Panangian Simanungkalit: Indonesia Miskin Inovasi di Bidang Perumahan

Perumahan menjadi salah satu program andalan yang menitikberatkan pada pembangunan perumahan dan peningkatan sanitasi masyarakat di pedesaan dan perkotaan.

Panangian Simanungkalit, Pengamat Properti Nasional (Foto: realestat.id)
Panangian Simanungkalit, Pengamat Properti Nasional (Foto: realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) – Indonesia dinilai miskin inovasi terkait sektor perumahan rakyat. Hal inilah yang membuat angka realisasi pembangunan rumah sejak era Orde Baru masih stagnan. Ujung-ujungnya, backlog perumahan tak kunjung menurun.

"Coba bandingkan dengan India yang punya bank khusus untuk mengucurkan KPR bagi pekerja informal. Inovasi seperti ini yang kita butuhkan ke depan," ungkap pengamat properti nasional, Panangian Simanungkalit kepada awak media, Kamis (16/11/2023).

Panangian Simanungkalit pun bersyukur bahwa tiga pasangan calon presiden yang akan berlaga di Pilpres 2024 memiliki visi misi terkait sektor perumahan.

Baca Juga: Beri Apresiasi, Pengamat Properti Kupas Program Perumahan Tiga Kandidat Capres

"Jadi, siapa pun yang menang, ketiga pasangan calon presiden kita ini, semuanya sudah menganggap perumahan sebagai program yang penting bagi rakyat Indonesia," tutur Panangian yang juga Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo - Gibran ini.

Program Perumahan Prabowo - Gibran

Dia mengatakan, sektor perumahan menjadi salah satu program andalan pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabumi Raka yang memberikan perhatian kepada pembangunan perumahan dan peningkatan sanitasi masyarakat di pedesaan dan perkotaan.

“Keberpihakan Prabowo - Gibran ke desa itu sesuatu yang tidak pernah jadi perhatian pembangunan selama ini. Jadi, pembangunan harus dimulai dari desa termasuk di sektor perumahan,” ungkap Panangian Simanungkalit.

Baca Juga: Backlog Perumahan Jalan di Tempat, Panangian Simanungkalit Beberkan Sejumlah Strategi

Dia menyebutkan, dari 17 program prioritas yang diusung pasangan nomor urut 2 tersebut, satu di antaranya adalah sektor perumahan. Di mana pada program nomor 13, salah satunya menjamin hidup berkualitas terjangkau sanitasi baik untuk masyarakat perdesaan dan perkotaan yang membutuhkan.

Selain itu, dari 17 program prioritas itu ada 8 program hasil terbaik cepat (best fast result) yang akan dilakukan dalam periode 2024 hingga 2029, yang salah satunya termasuk sektor perumahan.

“Maksudnya ini sektor perumahan benar-benar prioritas bagi Prabowo-Gibran. Program sektor perumahan adalah best result fast yang keempat yakni program infrastruktur desa dan kelurahan, bantuan langsung tunai, dan menjamin ketersediaan rumah murah bersanitasi baik bagi yang membutuhkan rumah khususnya kalangan milenial dan gen Z masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),” ungkap Panangian.

Baca Juga: Kementerian Perumahan Rakyat: Layakkah Dihidupkan Kembali?

Dijelaskan, pasangan Prabowo Subianto-Gibran sangat concern dalam menyelesaikan persoalan hunian bagi masyarakat Indonesia terutama kalangan MBR. Bahkan pasangan capres ini sudah memiliki beberapa program konkret untuk memberikan akses pada masyarakat pedesaan dan perkotaan yang membutuhkan rumah.

Adapun target mereka, selain akan mempercepat penyediaan perumahan bagi rakyat Indonesia yang belum memiliki tempat tinggal, Prabowo-Gibran juga membidik untuk membangun atau merenovasi sebanyak 40 rumah per desa/kelurahan per tahun akan dapat dicapai sebanyak 2 juta rumah mulai tahun kedua.

Kemudian juga menawarkan program untuk mengurangi backlog dengan membangun 500 ribu unit rumah tapak (landed house) dan 500 ribu unit hunian vertikal (rusunami dan rusunawa) di perkotaan. Untuk merealisasikan target tersebut diperkirakan butuh anggaran sekitar Rp101 triliun per tahun.

Baca Juga: Dihadiri Anies Baswedan, Rakernas APERSI Pertanyakan Nasib Perumahan Rakyat di 2024

Untuk pendanaan yang cukup besar tersebut, menurut Panangian, Prabowo-Gibran memiliki komitmen kuat dalam menaikkan anggaran dalam pengentasan backlog perumahan. Selain itu, potensi pemasukan negara dari pendapatan non-pajak selama ini juga belum optimal.

“Hak negara yang seharusnya diambil, tapi belum maksimal dipungut. Meski demikian, tentu Prabowo-Gibran akan sangat berhati-hati dalam hal ini, apalagi yang berkaitan dengan korporasi. Karena inikan berkaitan dengan daya tarik investasi,” katanya.

Pakar Properti Nasional tersebut memperkirakan, pembangunan dan renovasi 2 juta rumah di pedesaan dan pembangunan 500 ribu rumah tapak dan 500 hunian vertikal akan mampu menciptakan lapangan kerja untuk sekitar 4,6 juta. Hal ini pada akhirnya akan memacu pertumbuhan ekonomi nasional.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ruang Kantor (Foto: Dok. Freepik.com)
Ruang Kantor (Foto: Dok. Freepik.com)
Foto: Dok. Pixabay
Foto: Dok. Pixabay