Kemenangan Joe Biden Tingkatkan Prospek Properti Asia Pasifik

Terpilihnya Joe Biden sebagai presiden ke-46 AS, akan membawa implikasi di sektor ekonomi dan properti dunia, terutama untuk kawasan Asia Pasifik.

Kemenangan Joe Biden sebagai presiden ke-46 dinilai akan membawa angin segar bagi sektor properti Asia Pasifik, di tengah perang dagang AS-China yang mulai mereda. (Foto:Gerald Herbert / Associated Press)
Kemenangan Joe Biden sebagai presiden ke-46 dinilai akan membawa angin segar bagi sektor properti Asia Pasifik, di tengah perang dagang AS-China yang mulai mereda. (Foto:Gerald Herbert / Associated Press)

RealEstat.Id (Jakarta) - Joe Biden berhasil mengalahkan Donald Trump pada petarungaan dalam Pilpres Amerika Serikat (AS) 2020. Dengan kemenangan ini, Biden menjadi presiden ke-46 AS.

Konsultan real estat global, Colliers International, menilai terpilihnya Biden sebagai presiden AS, akan membawa implikasi bagi iklim di sektor ekonomi dan properti dunia, khususnya bagi wilayah Asia Pasifik.

Andrew Haskins, Direktur Eksekutif Research Colliers Asia berkomentar implikasi paling jelas dari kemenangan Biden untuk kawasan Asia Pasifik terletak pada hubungan perdagangan, terutama terkait China.

Baca Juga: Setelah Terpuruk, Pasar Perhotelan Asia Pasifik Mulai Bangkit

Menurut dia hanya ada sedikit tanda bahwa perusahaan asal AS mempertimbangkan untuk pindah dari China.

"Dengan pendekatan AS terhadap kebijakan perdagangan yang tidak terlalu konfrontatif di bawah Biden, tren menjauh dari China tampaknya tidak akan meningkat," papar Andrew, seperti dilansir dari siaran pers, Senin (07/12/2020).

Selain itu, kemajuan perubahan iklim akan menjadi agenda kebijakan bersama antara China di bawah Presiden Xi dan AS di bawah Biden, karena keduanya telah mengusulkan target netralitas karbon yang ambisius.

Ketegangan AS-China Mereda?
Lebih lanjut Colliers berpandangan, meskipun Biden sama sekali bukan pedagang murni, dia telah berjanji untuk memperbaiki hubungan dengan sekutu untuk bekerja sama menekan China.

Baca Juga: Investasi Properti Saat Resesi Ekonomi, Mengapa Tidak?

"Ancaman tarif terhadap sekutu di kawasan APAC, seperti Jepang dan India, mungkin akan menghilang dengan cepat di bawah Biden," kata Andrew.

Sebagian besar tarif atas barang-barang China mungkin tetap ada, tetapi Biden mengatakan dia akan segera menaikkan tarif untuk produk pertanian.

Seiring waktu, prospek meredanya ketegangan perdagangan AS-China secara umum akan meningkatkan kepercayaan bisnis asing dan domestik di sebagian besar pasar properti Asia Pasifik.

Baca Juga: Sejumlah Pasar Properti Asia Pasifik Dapat Momentum Positif

Pemerintah AS di bawah kepemimpinan Joe Biden menurut Andrew Haskins mungkin lebih bersedia untuk menaikkan tarif barang-barang China untuk mengamankan kerja sama dalam kebijakan iklim global.

Permintaan Ruang Industri Meningkat
Ketegangan perdagangan antara AS dan China telah berkurang sejak tahun lalu karena Negeri Paman Sam tersebut telah menaikkan tarif tertentu.

"Dengan pendekatan AS terhadap kebijakan perdagangan yang tidak terlalu konfrontatif, kami berharap sebagian besar perusahaan multinasional mempertahankan kehadiran mereka di China, mengingat prospek pertumbuhan jangka panjang yang tinggi," ucap Andrew.

Ia mengatakan, tren ini dapat meningkatkan permintaan untuk ruang industri dan perkantoran di pasar seperti India, Vietnam, Taiwan dan Jepang.

Berita Terkait

Forest Dining & Media Room di Kondominium Nava Grove, Singapura (Foto: Istimewa)
Forest Dining & Media Room di Kondominium Nava Grove, Singapura (Foto: Istimewa)
Pasca akuisisi, The Grand Eastlakes akan di-rebranding menjadi One Global Centre. (Foto: Istimewa)
Pasca akuisisi, The Grand Eastlakes akan di-rebranding menjadi One Global Centre. (Foto: Istimewa)
Kingdom Center Tower sebagai salah satu gedung tertinggi di dunia dan menjadi bangunan ikonik di Arab Saudi. (Sumber: Architec Magazine)
Kingdom Center Tower sebagai salah satu gedung tertinggi di dunia dan menjadi bangunan ikonik di Arab Saudi. (Sumber: Architec Magazine)
The Grand yang akan berganti nama menjadi One Global Centre. (Foto: dok. One Global Capital)
The Grand yang akan berganti nama menjadi One Global Centre. (Foto: dok. One Global Capital)