Kinerja Meningkat, SCG Catat Laba Rp4,36 Triliun

Tingkatkan kinerja, SCG fokus menjaga stabilitas bisnis jangka panjang dengan mengembangkan beragam solusi dan inovasi di era kenormalan baru.

Foto: Dok. SCG
Foto: Dok. SCG

RealEstat.id (Jakarta) - Pada kuartal II-2020, SCG meningkatkan kinerja dengan memperkuat strategi bisnis untuk mengatasi krisis akibat COVID-19 dengan prinsip agility (ketangkasan) dan solid business continuity management (manajemen bisnis berkelanjutan yang solid) dari Bisnis Chemicals (Bahan Kimia) yang menghasilkan peningkatan keuntungan.

Perusahaan konglomerasi asal Thailand ini juga terus fokus dalam menjaga stabilitas bisnis jangka panjang dengan mengembangkan beragam solusi dan inovasi guna memenuhi kebutuhan di era normal baru, memperluas saluran digital untuk mendorong pembelanjaan daring, dan mendorong bisnis packaging (kemasan) agar dapat unggul di pasar ASEAN.

Baca Juga: SCG Indonesia Catatkan Penjualan Rp4,2 Triliun di Q1-2020

Hasil operasi perusahaan yang belum diaudit untuk Kuartal II-2020 mencatat pendapatan penjualan sebesar Rp44,56 triliun, atau turun sebesar 12% (y-o-y), terutama dari harga produk bahan kimia yang lebih rendah, dan terkoreksi 9% (q-o-q) yang disebabkan oleh penurunan dari semua unit bisnis.

Sementara, laba untuk periode ini mencapai Rp4,36 triliun, atau naik 33% (y-o-y) karena peningkatan kinerja di ketiga bisnis unit utama SCG yang didorong oleh upaya optimalisasi biaya dan bisnis berkelanjutan. Kemudian, terdapat peningkatan 35% (q-o-q) yang terutama disebabkan oleh peningkatan kinerja bisnis bahan kimia SCG.

Selain itu, mengacu pada pendapatan SCG dari operasi bisnis di luar Thailand dan penjualan ekspor dari Thailand untuk Semester I-2020 tercatat sebesar Rp39,68 triliun atau 43% dari total pendapatan penjualan dengan penurunan 2% (y-o-y).

Kinerja SCG di Indonesia
Khusus untuk SCG di Indonesia, berdasarkan laporan Q2-2020, SCG di Indonesia memiliki total aset senilai Rp39,76 triliun serupa dengan tahun sebelumnya, dengan pendapatan penjualan Q2-2020 Rp2,66 triliun atau mengalami penurunan 2% (y-o-y).

Untuk periode H1-2020, SCG di Indonesia melaporkan pendapatan penjualan sebesar Rp6,88 triliun yakni terdapat kenaikan 18% (y-o-y) yang diperoleh terutama dari bisnis packaging (kemasan).

Ketika situasi terkait dengan pandemi COVID-19 saat ini menjadi lebih kritis, SCG terus menerapkan pedoman manajemen bisnis berkelanjutan secara penuh. SCG percaya bahwa melindungi kesehatan dan kesejahteraan semua pemangku kepentingan adalah prioritas utama kami selama pandemi COVID-19.

Baca Juga: Karyawan SCG Bagikan Paket Sembako untuk Masyarakat Terdampak Covid-19 di Sukabumi

Cara kerja baru yang disebut "Hybrid Workplace” pun telah diterapkan. Saat ini, cara kerja ini memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja dari rumah maupun kantor dan pabrik untuk mendukung karyawan bekerja dengan lebih nyaman dan aman.

Selain itu, SCG juga telah mengembangkan bilik swab bertekanan positif sebagai solusi yang inovatif untuk melindungi tenaga medis dari kemungkinan terpapar COVID-19. Inovasi ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih aman baik bagi tim medis maupun pasien.

Bilik Swab ini dapat dipasang dengan cepat namun memiliki struktur permanen dan juga dilengkapi dengan sistem filter yang dapat secara efektif mencegah penyebaran virus. Total lebih dari 51 bilik swab telah didistribusikan ke berbagai rumah sakit dan laboratorium di berbagai daerah serta sebelumnya telah diterima secara simbolis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Baca Juga: SCG Donasikan 11 Bilik Swab untuk Tenaga Medis di Jawa Barat

"Di tengah pandemi COVID-19, dimana SCG tidak berada dalam industri yang sangat terpengaruh seperti pariwisata ataupun penerbangan, perusahaan terus memantau situasi yang ada agar tetap unggul di tengah lingkungan dengan ketidakpastian yang tinggi,” jelas Roongrote Rangsiyopash, Presiden dan CEO SCG.

Menurutnya, SCG telah menerapkan strategi bisnis yang lebih terfokus mulai dari menyiapkan rencana penjualan dan pengaturan transportasi untuk kemungkinan pembatasan akses ke berbagai daerah, mengoptimalkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, dan melakukan transformasi digital untuk mewujudkan model optimasi.

Selain itu, perusahaan telah mengambil pendekatan dinamis dengan menawarkan solusi, produk, dan layanan yang lebih baik. Akibatnya, hasil operasi untuk Q2-2020 dan H1-2020 relatif kurang terpengaruh oleh perlambatan ekonomi global.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Paparan Kinerja Bank BTN  Kuartal I 2024, Kamis, 25 April 2024. (Foto: Dok. Realestat.id)
Paparan Kinerja Bank BTN Kuartal I 2024, Kamis, 25 April 2024. (Foto: Dok. Realestat.id)
Kegiatan Fuse Care di Bogor (Foto: Istimewa)
Kegiatan Fuse Care di Bogor (Foto: Istimewa)