihuni," katanya.

Baca Juga: Rampung, Rumah Khusus Pascabencana Seroja di NTB Gunakan Teknologi RISHA

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto menerangkan, program BSPS ini merupakan stimulan untuk masyarakat agar bisa lebih bersemangat dalam membangun hunian yang layak.

Dalam proses pembangunan rumah, penerima bantuan juga akan didampingi oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) Program BSPS sehingga bangunan rumah menjadi lebih kokoh dari sisi konstruksi dan layak huni.

Pada kegiatan kunjungan lapangan ke lokasi Program BSPS di Kabupaten Lombok Tengah, pada hari Selasa tanggal 11 Juli 2023, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR didampingi Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Nusa Tenggara I, I Wayan Suardana juga memasang peneng berwarna biru bertuliskan Program BSPS di dinding rumah penerima bantuan. Selain itu juga dipasang stiker yang berisi informasi "Program BSPS Tidak Ada Pungutan Dari Pihak Manapun!"

Baca Juga: Dukung MotoGP Mandalika, 300 Homestay Rampung Dibangun

Dari data Balai P2P Nusa Tenggara I, total alokasi Program BSPS yang disalurkan di Provinsi NTB Tahun 2023 berdasarkan SK Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR yang sudah terbit sebanyak 1.376 unit.

Adapun sebaran lokasinya berada di Kabupaten Lombok Tengah (459 unit), Lombok Barat (223 unit), Lombok Utara (88 unit), Lombok Timur (260 unit), Sumbawa Barat (18 unit), Kota Mataram (193 unit), Sumbawa (41 unit), Kota Bima (54 unit) dan Kabupaten Bima (40 unit).

"Kami ingin memastikan bahwa masyarakat menerima bantuan ini secara gratis dan tidak boleh ada pungutan dari pihak manapun. Jumlah dana BSPS yang diterima masyarakat Rp20 juta per unit rumah yang bisa digunakan untuk membeli bahan bangunan Rp17,5 juta dan Rp2,5 juta untuk upah tukang," terangnya.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Kawasan kumuh (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Kawasan kumuh (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)