RealEstat.id (Jakarta) – Disahkannya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, membuat Jakarta secara resmi tidak lagi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) dan berganti nama menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ).
Meskipun statusnya tidak lagi menjadi ibu kota, namun Jakarta tidak akan tergantikan sebagai kota bisnis. Artinya, daya tarik Jakarta sebagai pusat kegiatan komersial tidak akan surut walaupun kegiatan pemerintahan telah berpindah.
"Koridor Timur Jakarta, sebagai salah satu daerah penunjang kota ini, tentu tidak terlepas dari perannya sebagai daerah perumahan dan kegiatan industri," jelas Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia.
Bahkan, karena populasi pemukim dan pekerja di Koridor Timur Jakarta berkembang, area timur Jakarta—terutama Bekasi—pun terlihat mulai menjadi pusat kegiatan komersial.
Menurutnya, berpindahnya pusat pemerintahan dari Jakarta tidak akan mengganggu aktivitas komersial dan tidak akan secara signifikan mengurangi populasi kawasan Jakarta dan sekitarnya.
Baca Juga: Segmen Residensial Sumbang 82% dari Total Penjualan Modernland di 2023
Termasuk juga perkembangan infrastruktur transportasi yang membuat konektivitas antar wilayah di dalam dan sekitar Jakarta makin terintegrasi.
"Hal ini menandakan bahwa aktivitas ke depan akan tetap hidup dan berkembang," tutur Ferry Salanto, menambahkan.
Infrastruktur yang paling banyak berpengaruh pada perkembangan properti di Koridor Timur Jakarta saat ini adalah akses tol, termasuk rencana pembangunan jalur Cikampek sebelah Selatan.
Di sisi lain, kereta cepat Whoosh yang mengurangi kepadatan jalur tol yang mengarah ke Bandung, LRT (light rail transit), dan infrastruktur Pelabuhan (Patimban), menunjang perkembangan kawasan industri di timur dan memperkuat jalur logistik untuk kawasan industri yang terus bertumbuh hingga Subang.
Konektivitas tol sampai ke ujung timur pulau Jawa dan terutama yang menghubungkan kota-kota Jawa Tengah ini menghasilkan sinergi dan saling menunjang. Pasalnya, tipikal industri di wilayah barat dan tengah Jawa berbeda, sehingga saling melengkapi.
Baca Juga: Hunian Premium Vastu @ Garden City Terima Penghargaan Duo Award 2024
"Yang kami lihat, perkembangan infrastruktur yang cukup masif di koridor timur Jakarta ini semakin mengokohkan posisinya sebagai daerah industri, memicu tumbuhnya kawasan industri baru dan akhirnya menarik populasi dan pemukiman baru.
Setelah populasi terbentuk, tentunya akan timbul kebutuhan properti yang menunjang kehidupan seperti sekolah, rumah sakit, mal, tempat hiburan, dan lain-lain. Pada akhirnya, pusat komersial pun akan timbul seperti kebutuhan akan ruang kantor dan hotel.
Teranyar, rencana pembangunan koridor MRT Barat - Timur, dinilai akan mengubah peta bisnis properti di Timur Jakarta. Ferry mengatakan, MRT di koridor barat Jakarta, sebagian akan menyentuh daerah Balaraja yang juga memiliki banyak kegiatan industri.
"Saat ini wilayah Banten menjadi target pembangunan perumahan baru karena ketersediaan lahan yang masih memungkinkan. Artinya, populasi pemukim baru di area barat masih dimungkinkan untuk bertambah," katanya.
Jadi para pemukim—yang sudah terlanjur—tinggal di Barat Jakarta, namun bekerja di Timur Jakarta dan sebaliknya, bisa terkoneksi. Apalagi sistem transportasi berbasis rel menjamin kepastian waktu, sehingga jarak tidak lagi menjadi isu utama.
Baca Juga: Helat 'Sales Rewards 2024', Modernland Ajak Pemasar Berprestasi Keliling Eropa
"Intinya barat dan timur akan berkembang sesuai dinamika yang terjadi di daerah masing-masing, namun konektivitas ke duanya tentu akan memberikan nilai tambah wilayah Jabodetabek secara keseluruhan," terang Ferry Salanto.
Selain infrastruktur, papar Ferry, faktor yang menjadi daya ungkit sektor properti di koridor timur Jakarta adalah populasi yang disebabkan terciptannya lapangan pekerjaan dari industri yang bertumbuh. Hal initentu akan memicu kebutuhan pemukiman dan kebutuhan fasilitas penunjang lain.
Ferry Salanto menjelaskan bahwa kawasan Timur Jakarta memiliki karakteristik industri hi-tech yang akan mendorong pekerja dengan skill dan pendidikan tinggi. Tenaga kerja tipe ini biasanya berasal dari Jakarta. Sedangkan tenaga kerja kasar biasanya lebih mudah didapat dari daerah sekitar, seperti Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Subang.
Karena industri high-tech pesat berkembang, tentu ini akan memicu tenaga kerja yang highly skilled labor untuk tinggal di timur. Artinya properti hunian yang dikembangkan tidak hanya terbatas pada pemukiman kelas subsidi yang memang pasarnya lebih besar tapi juga golongan menengah atas yang punya kemampuan untuk membeli hunian yang seperti rumah/apartemen kelas menengah.
"Selain itu, potensi yang dimungkinkan adalah membangun hunian yang sifatnya transisi atau bisa disewakan, agar pekerja yang datang dari luar daerah tersebut bisa menyesuaikan sebelum mereka memutuskan untuk membeli rumah atau apartemen sendiri," jelas Ferry Salanto.
Baca Juga: Makin Lengkap, Modernland Realty Bangun Club House Vastu @Garden City
Pintu Gerbang Terdepan Koridor Timur Jakarta
Pesatnya perkembangan infrastruktur di Koridor Timur Jakarta secara tidak langsung menjadikan kawasan perumahan Jakarta Garden City sebagai pintu gerbang terdepan bagi kawasan Koridor Timur Jakarta saat ini.
Selain lokasi yang strategis, Jakarta Garden City juga terintegrasi langsung dengan berbagai fasilitas infrastruktur serta berbagai objek vital di sepanjang Koridor Timur Jakarta.
Demikian penuturan, Kelvin O Lesmana, Direktur Utama PT Mitra Sindo Sukses—anak perusahaan dari PT Modernland Realty Tbk—pengembang township Jakarta Garden City.
"Tak heran, jika jumlah investor global yang memilih Jakarta Garden City sebagai lokasi investasi mereka terus bertumbuh dalam kurun waktu lima tahun terakhir," jelas Kelvin O Lesmana.
Dia mengungkapkan, kawasan Jakarta Garden City dikelilingi berbagai infrastruktur modern dan aksesibilitas terlengkap di Koridor Timur Jakarta.
Baca Juga: Jakarta Garden City Luncurkan Vastu @Garden City, Rumah Premium Bergaya Modern Minimalis
Township seluas 370 hektare ini bisa dicapai hanya 30 menit dari pusat Jakarta, 10 menit dari Kelapa Gading, 15 menit dari pelabuhan Tanjung Priok, 40 menit dari Bandara Soekarno-Hatta, 90 menit dari pelabuhan Patimban serta 1 jam ke Bandara Internasional Kertajati.
"Dan, yang paling penting, Jakarta Garden City masih berada di dalam wilayah DKI Jakarta," tukas Kelvin.
Menurutnya, dinamika perubahan Community Development ini bisa dibilang yang terbaik di Jakarta Timur saat ini. Masifnya pengembangan infrastruktur, penambahan berbagai fasilitas di Jakarta Garden City dan peningkatan segmentasi pasar dari middle class menjadi middle up hingga high class yang disebabkan oleh sinergi Global Strategy Partners dalam pengembangan kawasan ditengarai mampu meningkatkan nilai investasi properti.
Sebagai pengembang yang telah puluhan tahun berkiprah, PT Modernland Realty Tbk (MDLN) pun terus mewujudkan komitmennya untuk mengembangkan township Jakarta Garden City untuk menjadi Global City, sebuah kawasan hunian modern terbesar dan terlengkap di Jakarta Timur.
"Ke depan, Jakarta Garden City akan terus menambah fasilitas dan membuka pintu kerja sama dengan para investor, baik dalam maupun luar negeri, agar impian ini lebih cepat terwujud. Jakarta Garden City bersyukur saat ini sudah sangat terlihat wujudnya sebagai sebuah kawasan Global City," urai Kelvin.
Baca Juga: Gaungkan Sustainable Lifestyle, Beam Mobility Gandeng Jakarta Garden City
Di samping itu, PT Modernland Realty Tbk menawarkan kesempatan kepada investor untuk ikut mengembangkan Jakarta Garden City menjadi Global City.
Untuk itu, telah dibuka kesempatan untuk memiliki investasi komersial di CBD Jakarta Garden City dan di beberapa lokasi strategis, bersertifikat, memiliki kisaran harga terjangkau dengan berbagai peruntukkan seperti untuk Mixed Use, Commercial Area, dan Apartment.
Saat ini beberapa investor global yang telah menjadikan Jakarta Garden City sebagai lokasi ekspansi bisnisnya antara lain, AEON MALL Co, Ltd, Hongkong Land yang berkolaborasi dengan Astra International pada proyek pengembangan hunian tapak yang berlokasi di dalam area pengembangan Jakarta Garden City, IKEA, dan Shell.
Selain itu, perusahaan perumahan, arsitektur, teknik sipil dan konstruksi pabrik asal Korea Selatan, Lotte Engineering & Construction (Lotte E&C) bersama Modernland Realty juga telah resmi membentuk perusahaan patungan (Joint Venture/JV) yang akan mengembangkan proyek mixed use di Jakarta Garden City.
"Pesatnya pembangunan di Jakarta Garden City yang didukung tingginya intensitas pembangunan infrastruktur dan ekonomi di wilayah Koridor Timur Jakarta menjadi momentum emas bagi Jakarta Garden City," tegas Kelvin O Lesmana.
Baca Juga: Modernland Resmi Rilis The Essence @Garden City di Jakarta Garden City
Dalam kondisi aktual, Kawasan Jakarta Garden City memiliki aksesibilitas yang sangat baik dan dapat dicapai dari segala penjuru Jakarta dengan mudah dan cepat.
Jakarta Garden City hanya selangkah menuju pintu Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) yang terhubung dengan Tol Dalam Kota dan Tol Jakarta–Cikampek. Akses lainnya adalah jalan tembus Tipar Cakung yang membuat perjalanan dari Kelapa Gading menuju Jakarta Garden City hanya berjarak 5 km.
Teranyar, jalan Tol Layang Dalam Kota Seksi Kelapa Gading - Pulo Gebang sepanjang 9,3 km juga telah beroperasi. Dengan penambahan akses tol ruas Kelapa Gading - Pulo Gebang, membuat lokasi Jakarta Garden City semakin strategis diakses dari segala arah.
"Mengingat lokasi gerbang masuk dan keluar tol tidak jauh dari gerbang Jakarta Garden City, maka penghuni akan lebih mudah untuk mencapai semua kawasan yang ada di Jakarta maupun Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek)," pungkasnya.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News