Pasar Apartemen Sewa Jakarta: Permintaan Turun, Harga Stagnan

Permintaan apartemen sewa di Jakarta dari penyewa long stay menurun, karena sebagian ekspatriat disarankan untuk kembali ke negara asal mereka.

Show unit apartemen full furnished.
Show unit apartemen full furnished.

RealEstat.id (Jakarta) - Hanya ada satu proyek serviced apartment baru yang masuk ke pasar apartemen sewa Jakarta selama kuartal pertama 2020, yakni Oakwood Apartment PIK.

Berlokasi di Gold Coast Apartment Pantai Indah Kapuk, Oakwood Apartment PIK menambah 151 unit ke pasokan Serviced Apartment Jakarta, sehingga total pasokan menjadi 5.390 unit pada akhir Q1-2020. Demikian hasil survei Cushman & Wakefield yang dirilis dengan judul "Marketbeat Jakarta Rental Apartment Q1-2020". 

Baca Juga: Wajah Muram Pasar Apartemen Jabodetabek Dihantam Wabah COVID-19

Sementara itu, tidak ada pasokan apartemen sewa baru yang diluncurkan selama kuartal I-2020. Dua proyek apartemen servis yang tengah dibangun, yakni Somerset Kencana dan Somerset Sudirman, yang direncanakan mulai beroperasi pada Q3 - Q4 2020, terpaksa menunda jadwal penyelesaian akibat wabah COVID-19.

Permintaan Turun Akibat Wabah COVID-19
Wabah COVID-19 menyebabkan tingkat hunian di sektor Serviced Apartment turun 14,7% secara kuartalan, dengan tingkat hunian rata-rata pasar turun menjadi 60,9% pada Q1-2020. Hal ini disebabkan penurunan permintaan apartemen sewa, terutama dari tamu short stay, sebagai hasil dari penerapan kebijakan “social distancing” yang membatasi pergerakan dan kegiatan orang. 

Sementara itu, permintaan dari penyewa long stay juga menurun, karena sebagian ekspatriat disarankan untuk kembali ke negara asal mereka. Kontrak sewa baru juga ditunda karena pembatasan perjalanan yang diterapkan oleh semua negara yang terkena pandemi.

Baca Juga: Strategi Pengembang, Investor, dan Penyewa Ruang Perkantoran saat Wabah COVID-19

Senada dengan sub-sektor serviced apartment, tingkat hunian sub-sektor apartemen sewa juga turun menjadi 64,1% selama periode survei, turun 2,0% dibandingkan dengan angka kuartal sebelumnya, sebagai hasil dari berakhirnya masa sewa kontrak tahun lalu dan penundaan kontrak sewa baru selama kuartal pertama 2020.

Cushman & Wakefield memperkirakan tingkat hunian yang lebih rendah akan terjadi baik di sub-sektor apartemen sewa maupun apartemen servis di kuartal berikutnya.

Harga Sewa Stagnan
Terlepas dari depresiasi Rupiah terhadap Dolar AS (USD), rata-rata tarif apartemen sewa dan apartemen yang disewakan tetap sama selama kuartal pertama 2020, masing-masing Rp241.550 dan Rp186.620 per meter persegi per bulan. Sedangkan, rata-rata tarif sewa sub-sektor serviced apartment mengalami penurunan 4,1% secara kuartalan menjadi Rp370.431 per meter persegi per bulan. 

Baca Juga: Pasar Perkantoran Konvensional Bergeser Jadi Lebih Compact Akibat COVID-19

Di sisi lain, negosiasi diskon harga sewa ditawarkan oleh beberapa operator proyek serviced apartment sebagai strategi mereka bertahan hidup sebagai akibat penurunan tingkat hunian secara signifikan selama periode pandemi COVID-19. Cushman & Wakefield memprediksi harga sewa apartemen di Jakarta secara keseluruhan—hingga akhir 2020 ketika pandemi ini diperkirakan akan berakhir—akan tetap relatif stabil. 

Berita Terkait

Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)