RealEstat.id (Jakarta) – Kamis pagi, 13 Maret 2025. Kami dikejutkan oleh sebuah berita yang beredar di beberapa WhatsApp Group: Hendro S Gondokusumo wafat di Singapura pukul 03.29 waktu setempat.
Bagi awak media yang biasa meliput bisnis properti, Hendro S Gondokusumo dikenal sebagai sosok sederhana, ramah, visioner, dan mampu menjelaskan pemikirannya dengan baik.
Tak heran, Hendro menjadi sosok yang tak tergantikan di rentang perjalanan dan sejarah panjang PT Intiland Development, Tbk (DILD) berkiprah di industri properti Tanah Air.
Dikenal memiliki intuisi tajam dalam melihat potensi masa depan, tangan dingin dan tekad kuatnya sukses mengantar Intiland dari sebuah impian kecil menjadi salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia.
Baca Juga: Bidik Ekspatriat, Fifty Seven Promenade Hadirkan Layanan Sewa Eksklusif
Setiap proyek properti yang dibangun, mengusung visi lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dan membangun komunitas.
Kiprah dan prestasi Hendro, lebih dari sekadar gedung-gedung properti yang kini menjadi bagian dari lanskap perkotaan Indonesia. Lebih dari itu, dia berhasil meninggalkan warisan yang jauh melampaui bangunan-bangunan fisik semata.
Lewat karya yang dihasilnya, Hendro S Gondokusumo mengajarkan tentang pentingnya ketekunan, keberanian berinovasi, dan komitmen terhadap kualitas, serta nilai-nilai yang kini menjadi bagian dari industri properti Tanah Air.
Properti: Antara Arsitektur dan Prospek Pasar
Hendro Santoso Gondokusumo lahir di Malang, Jawa Timur, Rabu, 6 September 1950. Anak ketiga dari delapan bersaudara ini berasal dari keluarga sederhana yang menekuni bisnis hasil bumi.
Pada usia 17 tahun, Hendro muda mulai belajar berbisnis dengan ikut ayah dan pamannya ke Jakarta untuk berdagang hasil bumi. Namun, dirinya mengaku tidak tertarik.
Baca Juga: Usung Arsirektur Berkelanjutan, Intiland Hadirkan Tierra Residence di Surabaya Barat
Kecintaannya terhadap arsitektur dan bentuk gedung-gedung tua nan indah, memantapkan niatnya untuk menekuni seluk-beluk bisnis properti.
Menurutnya, properti adalah kebutuhan fundamental dalam masyarakat, yang sejajar dengan sandang dan pangan.
Pandangan itulah yang membuat Hendro muda jatuh hati pada bisnis properti—selain melihat potensi yang besar dari sektor riil tersebut.
“Di dunia properti, saya benar-benar bisa mengembangkan diri,” tuturnya dalam sebuah kesempatan.

Sejarah Intiland dimulai pada tahun 1970-an ketika Hendro S Gondokusumo banyak berkecimpung dalam kegiatan pembangunan dan pengembangan properti di Jakarta dan Surabaya.
Baca Juga: Intiland Hadirkan Klaster Lily by The Lake, Hunian Tepi Danau di Graha Natura Surabaya
Di antaranya: perumahan Cilandak Garden Housing, Jakarta Selatan; Taman Harapan Indah di kawasan Angke, Jakarta Barat; dan Kota Satelit Darmo di Surabaya.
Proyek-proyek properti yang menjadi cikal bakal Intiland ini disusul dengan beberapa proyek properti lainnya seperti Pantai Mutiara dan Intiland Tower yang dikembangkan tahun 1980-an.
Tahun 1990 merupakan tonggak penting bagi PT Intiland Development, Tbk (DILD) setelah berhasil mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia.
Di sepanjang sejarah dan perjalanannya, Hendro S Gondokusumo berhasil membawa Intiland sebagai perusahaan yang inovatif dan penggagas tren.
Proyek unggulan Intiland antara lain Regatta, ikon kondominium mewah yang didesain oleh Tom Wright dari Atkins Design—desainer The Burj Al Arab, Dubai.
Baca Juga: Permintaan Tinggi, Amesta Living Luncurkan Tipe Mezza, Harga Mulai Rp1 Miliar
Selain itu, Hendro S Gondokusumo juga menginisiasi pengembangan Graha Famili, sebuah kota mandiri yang dibangun di atas lahan seluas 280 hektare di Surabaya Barat yang dilengkapi lapangan golf 18-hole.
Di era 1990-an, dia terus mendorong Intiland untuk berkembang dengan mengembangkan berbagai proyek baru, namun krisis ekonomi Asia tahun 1997 menghantam keras industri properti Tanah Air, termasuk Intiland.
Di saat banyak perusahaan terpaksa melakukan pemangkasan besar-besaran, Hendro S Gondokusumo berhasil mempertahankan Intiland tanpa mengorbankan karyawannya.
Dengan strategi yang matang dan manajemen keuangan yang disiplin, perusahaan tetap beroperasi dengan mengandalkan aliran dana sendiri.
Bahkan di tengah krisis, Intiland tetap mampu menjaga kepercayaan pasar dan mempertahankan posisinya sebagai salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia.
Baca Juga: Kembangkan Tahap 2, Amesta Living Mulai Pembangunan Community Center
Hal ini membuktikan ketangguhan dan kepemimpinan Hendro S Gondokusumo dalam menghadapi situasi sulit.
Memasuki era 2010-an, di bawah kepemimpinan Hendro S Gondokusumo, Intiland memasuki babak baru ekspansi dan inovasi bisnis.

Dengan visi yang tajam, perusahaan meluncurkan berbagai proyek ikonik yang memperkuat posisinya sebagai pengembang properti terkemuka.
Tahun 2010 menjadi momentum penting dengan hadirnya Intiwhiz Internasional, jaringan hotel yang menaungi Whiz Hotel dan Grand Whiz Hotel, memperluas bisnis Intiland ke sektor hospitality.
Keberhasilan lainnya adalah suksesnya Penawaran Umum Saham Terbatas III senilai Rp2,7 triliun, yang memberikan modal besar untuk pertumbuhan perusahaan.
Baca Juga: Green Bestari Park Tawarkan Klaster Green Casa, Cicilan Mulai Rp4 Juta Per Bulan
Dari sisi pengembangan properti, Intiland menghadirkan apartemen 1Park Residence dan kawasan perumahan Serenia Hills di Jakarta Selatan, serta kawasan perkantoran terpadu South Quarter dan proyek mixed-use Aeropolis di Tangerang.
Di Surabaya, perusahaan membangun kawasan superblok Graha Festival, menghadirkan Spazio dan Spazio Tower, apartemen Sumatra36, dan Graha Golf.
Di tengah tantangan besar akibat pandemi Covid-19 pada awal 2020, Hendro S Gondokusumo kembali membuktikan ketangguhannya dalam memimpin Intiland.
Saat industri properti mengalami penurunan tajam akibat melemahnya daya beli masyarakat, Intiland tetap mampu bertahan dan bahkan meraih pencapaian penting.
Dengan strategi yang adaptif dan visi jangka panjang, perusahaan tidak hanya mempertahankan operasionalnya, tetapi juga berhasil menyelesaikan pembangunan dua proyek apartemen prestisius: SQ Rés, dan Fifty Seven Promenade.
Baca Juga: Diresmikan Presiden, Intiland Mulai Pembangunan Tiga Proyek Prestisius di IKN
Selain bekerja keras menjalankan bisnisnya, Hendro S Gondokusumo juga dikenal aktif dalam berorganisasi.
Dia tercatat menduduki beberapa posisi penting di sejumlah organisasi seperti Dewan Penasehat Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Ketua Asosiasi Pengusaha Lapangan Golf Indonesia, dan anggota Badan Pertimbangan Organisasi Real Estat Indonesia. Tak hanya itu, Hendro juga pernah menjabat sebagai Ketua Jakarta Properti Club.
Sebagai pemimpin yang rendah hati, visioner, dan selalu memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan, Hendro S Gondokusumo selalu memiliki pegangan dalam mengarungi kehidupan.
Mengutip kata-kata Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet, Hendro selalu berbagi nasihat: “Jagalah pikiranmu, karena akan jadi perkataanmu. Jagalah perkataanmu, karena akan menjadi perbuatanmu. Jagalah perbuatanmu, karena akan menjadi kebiasaanmu. Jagalah kebiasaanmu, karena akan membentuk karaktermu. Jagalah karaktermu, karena akan membentuk nasibmu.”
Selamat jalan, Pak Hendro!
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News