Pasar Properti di Masa Pandemi, Sektor Logistik Paling Perkasa

Pandemi COVID-19 berpengaruh signifikan pada pasar properti Indonesia. Sejumlah sektor mengalami pelemahan, kecuali sektor logistik.

Foto: Pixabay.com
Foto: Pixabay.com

RealEstat.id (Jakarta) - Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, secara signifikan menghantam pasar properti Tanah Air dan berakibat pada terjadinya perubahan gaya hidup dan pola berbisnis.

Head of Advisory JLL Indonesia, Vivin Harsanto memaparkan, pandemi yang berkepanjangan ini menyebabkan ditutupnya banyak kantor pemasaran proyek properti. Sementara itu, pembatasan perizinan untuk melakukan acara yang melibatkan berkumpulnya orang secara massal menyebabkan tidak ada kondominium baru yang diluncurkan pada kuartal kedua 2020.

Baca Juga: Survei: Transparansi Pasar Properti Indonesia Naik Kelas!

"Di kuartal ini, para pengembang lebih berfokus pada penyelesaian proyek-proyek yang ada dan keberlangsungan bisnis mereka serta mengadopsi strategi pemasaran baru yaitu menggunakan teknologi digital, seperti tur virtual, media sosial, webinar, dan lain-lain," jelas Vivin Harsanto dalam pemaparan JLL Market Update, Rabu (22/7/2020).

Sementara itu, James Taylor, Head of Research JLL Indonesia menjelaskan, selama masa pembatasan sosial, banyak penyewa kantor yang lebih berfokus pada kesinambungan bisnis mereka ketimbang berekspansi atau beberapa penyewa juga menunda perjanjian sewa. Akan tetapi, negosiasi perpanjangan sewa tetap berlanjut, seperti beberapa kesepakatan yang sudah berlangsung sebelum pandemi.

Baca Juga: Tantangan dan Peluang Bisnis Perkantoran Pasca Pandemi COVID-19

Di sektor ritel, imbuhnya, sebagian besar mal tutup atau beroperasi secara terbatas selama periode Maret hingga Juni 2020. Hanya beberapa toko dan layanan tertentu yang tetap buka. Dengan kondisi tersebut, aktivitas sewa tertunda dan hanya beberapa perjanjian sewa baru yang disepakati selama triwulan ini.

“Terbatasnya pasokan dan tingkat kekosongan yang rendah dapat memberikan harapan pada pemilik mal-mal kelas menengah ke atas bahwa pasar properti ritel masih cukup kuat. Namun, pertumbuhan sewa selama beberapa tahun terakhir nampaknya akan terhenti sementara, karena operator mal dan para penyewa melakukan penyesuaian di masa adaptasi kebiasaan baru,” papar James Taylor.

Perkantoran Diprediksi Naik
Di sektor perkantoran, terdapat satu gedung yang selesai pada kuartal kedua 2020, yaitu RDTX Place. Perkantoran grade A seluas 98 ribu meter persegi ini terletak di Jalan Satrio, salah satu jalan utama di kawasan CBD. JLL mencatat, sekitar 170 ribu meter persegi ruang perkantoran telah selesai yang membuat rata-rata tingkat hunian di kawasan CBD sedikit menurun menjadi 74% dibandingkan kuartal sebelumnya.

"Tidak ada penyelesaian proyek baru di area non-CBD. Hal ini menyebabkan tingkat hunian di wilayah ini tetap stabil di angka 77%," kata Angela Wibawa, Head of Markets JLL Indonesia.

Baca Juga: JLL: Tips Membuka Kembali Ruang Perkantoran di Era ‘New Normal’

JLL meyakini kegiatan sewa perkantoran akan meningkat mulai kuartal ketiga meskipun beberapa penyewa cenderung tetap berhati-hati. Dari sisi pasokan, imbuhnya, penambahan ruang grade A tidak akan terjadi pada sisa tahun ini, namun JLL memperkirakan pasokan baru akan ada di setiap tahun hingga 2023.

“Kami percaya bahwa pandemi ini akan lebih memengaruhi permintaan jangka pendek ketimbang tarif sewa. Tingkat sewa telah menurun selama sekitar lima tahun terakhir akibat tingginya volume pasokan," ujar Angela Wibawa.

Sektor Logistik Paling Tangguh
Di sisi lain, JLL melihat sektor logistik tetap menjadi sektor yang disukai para pengembang lokal dan internasional di Indonesia mengingat besarnya peluang dari sisi sosial-ekonomi negara ini.

Baca Juga: Pandemi COVID-19 Hantam Investasi Properti Asia Pasifik di Semester I 2020

James Allan, Country Head JLL Indonesia mengatakan, sektor logistik terbukti sangat tangguh di tengah pandemi dan permintaan sewa pun masih kuat di kuartal ini. Operator dan pengembang juga menunjukkan minat yang tinggi terhadap pengembangan pusat-pusat data (data centres).

"Logistik merupakan segmen pasar properti yang relatif baru di Indonesia dan sejumlah operator mengincar area kawasan industri maupun lokasi-lokasi yang lebih strategis di tengah kota," pungkas James Allan.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)