RealEstat.id (Jakarta) – "Some goodbye are good for the peace of your mind." Mungkin kalimat ini yang mewakili apa yang dirasakan seorang Iwan Sunito saat ini.
Membangun Crown Group di 1996 dari nol hingga menjadi salah satu pengembang paling diperhitungkan di Australia, Iwan Sunito harus dihadapkan pada kenyataan bahwa dirinya tak sejalan lagi dengan sang mitra: Paul Sathio.
Menurut pria kelahiran Surabaya ini, sebenarnya benih perpecahan Crown Group sudah mulai terjadi sejak 2017 lalu, saat putra sulung Paul Sathio, diberikan posisi penting dalam sebuah proyek besar, sementara putra keduanya terlibat di bagian penjualan.
Iwan pun mengingatkan Paul, bahwa mereka masih terlalu muda dan belum siap menempati posisi strategis tersebut. Dan gesekan pun terjadi.
Baca Juga: Iwan Sunito Akuisisi The Grand Eastlakes, Pusat Perbelanjaan Terbesar Milik Crown Group
Percikan yang semula kecil, mulai berubah menjadi kobaran besar, saat Iwan Sunito mengetahui biaya konstruksi proyek Ashfield yang sebesar AUD17 juta, naik menjadi AUD34 juta saat dipegang anak Paul Sathio.
"Saya mengatakan kepada Paul, partnership kami bukan untuk keluarga. Nah, itulah mengapa saat itu saya ingin Crown Group go public, sehingga semuanya bisa di-handle secara profesional. Akan tetapi, bagaimana bisa profesional, kalau construction cost yang belasan juta Dolar bisa naik dua kali lipat," ungkapnya kepada Realestat.id.
Melihat kondisi kantor yang kian memanas, pada 7 September 2022, Iwan pun mencoba mengalah agar perusahaan bisa terus bergerak.
"Saya ingat, 7 September adalah tanggal di mana mama saya wafat. Saat itu saya mengajukan peaceful offering laiknya kisah Yakub dan Esau di Al Kitab," katanya, mengenang kejadian tersebut.
Pada saat itu, Iwan minta Paul yang menjadi chairman Crown Group. Namun, keesokan harinya ada anak buah Paul datang menemui Iwan untuk minta voting power-nya diserahkan kepada Paul.
Baca Juga: Target Lepas Landas di 2025, One Global Capital Dapat Suntikan Dana Rp3,3 Triliun
"Padahal, seorang chairman itu tidak membuat voting, tetapi membuat kebijakan, memberi arah tujuan, dan merangkul semua anggota tim sehingga bisa maju bersama," tuturnya.
Pada 9 September 2022, akhirnya mereka berdua setuju membagi proyek, tetapi menurut Iwan, angkanya juga dimanipulasi, karena sebenarnya Paul tidak memiliki dana yang cukup.
Lantas, pada akhir November 2022, kedua belah pihak sepakat membawa masalah ke pengadilan dan di sana mereka bahkan minta Iwan Sunito yang membayar.
"Di situlah my world fall apart. Bayangkan, sebuah perusahaan dengan nilai Rp5 triliun collaps over night. How do you fight back? sementara saat itu dia punya dana lebih banyak dari saya," ungkap Iwan dengan nada murung.
Tapi, bagi Iwan Sunito, dia tak punya pilihan lain selain melawan. Perlu waktu enam bulan baginya untuk bertanya kiri-kanan, mentoring dengan sejumlah orang.
Baca Juga: Crown Group Pecah, Iwan Sunito Bicara Ekspansi ONE Global Capital Hingga Nasib Mantan Karyawan
"Sebagian, ada yang bilang: 'mungkin ini jalan Tuhan. Mungkin kamu enggak bisa lagi sebesar sebelumnya'. Nah, itulah sebabnya kita harus berhati-hati dalam memilih mentor," tuturnya.
Akhirnya, Iwan pun bertemu dengan mentor lamanya, Anthony Buntoro, yang 30 tahun lalu mengajarkannya mendirikan bisnis. Saat itu, beliau mengajarkan saya untuk work very hard, sehingga bila perusahaan menjadi besar, orang-orang akan bilang bahwa kitalah yang menyebabkan kesuksesan perusahaan tersebut. Bila itu terjadi, maka di situlah kamu berhasil, karena skill enggak bisa di-take over.
"Terkait kasus Crown Group, dia bilang: 'kalau mau damai, bagus. Biar you move on. Tapi sayang juga ya, karena Crown Group itu hasil jerih payah you selama 25 tahun. Kalau gua jadi elu, gua akan fight. Kalau lawyer elu goblok, elu ganti, karena lawyer harus pintar cari cara supaya menang,'” katanya, menirukan perkataan sang mentor.
Selain itu, Iwan Sunito juga mendapat motivasi dari David Gonski, Councellor UNSW yang juga pendiri Gonski Education dan Chairman ANZ Bank. Kemudian David Gonski memperkenalkannya dengan lawyer dari Melbourne.
Baca Juga: Kembangkan Proyek Macquarie Park, One Global Capital Gandeng Kengo Kuma dan Crone Architect
Perjalanan ke Jepang dan 'Nubuat' Sang Istri
Bulan April 2023, Iwan Sunito bersama istri berangkat ke Jepang untuk menenangkan pikiran. Saat itu, mereka bahkan tidak mampu menumpang pesawat di business class, karena dana digunakan untuk proyek dan proses legal.
"Di Jepang pun kami tidak naik taksi, tapi lebih banyak jalan kaki. Dan ternyata, hal itu malah membuat badan menjadi sehat," kenangnya.
Di Jepang, akhirnya Iwan bisa menikmati lagi tidur nyenyak setelah berbulan-bulan sulit tidur. Menurutnya, di dalam hidup ini ada beberapa hal yang harus dijaga: makan-minum, olah raga, dan tidur.
"Di sana, kami lebih banyak healing hingga beban pikiran itu hilang. Akhirnya, saya pun menyadari bahwa bila kita terus berjuang, suatu hari pasti akan menang," tuturnya.
Uniknya saat di Jepang, sang istri Liana, mengatakan sesuatu yang menurut Iwan seperti sebuah nubuat. "Dia bilang September nanti, semua yang kita punya akan kembali ke kita," ujarnya.
Iwan mengatakan, perjalanannya ke Jepang merupakan turning point bagi dirinya. Sepulangnya dari sana, dia pun mengganti lawyer serta menambah dana dan tim.
Saat itu, Iwan Sunito mengatakan kepada sang lawyer, bahwa dia punya tiga langkah to reclaim the land. Legal fight will not win the battle.
Baca Juga: Baru 6 Pekan Diakuisisi, Okupansi One Global Resorts Green Square Capai 100%!
"Langkah pertama, I must grow. Karena percuma kita dizalimi orang lain. Yang penting, bagaimana saya bisa menjadi besar dengan kemampuan saya. Langkah kedua, membuat resources dana mereka habis. Ketiga, harus membuat tim mereka juga habis," paparnya.
Iwan pun mulai menjalankan rencananya, sampai di bulan Juli 2023, pihak Paul Sathio menjual saham superannuation yang menandakan bahwa mereka mulai kehabisan uang.
"Pada September 2023, sesuai dengan perkiraan istri saya, bisnis kami mulai growing. Pekerjaan dan tim kami eskalasi, lalu kami pindah ke kantor baru dengan jumlah tim sebanyak 35 orang. Sekarang, bahkan kantornya tidak cukup," katanya dengan nada ceria.
Kemudian, Iwan Sunito mengambil langkah untuk mengakuisisi proyek Crown Group di Green Square. Namun, menurutnya, meski uang sudah ditransfer, proyek tersebut belum diserahkan. Hingga akhirnya pada Desember 2023, pihaknya ke pengadilan supaya proyek tersebut diserahterimakan.
Pada akhirnya di bulan Maret 2024, Iwan melihat, pihak Paul Sathio kehabisan dana. Salah satunya lantaran salah langkah dalam mengerjakan beberapa proyek, termasuk proyek di Brisbane.
"Hal itu disebabkan mereka tidak bisa menghitung feasibility study, karena di Crown Group, semua itu saya yang kerjakan," katanya. "Di samping itu, disinyalir dia juga memakai dana pribadi jutaan Dolar per bulan untuk membayar staf, sementara tidak memiliki produk baru."
"Crown Group, It’s Too Small for Us"
Perjuangan Iwan Sunito membangun One Global Capital di tengah prahara yang terjadi di tubuh Crown Group pun berbuah manis. Perusahaan ini mampu tumbuh pesat dalam waktu yang terbilang singkat.
"Semua hal yang terjadi justru menjadi berkah dan membuat kami tumbuh lebih cepat. Dan ternyata dalam segala hal, harus ada fighting untuk membuat kita lebih kuat," tuturnya.
Sampai di Bulan April 2024, setelah berhasil men-take over proyek Green Square, Iwan Sunito merasa One Global Capital sudah lebih besar darpada Crown Group.
"We outgrow them. Baik di sisi dana maupun proyek. Hal itu membuat semua hal yang hilang di Crown Group terlihat tidak signifikan lagi," katanya.
Iwan mengatakan, pihaknya telah lama memiliki lahan di kawasan Chatswood yang kini kenaikan harganya telah mencapai Rp1 triliun.
"Jadi kami grow the business dan mendapat bonus kenaikan harga 30%. Karena kenaikan itu, tanah saya yang di luar Crown Group—Macquary Park dan Chatswood—melonjak harganya. dengan demikian, skala proyeknya jadi besar."
Sekarang, satu proyek kami nilainya bisa mencapai AUD1,7 miliar. Saya juga sedang melakukan negosiasi untuk membeli tanah seharga Rp4 triliun.
Baca Juga: Iwan Sunito Tawarkan Rp1 Triliun, ONE Global Capital Ingin Akuisisi Crown Group
Untuk itu, kami juga harus memilih mitra yang lebih besar dengan kemampuan dana puluhan miliar Dolar, seperti Warburg Pincus yang telah menyatakan tertarik untuk jadi partner kami.
"Jadi, partner kami sekarang kelasnya super giant, yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Itulah sebabnya saya bilang it’s too small for us," katanya merujuk ke entitas Crown Group.
Dia mengatakan, pihaknya memiliki dana untuk membeli semua aset Crown Group. Tapi, aset Crown Group saat ini sudah terlalu kecil, hanya 10% dari aset One Global Capital.
"Mungkin suatu hari, saya bisa mengakuisisi Crown Group jadi anak usaha One Global Capital. Namanya mungkin One Crown," katanya, sembari tertawa.
Pada akhirnya, Iwan merasa semua masalah dan pertikaian yang terjadi di Crown Group memang sudah ditakdirkan terjadi.
"Semua ini jadi lesson in life: get better everyday, keep fighting, keep climbing the mountain. Selain itu, set the goal. Lihat langkah dan semua kemungkinan. Pada akhirnya tidak lagi melihat apa yang dikerjakan orang lain," paparnya.
Baca Juga: Andalkan Konsep Boutique Lifestyle, OXO Group Indonesia Garap Pasar Properti Bali
Ancol dan Mimpi Pengembangan Properti di Indonesia
Dalam beberapa kesempatan, Iwan Sunito kerap menyetakan mimpinya mengembangkan proyek di kawasan Ancol. Di era Crown Group, bahkan Iwan telah mempublikasinya masterplan proyek di Utara Jakarta tersebut, namun gagal lantaran beragam alasan.
"Saya terus berusaha agar bisa mendapat lahan reklamasi seluas 500 hektare, karena visi saya di Indonesia bukan hanya untuk mengembangkan proyek, tetapi membangun city of the future," kata Iwan yang tetap optimistis proyek ambisius ini bakal terwujud.
Sebelum merambah Indonesia, urainya, One Global Capital terlebih dahulu akan mengerjakan proyek senilai AUD6 miliar di Australia. Di samping itu, pihaknya juga tengah mempersiapkan proses IPO (initial public offering) untuk bisa melantai di bursa.
"Setelah semua ini selesai, barulah kami masuk ke Indonesia. Mungkin di akhir 2025. Setelah Ancol, proyek di Sentul akan jadi pilot project selanjutnya," katanya.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News