Implementasi KPI (Key Performance Indicators) pada Perusahaan Properti

Key Performance Indicators atau indikator kinerja utama adalah sebuah perangkat untuk mengukur kinerja organisasi, baik departemen maupun individu.

Kris Banarto (Foto: Dok. RealEstat.id)
Kris Banarto (Foto: Dok. RealEstat.id)

RealEstat.id (Jakarta) - Data kinerja perusahaan ibarat dashboard dalam mobil yang berisi matriks, angka, dan data yang bertujuan pengemudi dapat memutuskan dengan cepat dan tepat: kapan harus menginjak gas atau rem, mengisi BBM, dan melakukan servis.

Tanpa memegang data kinerja, para manajer perusahaan akan kesulitan melakukan tindakan kepada bawahannya, tidak tepat membuat strategi bisnis, dan berujung pada tidak tercapainya tujuan perusahaan. Di sinilah pentingnya KPI (Key Performance Indicators) bagi perusahaan, termasuk perusahaan properti.

KPI atau indikator kinerja utama adalah sebuah perangkat untuk mengukur kinerja organisasi, baik departemen maupun individu. Menurut Banerjee dan Buoti (2012), KPI merupakan sebuah ukuran dengan skala kuantitatif (berdasarkan jumlah atau banyaknya) untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan menentukan tujuan secara terukur untuk menentukan keputusan dan mencapai target perusahaan.

Baca Juga: Penting: Penerapan Marketing Mix 7P untuk Properti

KPI bertujuan untuk mengetahui skor kinerja dan menentukah langkah perbaikan departemen atau melakukan tindakan kepada karyawan baik yang berprestasi, berada pada rata-rata dan berkinerja buruk.

Jenis-jenis KPI
KPI dibagi menjadi dua yaitu KPI Finansial (keuangan) dan KPI Non Finansial.

1. KPI Finansial
KPI yang berkaitan dengan keuangan perusahaan meliputi:

  • Pertumbuhan pendapatan dibandingkan tahun sebelumnya
  • Persentase biaya operasional perusahaan terhadap pendapatan
  • Pertumbuhan laba perusahaan
  • Perkembangan aset perusahaan
  • Jumlah hutang perusahaan

KPI finansial ini akan menjawab pertumbuhan perusahaan dan efektivitas organisasi.

2. KPI Non Finansial
KPI ini tidak berhubungan langsung dengan keuangan organisasi bisnis. Misalnya:

  • Kepuasan pelanggan dan keluhan pelanggan
  • Tingkat loyalitas pelanggan dan kehilangan pelanggan
  • Turn over atau jumlah karyawan karyawan
  • Persentase market share atau pangsa pasar
  • Jumlah produksi dan produk yang laku di pasar

KPI non finansial ini akan menjawab keadaan organisasi, posisi produk atau merek dan pangsa pasar.

Baca Juga: Ini Dia, Rahasia Sukses Launching Produk Properti

Merencanakan Strategi Organisasi
Setelah melakukan KPI, langkah selanjutnya adalah membuat strategi perencanaan bisnis dengan memperhatikan kaidah SMART (Specific, Measurable, Achievable, Reliable, Time bound).

  • Tujuan dari organisasi bisnis bersifat spesifik (khusus)
  • Pencapaian kinerja secara terukur
  • Apakah target perusahaan dapat tercapai (tidak muluk-muluk)
  • Apakah data-data yang ada dapat dipercaya dan realistis?
  • Ada target waktu dalam pencapaian tujuan

Implementasi Strategi
Strategi yang bagus menjadi sia-sia jika tidak dapat diimplementasi dengan baik. Berikut ini adalah kiat-kiatnya:

  • Pimpinan perusahaan harus dapat menyatukan semua departemen yang ada menuju satu sasaran organisasi.
  • Pimpinan perusahaan memberikan wewenang penuh kepada masing-masing pimpinan departemen untuk mengeksekusi strategi yang ada.
  • Adanya kolaborasi antara manajemen dengan pemangku kepentingan seperti distributor, pemasok, pelanggan dan pemerintah

Baca Juga: Metode SCAMPER: Agar Proyek Perumahan Laris Manis

Contoh Penerapan KPI di Perusahaan Properti
Berikut ini adalah contoh matriks KPI untuk departemen penjualan dan pemasaran pada perusahaan pengembang properti dengan target 1 tahun sebesar Rp240 miliar, pertumbuhan penjualan dibandingkan tahun lalu sebesar 10%, pembatalan 15%, biaya pemasaran terhadap penjualan 5%, cash in sebesar 90% dari target penjualan dan menekan jumlah komplain.

Keterangan:

  • Kolom Kinerja Utama merupakan tanggung jawab pokok manajer penjualan dan pemasaran.
  • KPI merupakan kinerja yang terukur (sebaiknya antara 5 hingga 10 item).
  • Bobot disesuaikan dengan urgensi masing-masing KPI (total bobot 100).
  • Target ditentukan oleh manajemen
  • Skor diperoleh dari Realisasi dibagi Target x 100 (target positif) atau Target dibagi Realisasi x 100 (target negatif).
  • Skor Akhir merupakan hasil dari Skor x Bobot dibagi 100.

Dengan total skor 92 berarti pemimpin departemen penjualan dan pemasaran walaupun tidak mencapai target, namun masih dalam kategori baik. Jabatan tersebut masih dipertahankan dan perlu ada langkah-langkah perbaikan sesuai skor yang ada.

Baca Juga: 5 Langkah Penting Studi Kelayakan Proyek Perumahan

Penutup
Penerapan KPI akan bervariasi sesuai dengan produk atau jasa yang dipasarkan dan seberapa besar perusahaan. Namun, yang penting adalah organisasi sebaiknya melakukan KPI baik untuk kinerja departemen dan individu.

Dengan demikian organisasi akan mendapatkan peta organisasi secara lengkap, melakukan analisis dan merancang strategi bisnis. Agar tujuan organisasi dapat tercapai sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

Kris Banarto, MM, CPM (Asia), CPHRM adalah praktisi bisnis properti, pemerhati etika bisnis dan blogger yang saat ini menjabat sebagai General Manager Sales & Marketing Gapuraprima Group. Artikel ini adalah pendapat pribadi penulis.

Berita Terkait

Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Dzaky Wananda Mumtaz Kamil (Foto: Dok. Pribadi)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)
Muhammad Joni (Foto: Dok. RealEstat.id)