Ritel Bodetabek: Pasokan dan Harga Sewa Stagnan

Pada Mei 2021, Giant Supermarket dan Centro Department Store, mengumumkan pengunduran diri mereka dari pasar Ritel dan menutup seluruh gerai.

IKEA Alam Sutera (Foto: RealEstat.id)
IKEA Alam Sutera (Foto: RealEstat.id)

RealEstat.id (Jakarta) - Sebagaimana di pasar ritel Jakarta, kondisi yang sama juga terpantau di pasar ritel Bodetabek (Bogor Depok Tangerang Bekasi) pada Semester I 2021. Jumlah pengunjung pusat perbelanjaan mulai tampak meningkat di seluruh mal di Bodetabek, seiring dengan musim liburan Idul Fitri hingga pertengahan Juni.

Kendati demikian, penurunan kembali terjadi dengan adanya aturan PPKM Darurat di Jawa dan Bali yang diberlakukan Pemerintah untuk mengatasi gelombang kedua pandemi Covid-19 di kedua pulau tersebut.

Untuk mendukung upaya pemerintah dalam menanggulangi pandemi, sejumlah pusat perbelanjaan turut serta dalam menyediakan pusat vaksinasi atau teampat tes swab sementara. 

Baca Juga: Ramadan dan Lebaran, Momentum Kebangkitan Sektor Ritel?

Konsultan properti Cushman & Wakefield mencatat, setelah beroperasinya empat pusat perbelanjaan di semester kedua tahun lalu, tidak ada pasokan baru yang terlihat di area Bodetabek pada semester pertama 2021.

Pasokan baru dari beberapa proyek seperti Paradise Walk Serpong, Omotesando Bintaro, dan Greenwalk Mall diperkirakan akan masuk ke pasar Bodetabek pada semester kedua tahun ini.

"Jika proyek-proyek tersebut memasuki pasar pada jadwal yang ditentukan, jumlah total pasokan akan mencapai 2.681.500 meter persegi pada akhir 2021," ungkap  Arief RahardjoDirector Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia dalam laporan bertajuk MarketBeat. 

Baca Juga: Inovasi Pengembangan Jadi Kunci Industri Ritel Bisa Bertahan Hidup

Pada Mei 2021, dua pemain besar industri Ritel Indonesia, Giant Supermarket dan Centro Department Store, mengumumkan pengunduran diri mereka dari pasar Ritel dan menutup seluruh gerainya. Sejumlah 395 gerai Giants akan bertransformasi menjadi lima gerai IKEA, supermarket Hero, dan sisanya tutup secara permanen dimulai sejak akhir Juli tahun ini.

Dengan tutupnya seluruh gerai Giant, Hero Group akan berfokus dalam mengembangkan gerai IKEA, Guardian, dan Hero supermarket. Pada bulan yang sama, Centro Department Store menyatakan pailit, yang diikuti oleh tutupnya seluruh gerainya di Indonesia. 

Tutupnya Giant dan Centro pada semester pertama 2021 menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh para peritel akibat pandemi. Pada akhir Juni 2021, tingkat hunian Ritel Bodetabek tercatat pada 76.9%, menurun 2.1% dibandingkan semester yang sama pada tahun lalu. 

Baca Juga: Ruang Ritel Jakarta: Pasokan Baru Nihil, Tingkat Hunian Stabil

Harga sewa rata-rata pada Ritel Bodetabek tidak mengalami perubahan sejak awal PSBB diberlakukan di Indonesia, yaitu pada Rp451.800 per meter persegi per bulan, terutama untuk specialty retail di Lantai Dasar. Biaya servis juga tidak berubah, tercatat di Rp133.500 per meter persegi per bulan.

Pengajuan keringanan pembayaran secara kasuistis masih berlanjut. Pemilik pusat perbelanjaan Bodetabek memperkirakan biaya-biaya ini tidak akan mengalami kenaikan selama 2021, setidaknya hingga pandemi dapat tertanggulangi.

Penangguhan pembayaran harga sewa atau pengurangan harga sewa mungkin dapat kembali diberlakukan, setelah kebijakan ini berangsur dikurangi pada mal di Jakarta dan Debotabek sebelum PPKM Darurat kembali diberlakukan. 

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Dalam laporan bertajuk Global Investor Outlook memprediksi pasar properti Asia Pasifik  berkembang dengan pesat. (Sumber: Colliers)
Dalam laporan bertajuk Global Investor Outlook memprediksi pasar properti Asia Pasifik berkembang dengan pesat. (Sumber: Colliers)
Ilustrasi masa depan real estat di Asia Pasifik. (Sumber: Asia Today)
Ilustrasi masa depan real estat di Asia Pasifik. (Sumber: Asia Today)
Alvin Andronicus, CMO Elevee Condominium (paling kiri) mengatakan, developer masih tetap harus bekerja keras untuk memasarkan proyeknya di 2025. (Foto: Istimewa)
Alvin Andronicus, CMO Elevee Condominium (paling kiri) mengatakan, developer masih tetap harus bekerja keras untuk memasarkan proyeknya di 2025. (Foto: Istimewa)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)