Proyeksi 2024: Menggarap Pasar Milenial dan Properti Berwawasan Lingkungan

Disamping menyukai hunian berbasis transportasi massal, generasi milenial ternyata juga semakin peduli dengan isu lingkungan.

Dari kiri ke kanan: Muhammad Solikin, Wakil Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI); Ikang Fawzi, Wakil Ketua DPP Realestate Indonesia (REI); M Gali Ade Novran, Direktur Stellar Property; dan Melani Megawati, Senior Vice President Consumer Loan PT Bank Central Asia Tbk, dalam acara Urban Forum Gathering and Tree Planting 2023 di Hutan Organik, Megamendung Bogor, Rabu, 13 Desember 2023. (Foto: realestat.id)
Dari kiri ke kanan: Muhammad Solikin, Wakil Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI); Ikang Fawzi, Wakil Ketua DPP Realestate Indonesia (REI); M Gali Ade Novran, Direktur Stellar Property; dan Melani Megawati, Senior Vice President Consumer Loan PT Bank Central Asia Tbk, dalam acara Urban Forum Gathering and Tree Planting 2023 di Hutan Organik, Megamendung Bogor, Rabu, 13 Desember 2023. (Foto: realestat.id)

RealEstat.id (Bogor) – Meski memasuki tahun politik, para stakeholder properti Tanah Air optimistis pasar properti akan mengalami peningkatan di tahun 2024, terutama di segmen yang menyasar generasi milenial dan Gen Z.

Demikian benang merah diskusi bertema "Menggenjot Pasar Milenial dan Kelestarian Lingkungan" yang menjadi bagian acara Urban Forum Gathering and Tree Planting 2023 yang berlangsung di Hutan Organik, Megamendung Bogor, Rabu (13/12/2023).

Event ini dihadiri oleh Ikang Fawzi, Wakil Ketua DPP Realestate Indonesia (REI); Melani Megawati, Senior Vice President Consumer Loan PT Bank Central Asia Tbk; Muhammad Solikin, Wakil Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI); dan M. Gali Ade Novran, Direktur Stellar Property.

Baca Juga: Mayoritas Milenial Indonesia Masuk Kelompok MBR, Saatnya Manfaatkan Program BP Tapera

Sebagai informasi, data BPS Tahun 2020 menyebut sebanyak 70,72% penduduk Indonesia merupakan golongan usia produktif berusia 15 - 64 tahun, dengan laju pertumbuhan sebesar 1,25%.

Populasi penduduk yang merupakan generasi milenial mencapai 25,87% atau sebanyak 69,9 juta jiwa dengan penghasilan rata-rata Rp3,19 juta. Sedangkan, populasi Gen Z mencapai 27,94% atau sebanyak 75,4 juta jiwa dengan rata-rata penghasilan Rp2,01 juta.

Milenial Dominasi KPR BCA

Dalam pemaparannya, Melani Megawati, Senior Vice President Consumer Loan Bank BCA mengatakan, dalam tiga tahun terakhir sebanyak 55,1% debitur yang memanfaatkan fasilitas KPR BCA adalah generasi milenial. Sementara, debitur Gen X mencapai 36,3% dan rentang usia lainnya sebanyak 8,6%.

"Dari riset kami, diketahui juga bahwa generasi milenial melihat properti sebagai instrumen investasi yang paling diminati, setelah tabungan dan deposito," katanya.

Baca Juga: Kemudahan dan Edukasi, Kunci Pembuka Pasar Properti Milenial

Riset Bank BCA memperlihatkan, para milenial ini ingin memiliki properti sebelum mereka menikah. Jenis properti yang paling diminati adalah rumah tinggal (85%). Kisaran harga properti yang banyak diminati Rp500 juta hingga Rp1 miliar (31%). Sedangkan cara mendapatkan properti lewat developer/broker paling diminati (52%).

Melani menyebut, dari riset tersebut terlihat sebanyak 78% generasi milenial menggunakan fasilitas KPR untuk rumah pertama, sebanyak 82% generasi milenial melakukan KPR Pembelian, sementara 50% generasi milenial memilih tenor KPR di atas 10 tahun.

"KPR BCA juga memberikan kemudahan kepada generasi milenial yang bekerja di sektor informal. Milenial yang usahanya sektor informal, Youtuber, influencer, pegiat medsos, dan lain-lain sudah dapat menikmati fasilitas KPR BCA," terang Melani Megawati.

Baca Juga: Tips Bagi Generasi Milenial yang Ingin Punya Rumah Dari Kementerian PUPR

Tak hanya itu, untuk mengakomodasi generasi milenial yang "mager" alias malas bergerak, namun melek teknologi (tech savvy) Bank BCA memberikan beragam fasilitas dan kemudahan, di antaranya melalui rumahsaya.bca.id.

"KPR untuk generasi milenial pun menawarkan banyak pilihan, misalnya bunga dan fitur angsuran terencana, plafon KPR lebih besar dengan angsuran lebih kecil, serta bunga KPR fixed lima tahun," ujarnya.

Urban Forum Gathering and Tree Planting 2023 di Hutan Organik Megamendung Bogor realestat.id dok
Kegiatan Urban Forum Gathering and Tree Planting 2023 di Hutan Organik, Megamendung Bogor, Rabu, 13 Desember 2023. (Foto: Istimewa)

Segmen Menengah Makin Dilirik Generasi Milenial

Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Ikang Fawzi mengatakan, potensi pasar milenial di Indonesia masih sangat besar. Dari 270 juta jiwa masyarakat Indonesia, sekitar 25% merupakan generasi milenial berusia 27 - 39 tahun dengan penghasilan Rp8,5 juta per bulan, di mana sebanyak 15 juta jiwa di antaranya berada di Jabodetabek.

"Pasar milenial ini ada yang fresh graduate sampai yang sudah mature. Mereka punya penghasilan yang berbeda. Dengan penghasilan yang berbeda ini, mereka bisa masuk ke produk-produk dengan harga Rp300 juta hingga Rp1 miliar," jelas Ikang.

Baca Juga: 16 Tips Memilih dan Membeli Apartemen Bagi Pemula dan Generasi Milenial

Menurutnya, pasar properti hunian di segmen menengah semakin diminati oleh generasi milenial dan first home buyers. Milenial bahkan berpotensi menjadi penggerak pertumbuhan sektor properti saat ini dan di masa depan. Hal ini ditandai dengan minat generasi milenial untuk membeli properti yang semakin lama semakin meningkat.

"Di sisi lain, perbankan juga sudah banyak menyiapkan skema dan produk KPR khusus milenial, karena potensinya masih besar sekali," ungkap Ikang Fawzi.

Disamping menyukai perumahan berbasis transportasi massal, generasi milenial juga semakin peduli dengan isu lingkungan. Terlebih pasca pandemi, penerapan green development (sustainable development) di kawasan perumahan makin diminati. Dan hal itu dipahami betul oleh pengembang.

Baca Juga: Pentingnya Literasi Finansial Untuk Tingkatkan Pemasaran Properti

Bila sebelumnya konsumen lebih memerhatikan aspek keindahan, keamanan dan kenyamanan dalam mencari rumah, saat ini konsumen justru mengedepankan faktor kesehatan, terutama terkait pencahayaan dan kualitas udara, pengelolaan air bersih, serta lingkungan yang sehat.

"Isu eco green living sudah jadi tren dunia. Pengembang tidak bisa menghindar dari tuntutan pasar ini, sehingga harus sudah concern terhadap lingkungan, termasuk ruang terbuka hijau dan air bersih," jelasnya.

Preferensi Generasi Milenial

Pada kesempatan yang sama, Mohammad Solikin, Wakil Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) mengatakan, pihaknya mendorong upaya perubahan mindset generasi milenial agar lebih memilih membelanjakan uang mereka untuk hal-hal yang sifatnya investasi.

"Kita harus coba mengubah mindset mereka para milenial. Mereka harus paham, bila mereka membeli rumah hari ini, begitu akad kredit atau jual-beli, besok nilai investasinya naik. Berbeda dengan membeli mobil yang makin mengalami penyusutan," tutur Direktur Utama PT Kinarya Abadi ini.

Baca Juga: Jadi Pembeli Properti Potensial, Generasi Milenial dan Gen Z Masih Hadapi Kendala

Di lain pihak, M Gali Ade Novran, Direktur Stellar Property menyoroti insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk sektor perumahan. Menurutnya, kebijakan yang kembali diberlakukan ini akan mendorong pertumbuhan industri properti di Tanah Air.

"Dengan 'diskon 11%' tentu akan membantu konsumen mendapatkan rumah impian. PPN DPT akan membuat market menjadi dinamis dan menarik investasi serta mendorong pembangunan yang berkelanjutan," katanya.

Terkait preferensi generasi milenial, Norvan menjelaskan, mereka menyukai desain rumah dengan fasad bergaya modern tropis, skandinavia, dan klasik Eropa/Amerika.

Selain fasad, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, seperti space untuk tempat bekerja, serta fitur-fitur berteknologi tinggi, seperti smart home dan solar panel.

"Untuk cara bayar yang diminati generasi milenial, umumnya menggunakan fasilitas KPR dengan tenor panjang. Kalau bisa, uang muka (DP) bisa dicicil hingga 12 bulan," pungkasnya.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Dalam laporan bertajuk Global Investor Outlook memprediksi pasar properti Asia Pasifik  berkembang dengan pesat. (Sumber: Colliers)
Dalam laporan bertajuk Global Investor Outlook memprediksi pasar properti Asia Pasifik berkembang dengan pesat. (Sumber: Colliers)
Ilustrasi masa depan real estat di Asia Pasifik. (Sumber: Asia Today)
Ilustrasi masa depan real estat di Asia Pasifik. (Sumber: Asia Today)
Alvin Andronicus, CMO Elevee Condominium (paling kiri) mengatakan, developer masih tetap harus bekerja keras untuk memasarkan proyeknya di 2025. (Foto: Istimewa)
Alvin Andronicus, CMO Elevee Condominium (paling kiri) mengatakan, developer masih tetap harus bekerja keras untuk memasarkan proyeknya di 2025. (Foto: Istimewa)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)