RealEstat.id (Jakarta) – Bagi perusahaan yang memberikan fasilitas hunian kepada level C-Suite Executive, sedapat mungkin memeliharanya sebaik mungkin, sehingga para pengambil keputusan tersebut tidak memiliki keluhan terkait kondisi hunian yang kurang menyenangkan.
Tanpa solusi yang cepat dan manajemen yang efektif terhadap hunian mereka, kenyamanan para eksekutif perusahaan menjadi terganggu dan berpotensi memengaruhi produktivtas kerja.
Sebagai informasi, C level Executive adalah istilah yang merujuk pada kata chief (C-suite), yaitu jajaran eksekutif di perusahaan yang memiliki jabatan tinggi dan wewenang dalam membuat keputusan yang berdampak pada perkembangan dan fungsi suatu perusahaan.
Baca Juga: Tren Terkini Pasar Hunian Premium di Jakarta
Christina Ng, Head of Facilities Management Colliers Indonesia mengatakan, meskipun tugas pemeliharaan sekilas mungkin terlihat sederhana, kompleksitasnya berasal dari lingkup pekerjaan yang luas.
"Namun dengan melibatkan seorang profesional berkompeten dan berpengalaman untuk menangani pemeliharaan dan perbaikan, baik perusahaan maupun penghuni dapat mengoptimalkan proses, menghemat waktu, serta menghindari kerumitan adanya koordinasi langsung dengan kontraktor,” tutur Christina Ng.
Bila sebuah rumah tidak dipelihara secara konsisten, pertimbangkan konsekuensi yang muncul berupa banyaknya keluhan dan biaya tak terduga untuk perbaikan yang harus dilakukan secara terus-menerus.
Baca Juga: 6 Potret Mewahnya Bioskop Pribadi Rumah Para Artis, Ada yang Punya Mesin Popcorn Sendiri!
Namun dengan pemeliharaan dilakukan secara benar, menyeluruh, dan konsisten, tujuannya adalah untuk memastikan bahwa penghuni memiliki fasilitas yang berfungsi dengan baik.
Kondisi hunian yang terawat dengan baik tidak hanya mendukung gaya hidup yang lebih bersih dan sehat, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan mereka secara keseluruhan—baik secara fisik maupun mental.
Sedangkan bagi perusahaan, dengan melakukan pemeliharaan hunian C-Suite Executive yang benar, bisa mendatangkan keuntungan bagi, seperti:
Baca Juga: Strategi Pengelola Gedung Perkantoran Jakarta Mempertahankan Tenant
1. Sistem yang terorganisir membuat seluruh proses terintegrasi menjadi satu unit yang dapat dikomunikasikan secara efektif kepada satu pihak.
2. Mematuhi standar HSE (The Health and Safety Executive) yang berlaku.
3. Mewakili langkah nyata yang dapat diambil oleh perusahaan untuk sejalan dengan program keberlanjutan mereka.
4. Mencapai aliran komunikasi yang lebih transparan dan akurat, serta pembaruan secara real-time
5. Memungkinkan perusahaan untuk meninjau dan mengevaluasi proses pemeliharaan.
6. Membantu perusahaan mengelola secara proaktif dan menghindari biaya yang tidak terduga.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News