RealEstat.id (Jakarta) - Dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, tertundanya proses konstruksi apartemen di Jabodetabek telah membantu membatasi ancaman over supply. Jumlah pasokan yang tidak terlalu tinggi di Kuartal III 2020 membantu menjaga harga apartemen lebih stabil dan menyebabkan tidak adanya pergerakan harga dari kuartal sebelumnya.
Pada dasarnya, permintaan pokok tetap sehat dan peningkatan aktivitas pada segmen residensial akan mulai terlihat di awal 2021, dengan asumsi bahwa situasi pandemi telah menunjukkan tanda-tanda mulai stabil. Demikian laporan bertajuk MarketBeat yang dirilis Cushman & Wakefield Indonesia.
Baca Juga: Pasokan Apartemen di Jakarta Tidak Bergerak Akibat Pandemi COVID-19
Tingkat kekosongan pada sektor kondominium sewa menunjukkan peningkatan, sebagai dampak dari penyesuaian operasional perkantoran yang dilakukan perusahaan yang menyebabkan penurunan permintaan dari ekspatriat untuk unit apartemen.
"Hingga pandemi ini mereda, para pemilik bangunan masih akan tertekan oleh keadaan untuk menerima harga sewa yang lebih rendah, untuk menjaga jumlah tenant atau menarik penyewa baru,” jelas Lini Djafar, Executive Director Residential Cushman & Wakefield Indonesia dalam siaran pers yang diterima RealEstat.id.
17 Proyek Apartemen Rampung
Konstruksi 17 proyek apartemen di Jabodetabek yang merangkum 9.346 unit hunian vertikal telah selesai pada kuartal III 2020. Cushman & Wakefield mencatat, angka ini naik sebesar 114% dari kuartal sebelumnya.
Dari total unit yang terselesaikan di Kuartal III 2020, proyek Meikarta menyumbang 25%. Meski demikian, total pasokan yang terselesaikan year-to-date (YTD) sebanyak 18.617 unit ini masih lebih rendah 21% dari proyek yang terselesaikan secara YTD di Kuartal III 2019. Proyek yang menunda jadwal serah terima dalam dua kuartal ke belakang ini diperkirakan untuk dapat selesai di kuartal terakhir 2020 atau di semester pertama 2021.
Baca Juga: Wajah Muram Pasar Apartemen Jabodetabek Dihantam Wabah COVID-19
Hanya terdapat satu proyek yang baru diluncurkan ke pasar apartemen di kuartal ini, yaitu Apple 3 Condo Villa. Proyek yang berlokasi di Cilandak ini memiliki 530 unit, sehingga membawa total pasokan apartemen yang ditawarkan ke 174.216 unit.
"Para pengembang masih mengamati situasi pasar dan menunggu tanda-tanda stabilisasi pandemi juga perbaikan pada kondisi ekonomi di Indonesia. Pasokan ditawarkan diproyeksikan untuk tetap bergerak perlahan hingga semester kedua di tahun depan," kata Lini Djafar.
Permintaan Lemah
Cushmand & Wakefield menyebut, tingkat serapan bersih sebanyak 2.741 unit tercatat di kuartal III 2020 dari proyek yang telah selesai maupun yang ditawarkan, atau menurun 17,4% dari kuartal sebelumnya.
Kendati demikian, tingkat penjualan kumulatif apartemen terjaga stabil dari kuartal sebelumnya di 93,3%, dengan tingkat pra-penjualan masih tidak banyak berubah di 61,0% yang merefleksikan kondisi pasar yang sedang lemah.
Baca Juga: Skandinavia Tingkatkan Fasilitas untuk Dongkrak Kenyamanan Penghuni
Pada akhir kuartal, tingkat kekosongan rata-rata di pasar apartemen meningkat menjadi 50,7% dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa proyek yang makin selektif dalam menerima penyewa baru dan adanya persyaratan tambahan untuk hunian berupa surat medis bebas-COVID-19.
Di dalam proyek, pembatasan jumlah tamu dan pengunjung masih berlaku. Namun, fasilitas bersama yang disediakan di dalam kawasan apartemen mulai dibuka secara bertahap dengan beberapa pembatasan.
Baca Juga: Modernland Segera Rilis Apartemen Kedua di Kota Modern
Sementara itu di sisi harga, tidak ada pergerakan yang tercatat Cushman & Wakefield untuk seluruh lokasi dalam kuartal III 2020. Pada akhir September, harga rata-rata apartemen di Jakarta dan sekitarnya masih menunjukkan sedikit pertumbuhan secara year-on-year sebesar +0,9%.
"Beberapa pengembang menawarkan metode pembayaran yang lebih fleksibel dan insentif lain kepada calon konsumen untuk mendukung harga yang ditawarkan," pungkas Lini.