RealEstat.id (Bali) - Industri perhotelan Indonesia menghadapi pasang-surut okupansi akibat pasca pandemi Covid-19 dan gejolak ekonomi dunia.
Di tengah kondisi tak menentu tersebut, perusahaan rintisan atau startup teknologi asal Bali, ecommerceloka mampu mencatatkan pertumbuhan yang konsisten.
Dalam tiga tahun terakhir, perusahaan teknologi tersebut mencatatkan pertumbuhan positif rata-rata 40% per tahun.
Bahkan, mitra properti ecommerceloka mengalami peningkatan pendapatan hingga 35% semenjak bergabung dalam ekosistem digitalnya.
Baca Juga: 2025, Pasar Perhotelan Jakarta Bakal Alami Penurunan Kinerja: Riset Colliers
Melalui keterangan resmi yang dikutip Jumat (16/05/2025) CEO & Co-Founder ecommerceloka, Nico S. Wiratama mengungkapkan perusahaannya telah bermitra dengan lebih dari 200 properti di berbagai destinasi utama Indonesia.
Jumlah mitra tersebut meliputi vila, guest house dan hotel di Bali, Lombok dan Yogyakarta
"Kami membawa transparansi, kecepatan, dan peningkatan performa bisnis sebagai nilai utama dalam setiap kerja sama” ujar Nico.
Lantas, bagaimana perusahaan startup ecommerceloka Bali ini meningkatkan pendapatan hotel, vila, dan guest house kecil vila hingga menengah untuk bersaing secara profesional di platform online?
Baca Juga: Membaik Sejak Pandemi, Sektor Hospitality di Bali Bakal Didominasi Kelas Atas
Solusi Digital End-to-end
Hadir sejak tahun 2019, perusahaan startup teknologi ecommerceloka ini menawarkan solusi digital end-to-end.
Ecommerceloka menyediakan layanan lengkap yang mencakup distribusi multikanal ke berbagai Online Travel Agent (OTA).
Perusahaan rintisan teknologi asal Bali tersebut juga menyediakan manajemen reputasi, serta strategi penetapan harga berbasis data dan kompetitor.
Nico menambahkan bahwa visi ecommerceloka adalah memastikan setiap hotel non-bintang dan properti independen memiliki kesempatan yang sama untuk bertumbuh dan bersaing.
Baca: Pasokan Hotel Baru di Bali Didominasi Bintang 5, Ini Daftarnya
“Kami ingin agar strategi pemasaran, konten di OTA, hingga penggunaan teknologi digital bisa mencapai standar yang sama seperti hotel bintang 4," kata dia.
Ia melanjutkan, teknologi harus berpihak pada yang kecil dan menjadi akselerator pertumbuhan, bukan penghalang.
Momentum Pemulihan Wisata
Di saat banyak pelaku industri mengalami penurunan, imbuh Nico, startup asal Bali ecommerceloka tetap tumbuh akibat pendekatan yang relevan dengan kebutuhan mitra langsung.
Nico menuturkan bahwa ecommerceloka ingin memanfaatkan momentum pemulihan dari industri pariwisata di Indonesia.
Hal ini dilakukan dengan dukungan strategi yang menyasar langsung pasar B2B (Business-to-Business) serta B2C (Business-to-Consumer).
Baca Juga: Kinerja Sektor Perhotelan di Jakarta, Surabaya, dan Bali Makin Menjanjikan, Ini Indikatornya
"Strategi ini menjadikan pemilik properti swasta terbukti tahan terhadap fluktuasi belanja proyek pemerintah," ujar dia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisatawan mancanegara pada tahun 2024 meningkat menjadi hampir 14 juta. Sebelumnya hanya 4 juta di tahun 2020.
Sementara perjalanan wisatawan domestik mencapai 756 ribu per April 2024, naik 33,13% dibanding tahun sebelumnya.
Baca Juga: 10 Tempat Wisata di Jakarta Gratis dan Instagramable
Tren ini memperkuat peran teknologi digital dalam memperluas jangkauan pasar, khususnya untuk pemain lokal yang belum sepenuhnya terdigitalisasi.
“Momentum pemulihan pariwisata ini menjadi peluang emas untuk mempercepat transformasi digital bagi sektor perhotelan Indonesia,” tutup Nico.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News