Pulih Lebih Cepat, 7 Mal Baru Akan Masuk Pasar Jakarta Hingga 2024

Pada 2022, sektor ritel akan berada pada fase shorter-term bounce atau pulih lebih cepat dibanding sektor properti lainnya di tengah situasi pandemi.

Pusat perbelanjaan (Foto: Dok. Pixabay.com)
Pusat perbelanjaan (Foto: Dok. Pixabay.com)

RealEstat.id (Jakarta) - Optimisme terhadap sektor ritel di 2022 terlihat kembali pulih. Riset terbaru Jakarta Property Highlight yang disusun oleh Knight Frank Indonesia mencatat, rerata tingkat sewa ritel sebesar 77,75% di semester kedua tahun 2021. Hal ini diikuti dengan penambahan tujuh mal baru yang akan masuk ke pasar Jakarta dalam rentang tahun 2022 sampai 2024. 

Kondisi tersebut senada dengan hasil riset dari Knight Frank Asia Pasifik melalui Asia Pacific Outlook Report 2022 yang memperlihatkan, pada tahun 2022, sektor ritel akan berada pada fase shorter-term bounce atau pulih lebih cepat dibanding sektor properti lainnya di tengah situasi pandemi. 

Baca Juga: Ini Sektor yang Dominasi Tingkat Hunian Ritel Jakarta di Masa Pandemi

Kendati fluktuasi pemberlakukan regulasi dari pemerintah mengenai pembatasan interaksi di tengah pandemi memberikan dampak secara langsung terhadap performa sektor ritel di Jakarta, namun pemerintah juga merilis bantalan pengaman demi menjaga performa sektor ritel. Salah satunya melalui insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diberikan dalam kegiatan transaksi sewa ruang ritel. 

Hasan Pamudji, General Agency Director Knight Frank Indonesia mengatakan, meski masih ada penurunan harga sewa pada sektor ritel di semester kedua tahun lalu, pihaknya melihat sektor ritel cenderung akan kembali bertumbuh positif tahun ini seiring dengan kegiatan operasional mal yang perlahan kembali normal.

Baca Juga: Sektor Ritel Jakarta Diprediksi Normal di 2023, Apa Indikatornya?

"Namun tentunya hal ini juga berkaitan erat dengan beberapa situasi lainnya seperti, semakin membaiknya situasi pandemi, adanya insentif dari pemerintah, dan juga pemerataan vaksin booster,” kata Hasan Pamudji. 

Sementara itu, Jakarta Property Highlight juga mencatat, terdapat penambahan total pasokan mal baru menjadi 4.864.206 m2 di semester kedua 2021, setelah satu mal di Jakarta Selatan memasuki pasar pada November 2021 lalu.

riset knight frank H2 2021 pusat perbelanjaan ritel mal baru jakarta realestat.id dok
Sumber: Knight Frank Indonesia.

Rerata tingkat sewa ritel di periode ini lebih kecil jika dibandingkan dengan rerata tingkat sewa semester sebelumnya. Secara umum penyewa (tenant) yang masuk di tahun 2021 berasal dari kategori swalayan, perlengkapan rumah, fashion, dan busana olahraga, toko mainan anak, dan juga food & beverages (F&B). 

“Ke depan, akan terdapat sebanyak 280.505 m2 future supply dari tujuh proyek mal yang akan masuk ke pasar hingga tahun 2024. Hal tersebut menunjukkan adanya sinyal positif pada bergeraknya kembali sektor ritel walau di semester kedua 2021 tercatat masih adanya penurunan harga sewa sebesar -6% untuk di kelas tertentu akibat situasi pandemi,” jelas Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia. 

Baca Juga: Inovasi Pengembangan Jadi Kunci Industri Ritel Bisa Bertahan Hidup

Pertumbuhan sektor ritel yang ditunjang dengan internet economy dinilai berkembang lebih pesat di tengah pandemi. Adanya pemberlakuan protokol kesehatan dengan penggunaan aplikasi PeduliLindungi menjadi sebuah regulasi baru untuk keberlangsungan kegiatan operasional ritel di tengah pandemi dan kedepannya. 

Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia menuturkan, dengan melihat refleksi performa ritel yang mulai membaik di penghujung tahun 2021, serta optimisme para peritel, tentu menjadi pertanda baik untuk perbaikan performa ritel di tahun 2022.

"Refleksi dan optimisme ini menjadi semangat untuk bangkit dari dampak pandemi di sektor ritel,” tutup Willson Kalip. 

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Johannes Weissenbaeck, Founder & CEO OXO Group Indonesia
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)