KPR Subsidi Jadi Motor Penggerak Kinerja Kredit Bank BTN

Pertumbuhan kredit Bank BTN berada di level 5,59% (yoy), atau jauh di atas rata-rata industri perbankan nasional yang hanya tumbuh 0,45%.

Kantor Pusat Bank BTN (Foto: RealEstat.id)
Kantor Pusat Bank BTN (Foto: RealEstat.id)

RealEstat.id (Jakarta) - Di kuartal II 2021, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (Bank BTN) kembali mencatatkan pertumbuhan positif pada penyaluran kredit dan pembiayaan di level 5,59% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp251,83 triliun menjadi Rp265,9 triliun.

Pertumbuhan kredit Bank BTN tersebut tercatat berada jauh di atas rata-rata industri perbankan nasional. Data Bank Indonesia merekam, pertumbuhan kredit industri perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 0,45% (yoy) per Juni 2021.

Direktur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo menjelaskan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi masih menjadi motor utama penggerak penyaluran kredit Bank BTN dengan kenaikan sebesar 11,17% (yoy) menjadi Rp126,29 triliun per kuartal II 2021. KPR non-subsidi tumbuh perlahan di level 0,90% (yoy) menjadi Rp80,59 triliun. Sementara, kredit konsumer non-perumahan juga tercatat meningkat di level 17,47% (yoy) menjadi Rp5,43 triliun pada kuartal II 2021.

Baca Juga: Pegawai Honorer Kementerian PUPR Dapat KPR Subsidi dari Bank BTN

"Kinerja penyaluran kredit Bank BTN yang tetap kokoh bertumbuh di tengah tekanan pandemi, juga diiringi perbaikan pada kualitasnya," kata Haru Koesmahargyo pada Konferensi Pers Paparan Kinerja Bank BTN Kuartal II 2021 di Jakarta, Rabu (28/7/2021).

Sementara itu, Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) gross emiten bersandi saham BBTN ini terekam terus membaik sebesar 61 bps ke level 4,10% di kuartal II 2021 dari 4,71% di periode yang sama tahun lalu. Penurunan NPL tersebut juga disertai peningkatan pencadangan sebesar 1.282 bps dari 107,90% pada kuartal II 2020 menjadi 120,72% di kuartal II 2021.

Haru mengatakan, perseroan terus melakukan transformasi dan inovasi agar bisnis tetap melaju positif meski berada di tengah kondisi pandemi. Peran positif pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dinilai turut mendorong kinerja positif Bank BTN.

Baca Juga: Bank BTN Tawarkan KPR Takeover Berhadiah Emas

“Upaya peningkatan bisnis yang kami lakukan juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah masyarakat Indonesia yang semakin mendesak di masa pandemi ini. Kami berupaya terus mencatatkan pertumbuhan positif yang berkelanjutan sehingga Bank BTN dapat terus menyediakan rumah untuk rakyat,” jelas Haru.

Di samping itu, Bank BTN juga sukses menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 31,84% (yoy) menjadi Rp298,38 triliun pada kuartal II 2021 dari Rp226,32 triliun di periode yang sama tahun lalu. Peningkatan DPK tersebut disumbang oleh kenaikan pada seluruh segmen yakni tabungan, giro, dan deposito masing-masing sebesar 17,70% (yoy), 15,06% (yoy), dan 43,53% (yoy) per kuartal II 2021.

Kendati DPK tumbuh signifikan, Bank BTN berhasil mencatatkan penurunan beban bunga dengan menekan biaya dana (cost of fund/CoF) hingga 171 basis poin (bps). Peningkatan DPK juga menyebabkan Loan to Deposit Ratio (LDR) menurun sebesar 2.216 bps hingga ke level 89,12% di kuartal II 2021.

Baca Juga: Gandeng Ponpes Tebuireng, Bank BTN Edukasi Santri Jadi Developer Properti

Laporan keuangan Bank BTN mencatat pertumbuhan ekspansi kredit menjadi pendorong pendapatan bunga Bank BTN. Per kuartal II 2021, Bank BTN mencatatkan peningkatan pendapatan bunga sebesar 1,39% (yoy). Beban bunga juga berhasil ditekan turun sebesar 13,63% (yoy) sehingga pendapatan bunga bersih Bank BTN melonjak di level 28,18% (yoy).

Perbaikan proses bisnis yang dilakukan Bank BTN juga turut menopang perolehan laba bersih perseroan. Bank BTN telah menggelar beragam strategi mulai dari efisiensi, digitalisasi, perampingan outlet, hingga meningkatkan fee based income melalui transaksi non-kredit. Dengan berbagai langkah tersebut, laba bersih Bank BTN tercatat tumbuh di level 19,87% (yoy) menjadi Rp920 miliar pada kuartal II 2021 dari Rp768 miliar di periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, dengan kinerja positif pada kredit dan DPK, hingga paruh pertama tahun ini, Bank BTN mencatatkan posisi aset senilai Rp380,51 triliun atau melonjak sebesar 20,95% (yoy) dari Rp314,60 triliun di periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Akad Perdana Digelar, KPR Tapera BTN Resmi Bergulir

“Bagi kami, tumbuh positif dan berkelanjutan merupakan prioritas kami terutama dalam menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang,” tutur Haru.

Bank BTN juga tetap berkomitmen untuk membantu masyarakat termasuk nasabah atau debiturnya yang terdampak gelombang kedua Covid-19 dan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Selain menyalurkan berbagai bantuan sosial, perseroan juga tetap memberikan fasilitas restrukturisasi bagi nasabah atau debitur terdampak.

"Perseroan juga memproyeksikan restrukturisasi akan terus menunjukkan tren penurunan hingga akhir tahun 2021. Kami tetap memberikan fasilitas restrukturisasi untuk mengurangi beban para debitur di masa pandemi ini. Namun, kami mencermati tren pengajuan restrukturisasi terus menurun meski PPKM diperpanjang,” kata Haru.

Baca Juga: Bank BTN Gelar Puncak Akad KPR Massal di Bali

Di sisi lain, sejalan dengan pertumbuhan aset pada bisnis konvensional, Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN juga ikut mencatatkan kinerja aset yang meningkat. Aset BTN Syariah tercatat tumbuh sebesar 14,06% (yoy) dari Rp31,09 triliun menjadi Rp35,46 triliun pada kuartal II 2021.

Peningkatan aset tersebut didukung oleh pembiayaan syariah di level 12,50% menjadi Rp26,86 triliun per kuartal II 2021. Kemudian, BTN Syariah juga sukses mencatatkan lonjakan DPK sebesar 29,27% (yoy) menjadi Rp26,89 triliun per kuartal II 2021.

"Dengan seluruh capaian tersebut, UUS BTN meraih laba bersih senilai Rp87,54 miliar per kuartal II 2021," pungkas Haru.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Foto: Freepik.com
Foto: Freepik.com
Ilustrasi Perumahan Subsidi. (Sumber: Kementerian PUPR)
Ilustrasi Perumahan Subsidi. (Sumber: Kementerian PUPR)
Ilustrasi rumah KPR FLPP. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi rumah KPR FLPP. (Sumber: BP Tapera)