RealEstat.id (Jakarta) - Pasokan ruang pekantoran di CBD (Central Business District) Jakarta tidak bertambah selama kuartal III 2022. Namun ada beberapa proyek perkantoran di CBD Jakarta yang diperkirakan selesai dalam waktu dekat, yakni The Autograph Tower (86.000 m2) dan Rajawali Place (40.000 m2) yang mengalami keterlambatan dan akan rampung pada Kuartal IV 2022.
Konsultan properti Cushman & Wakefield Indonesia menyebut, sebanyak 126.000 m2 pasokan kantor diproyeksikan akan memasuki pasar pada tahun ini dan pada akhir tahun akan menambah total inventori ruang pekantoran CBD Jakarta menjadi sekitar 7,2 juta m2.
Baca Juga: Green Building Berkonsep ESG Mulai Jadi Tren di Pasar Perkantoran Jakarta
Arief Rahardjo, Director Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia menjelaskan, jumlah serapan bersih ruang perkantoran di CBD Jakarta seluas 56.200 m2 terlihat pada Kuartal III 2022, yang merupakan penerimaan bersih per kuartal tertinggi dalam 10 kuartal terakhir.
Mayoritas penyerapan bersih tersebut berasal dari konsolidasi kantor grup perusahaan. Kantor Grade A terus mencatat penyerapan bersih tertinggi. Sebaliknya, kantor Grade B dan C mengalami penurunan tingkat penyerapan selama Kuartal III 2022. Beberapa penyewa di gedung Grade B dan C direlokasi atau mengurangi ruang kantornya, sebagian besar karena adanya efisiensi.
Sementara itu, beberapa transaksi penyewaan besar juga terjadi selama Kuartal III 2022, seperti di Sequis Tower (2.000 m2) oleh perusahaan asuransi untuk relokasi kantor mereka, serta di Sopo Del (1.800 m2) oleh perusahaan kawasan industri untuk kantor baru mereka. Hingga akhir September 2022, tingkat hunian rata-rata pasar perkantoran CBD Jakarta meningkat 1,2% menjadi 72,3%.
Baca Juga: Perkantoran Sewa di CBD Jakarta Masih Dalam Tekanan
Meskipun tren penyerapan bersih positif terus berlanjut dan peningkatan tingkat hunian secara keseluruhan, sewa tetap berada di bawah tekanan karena persaingan yang ketat di 'pasar yang tipis'.
"Beberapa pemilik gedung perkantoran terus menawarkan potongan harga sewa yang besar dari tarif yang dipublikasikan untuk menarik penyewa baru ke gedung mereka," tutur Arief Rahardjo.
Tarif sewa dasar dalam Rupiah menurun sebesar -3,3% secara kuartalan (QoQ) pada Kuartal III 2022, menjadi Rp164.900 per meter persegi per bulan, atau menurun -8,7% secara tahunan (YoY). Sementara, dalam ekuivalen Dolar AS, tarif sewa dasar mencapai USD10,79 per meter persegi per bulan. Angka ini mengalami penurunan sebesar -5,5% (QoQ) atau -14,4% (YoY).
Baca Juga: Miris, Jakarta Masih Minim Gedung Perkantoran Ramah Lingkungan
Sementara itu, service charge tetap relatif stabil selama Kuartal III 2022 Tren meningkat di tingkat penyerapan bersih dan hunian diperkirakan akan melambat dalam beberapa kuartal mendatang karena penyewa akan berada dalam 'mode waspada' dan menahan keputusan besar untuk relokasi atau ekspansi kantor mereka dalam mengantisipasi perkiraan resesi ekonomi global dalam waktu dekat.
Beberapa penyewa bahkan terlihat mempersiapkan pengurangan ruang kantor yang mereka gunakan. Sewa akan tetap berada di bawah tekanan karena kekosongan diperkirakan akan meningkat lagi dengan selesainya proyek perkantoran besar di kawasan CBD Jakarta pada Kuartal IV 2022, yang mungkin tidak diikuti oleh tingkat permintaan yang sama dalam rentang waktu yang sama.