RealEstat.id (Jakarta) - Pandemi Virus Corona (Covid-19) memang meluluhlantakkan banyak industri. Sektor properti menjadi salah satu industri yang terkena imbas negatif dari wabah global ini, termasuk pasar perumahan Jakarta.
Berdasarkan riset terbaru dari Indonesia Property Watch (IPW) terkait pasar perumahan di wilayah DKI Jakarta selama kuartal pertama 2020, penjualan pasar perumahan primer di ibukota tercatat mengalami penurunan cukup tinggi, baik dari sisi jumlah unit maupun nilai penjualan, dibandingkan kuartal sebelumnya.
Baca Juga: Pasar Perumahan: Banyak Pengembang Terancam Kolaps!
Ali Tranghanda, CEO IPW Property Advisory Group menerangkan, tren pasar perumahan yang mulai naik di akhir tahun 2019 harus kembali terempas pada kuartal pertama tahun 2020. Kecenderungan penurunan ini diperkirakan akan terus berlanjut sampai kuartal berikutnya.
“Wabah Covid-19 menjadi salah satu faktor utama terjadinya penurunan penjualan di semua proyek pengembang,” kata Ali Tranghanda.
Baca Juga: Wabah COVID-19 Hantam Pasar Perumahan Sekunder
Menurut data IPW, nilai penjualan rumah primer di DKI Jakarta pada Q1-2020 tercatat sebesar Rp 83.230.609.980 atau mengalami penurunan sebesar 33,3% (qtq). Nilai ini masih lebih rendah dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu, yaitu sebesar 24,3% (yoy).
“Hal ini juga tergambar dari jumlah unit terjual yang juga mengalami penurunan sebesar 37,9% (qtq) atau turun sebesar 29,4% (yoy),” katanya.
Baca Juga: Cegah COVID-19 dengan Feng Shui Rumah Sehat
Dari total penjualan yang ada, segmen harga rumah di atas Rp2 Miliar mendominasi sebesar 75%. Sedangkan komposisi penjualan rumah dengan harga Rp1 miliar - Rp2 miliar sebesar 25%.
“Sangat disayangkan, pasar perumahan yang mulai bertumbuh di akhir tahun 2019, agaknya harus kembali terpuruk karena wabah Covid-19. Hampir semua pengembang tidak sempat mengantisipasinya di kuartal pertama tahun 2010. Diharapkan para pengembang dapat cepat melakukan antisipasi dari kejadian luar biasa ini, karena di kuartal kedua, diperkirakan pasar akan semakin memburuk bila wabah ini berkepanjangan. Semua pelaku industri dari pemerintah, perbankan, dan pengembang harus dapat bekerja sama untuk meminimalkan risiko pada industri ini,” kata Ali.