RealEstat.id (Jakarta) - Sebagian wilayah Jabodetabek mulai memasuki musim penghujan. Intenstitas curah hujan yang semakin meningkat tak jarang mengakibatkan genangan air atau bahkan banjir merendam sejumlah wilayah Jakarta.
Diperlukan solusi nyata untuk mengatasi banjir. Salah satunya dengan cara membuat sistem panen air hujan atau Rain Water Harvesting (RWH) di rumah.
Rain Water Harversting adalah teknik pengumpulan dan penampungan air hujan ke dalam tangki atau waduk alami untuk kemudian dikelola, sehingga tabungan air hujan menjadi bersih dan bisa dimanfaatkan kembali bagi keperluan rumah tangga. .
Baca Juga: Sering Kali Mengotori Hunian Ini Dia Trik Mengusir Cicak di Rumah
Hasil tampungan air hujan dari sistem RWH dapat digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga, seperti menyiram tanaman, mencuci pakaian, mandi dan lain sebagainya.
Dengan mengaplikasikan sistem pengelolaan air hujan ini, pemilik rumah pun bisa menjaga ketersediaan air saat musim kemarau tiba.
Fasilitas panen air hujan ini juga bisa diterapkan pada skala kawasan perumahan. Pengelola hanya perlu dengan penyesuaian tertentu seperti ukuran tangki dan sistem penyaluran ataupun distribusi air yang terkoordinasi.
Baca Juga: Solusi Mengatasi Dinding Rumah Rembes Saat Musim Hujan
Sistem Kerja Panen Air Hujan
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pemilik rumah ketika ingin menerapkan fasiltas memanen air hujan atau Rain Water Harvesting. Simak langkah-nya berikut ini.
1. Air hujan yang jatuh ke atap rumah ditampung talang di sepanjang tepian atap. Setelah itu, disalurkan melalui pipa menuju ke tangki di halaman. Tangki tersebut berfungsi menyaring air dari daun, ranting, dan kotoran lain yang terbawa oleh hujan.
2. Air yang berada di talang, kemudian dialirkan ke tangki pertama yang berfungsi menyaring air hujan yang turun selama 10 menit pertama. Air tersebut biasanya mengandung lebih banyak polusi dan kotoran, sehingga harus diolah secara khusus.
Baca Juga: Trik Mudah Menghemat Air Bersih Saat Musim Kemarau
3. Setelah proses tersebut, air dimasukkan ke tangki kedua yang di dalamnya terdapat dua buah bak terpisah dengan fungsi yang berbeda.
Bak pertama untuk proses penyaringan atau filterisasi. Bak ini berisi lapisan zeolit, ijuk, dan karbon aktif. Selanjutnya, bak kedua untuk menyimpan air yang sudah bersih dan siap digunakan kapan saja dibutuhkan.
4. Tahapan terakhir, air bersih didistribusikan ke tempat cuci tangan dan toilet serta dialirkan ke toren di lantai dua dengan menggunakan pompa