RealEstat.id (Jakarta) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) melalui Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) mendukung relaksasi dalam rangka peningkatan pelayanan tapi tidak dalam kualitas rumah. Untuk itu PPDPP meminta asosiasi pengembang perumahan untuk melakukan monitoring anggotanya agar selalu menjaga kualitas rumah dan mengikuti perkembangan digital atau hijrah digitalisasi untuk meningkatkan perkembangan pembiayaan perumahan ke depan.
“Era digital tidak bisa ditinggalkan. Semua asosiasi harus hijrah digitalisasi agar ramah dengan teknologi dan mampu mengikuti perkembangan aplikasi dan menginput semua datanya ke SiKumbang, karena gerbongnya adalah pengembang,” jelas Arief Sabaruddin, Direktur Utama PPDPP, saat virtual conference dengan asosiasi pengembang perumahan dalam rangka evaluasi implemetasi Sistem Informasi untuk Pengembang (SiKumbang) semester I 2020, Jumat (4/9/2020).
Baca Juga: Hijrah Digitalisasi, PPDPP Terapkan Security Assessment dan Digital Signature
Pertemuan ini juga diikuti oleh Direktur Operasi PPDPP, Perumnas, dan 20 asosiasi pengembang perumahan, yakni REI, Apersi, Himpera, Apernas, PI, Asprumnas, PIN, Apersi Bersatu, Perwiranusa, Asperi, Apernas Jaya, Asprin, Apperindo, Parsindo, Perpesma, Perkumpulan Apersi, Appepi, Deprindo, Ap2ersi, dan APSI.
Berdasarkan dashboard management control PPDPP per 2 September 2020 tercatat REI merupakan asosiasi dengan anggota terbanyak yang telah menginput data lokasinya ke aplikasi SiKumbang, yaitu sebesar 5.261 lokasi perumahan. Diikuti oleh Apersi sebanyak 3.111 lokasi, Himperra sebanyak 1.277 lokasi, Apernas sebanyak 462 lokasi, PI sebanyak 379 lokasi, Apernas Jaya sebanyak 269 lokasi, AB sebanyak 138, PIN sebanyak 98 lokasi, Asperi sebanyak 79 lokasi, Perumnas sebanyak 70 lokasi, Perwirausaha sebanyak 60 lokasi, Apperindo sebanyak 52 lokasi, Asprumnas sebanyak 49 lokasi, Asprin sebanyak 22 lokasi, Ap2ersi sebanyak 19 lokasi, Perkumpulan Apersi sebanyak 11 lokasi, Perpesma sebanyak 7 lokasi, Parsindo sebanyak 6 lokasi, Apeppi sebanyak 4 lokasi dan Deprindo sebanyak 1 lokasi.
Baca Juga: Semua Hal yang Perlu Diketahui Seputar SiKumbang, Sistem Informasi Kumpulan Pengembang
Per Jumat, 4 September 2020 pukul 11.01 WIB, 11.414 lokasi perumahan telah tercatat di aplikasi SiKumbang yang merupakan anggota dari 20 asosiasi pengembang. Sebanyak 500.605 unit tapak sudah terdaftar di aplikasi SiKumbang, 257.647 unit tapak subsidi sudah dinyatakan terjual dan 1.604 unit rumah susun terdaftar dengan 387 unit rumah susun subsidi yang telah terjual.
Menurut Arief Sabaruddin, hijrah digitalisasi yang dilakukan pengembang sangat besar kontribusinya untuk mendukung big data yang sedang dibangun oleh PPDPP. Dengan adanya data riil saat ini dari sisi supply dan demand perumahan, maka semua menjadi lebih akuntabel, transparan, efisien dan cepat.
"Dengan demikian, data ini akan menjadi pertimbangan dan masukan yang sangat berarti kepada Kementerian Keuangan dan pihak terkait dalam penyaluran dana FLPP ke depan,” ungkap Arief optimistis.
Baca Juga: PPDPP: Aplikasi SiKasep Tak Hanya Layani Skema FLPP
Sementara itu, Ketua Umum DPP REI, Paulus Totok Lusida yang hadir dalam pertemuan menyampaikan apresiasinya kepada kemajuan teknologi PPDPP.
“Data digital tidak bisa bohong. Kami sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan PPDPP dan kami akan terus mendorong anggota untuk memasukkan data perumahannya ke dalam aplikasi SiKumbang ini,” kata Totok.
Hal senada juga disampaikan Ketua Umum DPP Himppera, Harry Endang Kawidjaja. Selain mengapresiasi PPDPP Endang juga menyampaikan masukkan agar disiapkan perangkat hukum jika terjadi double booking untuk penjualan perumahan dan diharapkan agar PPDPP harus lebih memperkuat sistemnya agar terhindar dari gangguan teknis dalam pelaksanaannya.
General Manager Divisi (GMD) Pemasaran Ritel Perumnas, Ari Indrianto menyampaikan bahwa apa yang sudah dilakukan oleh PPDPP merupakan terobosan yang bagus sebagai parameter untuk mengambil keputusan.
"Saya takjub dengan data yang disampaikan PPDPP dan kami menginginkan data ini bisa kami peroleh untuk menjadi bahan pertimbangan ke depan,” ungkapnya.
Baca Juga: Perluas Jangkauan SiKasep, PPDPP Kembangkan “Big Data” Hunian
Di akhir pertemuan, Arief menegaskan kembali kepada seluruh asosiasi pengembang agar asosiasi mendorong semua anggotanya yang masih bersifat konvensional dan analog.
“Jika masih gagap teknologi dan tidak mau hijrah ke digital, maka pengembang hanya tinggal menunggu kepunahannya,” ujarnya.
Penyaluran Dana FLPP Capai 84,81%
Tercatat per Jumat (4/9/2020) pukul 16.03 WIB PPDP telah menyalurkan dana FLPP sebanyak 86.928 unit senilai Rp Rp8,8 triliun atau 84,81% dari target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sebesar 102.500 unit senilai Rp11 triliun. Sehingga total penyaluran dana FLPP dari tahun 2010 – 2020 telah menyalurkan dana sebanyak 744.530 unit senilai Rp53,21 triliun.
Dana FLPP ini disalurkan oleh BTN sebanyak 39.942 unit, BNI sebanyak 11.614 unit, BRI Syariah sebanyak 7.519 unit, BTN Syariah sebanyak 6.591 unit, BJB sebanyak 3.343 unit, BRI sebanyak 2.724 unit, Mandiri sebanyak 1.415 unit, NTB Syariah sebanyak 1.176 unit, Artha Graha sebanyak 1.041 unit dan Bank Jatim Syariah sebanyak 1.022 unit dan sisanya disalurkan oleh 30 bank pelaksana lainnya.