RealEstat.id (Jakarta) - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) tetap optimistis bahwa industri furnitur dan kerajinan Indonesia masih akan tetap bertumbuh dengan baik.
Meski di tengah kondisi geopolitik dunia yang berubah, industri mebel tercatat memperlihatkan kinerja positif dan berkontribusi pada perekonomian nasional.
Berdasarkan data Expert Market Research, nilai pasar furnitur global tahun 2024 mencapai USD660 miliar atau setara dengan Rp10.754.700.000.000.000 (kurs Rp16.300).
Jumlah tersebut diperkirakan akan terus tumbuh sebesar 4,9% pada periode tahun 2025 hingga 2034 mendatang.
Baca Juga: Produk Indonesia International Furniture Expo (IFEX) Diminati Pembeli Mancanegara
Sedangkan nilai ekspor produk mebel dan kerajinan Indonesia hingga November 2024 mencapai USD2,37 miliar atau setara dengan Rp37.478.500.000.000.
Angka ekspor furnitur tersebut naik dari tahun sebelumnya, yang mencapai USD2,22 miliar.
Langkah Strategis untuk Pertumbuhan
Penyelenggaraan pameran internasional menjadi sebuah hal yang signifikan untuk mendukung potensi pertumbuhan industri furnitur Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, saat membuka pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX), pada Kamis (06/03/2025) lalu di Jakarta.
Lebih lanjut ia berharap industri mebel bisa terus berinovasi dalam hal desain, penggunaan bahan baku dan bahan baku penolong ramah lingkungan.
Baca Juga: Tips Bersihkan Furnitur di Rumah yang Terendam Banjir
Para pelaku dalam industri mebel juga diharapkan menerapkan teknologi yang lebih efisien, serta mendukung konsep sirkuler ekonomi.
“Dengan upaya maksimal dari seluruh pelaku industri, saya optimistis kita akan bisa meningkatkan produktivitas industri furnitur, meningkatkan ekspor, dan memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri,” ujar Faisol.
Untuk itu, Kementerian Perindustrian telah melakukan beberapa langkah strategis untuk mendukung pertumbuhan industri furnitur.
Antara lain, memfasilitasi ketersediaan bahan baku, Sumber Daya Manusia (SDM), dan peningkatan pasar dan penguatan riset referensi pasar.
Baca Juga: Tips Mudah Memilih dan Merawat Furnitur Kayu Jati
"Kami juga memfasilitasi peningkatan produktivitas, kapasitas, dan kualitas produk, serta memfasilitasi iklim usaha dan investasi," tambah Faisol Riza.
Harapkan Dukungan Regulasi
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur mengatakan industri furnitur adalah industri yang sangat strategis.
Selain padat karya, sektor ini juga merupakan industri berbasis kreatif yang mampu bertahan lama.
Ia berharap pemerintah dapat membantu dalam hal regulasi untuk mendukung pertumbuhan industri tersebut.
Baca Juga: Kerap Beda Selera, Ini Cara Pasangan Vidi Aldiano dan Sheila Dara Penuhi Kebutuhan Furnitur
“Kami berharap pemerintah bisa membantu dalam hal regulasi yang menghambat pertumbuhan industri. Misalnya, terkait Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK)," kata Abdul Sobur.
Regulasi yang memudahkan pelaku industri tentu akan berdampak positif bagi pertumbuhan industri mebel dan kerajinan.
Meskipun secara global masih ada perlambatan ekonomi dan permintaan akibat perubahan geopolitik, dirinya masih optimis bahwa industri akan tetap bisa bertumbuh.
"Momentum penyelenggaraan IFEX 2025 bisa dimanfaatkan untuk memperkenalkan produk furnitur Indonesia ke pasar dunia," tandas Abdul Sobur.
Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News