Bank BTN dan NU Circle Kembali Gelar Program 'Santri Developer Kebangsaan'

Bank BTN berharap, kegiatan yang telah dua kali dihelat ini akan melahirkan banyak pengusaha properti dari kalangan santri atau santri developer.

Peresmian pembukaan BTN Santri Developer Kebangsaan Batch 2 di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu, 29 Januari 2022. (Foto: Dok. Bank BTN)
Peresmian pembukaan BTN Santri Developer Kebangsaan Batch 2 di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu, 29 Januari 2022. (Foto: Dok. Bank BTN)

RealEstat.id (Cirebon) - Membantu pemerintah mengurangi backlog perumahan yang mencapai 11 juta unit, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, gencar melakukan sinergi dengan berbagai institusi dan komunitas. Kali ini Bank BTN bekerja sama dengan komunitas santri melalui NU Circle untuk menciptakan santri developer di berbagai daerah.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Bank BTN bersama NU Circle menggelar BTN Santri Developer Kebangsaan Batch 2 di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon, setelah sebelumnya batch 1 yang diadakan di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang.

Direktur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo berharap, dengan kegiatan ini maka akan banyak lahir para pengusaha properti dari kalangan santri atau santri developer. Dengan demikian, imbuhnya, para santri developer ini akan bersama-sama dengan Bank BTN bisa mengurangi backlog rumah yang ada di Indonesia.

Baca Juga: Gandeng Ponpes Tebuireng, Bank BTN Edukasi Santri Jadi Developer Properti

"Dari sekitar 270 juta penduduk indonesia, data dari BPS mencatat terdapat backlog perumahan nasional di Indonesia 11,4 juta yang sangat besar dan cenderung bertambah setiap tahun," kata Haru Koesmahargyo pada acara pembukaan BTN Santri Developer Kebangsaan Batch 2 di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (29/1/2022).

Dia berharap, jika memungkinkan, seluruh peserta yang lulus dari program ini dapat langsung bekerja dengan terjun langsung ke lapangan, atau paling tidak bekerja di perusahaan developer untuk mempercepat proses belajar.

Menurut Haru, kebutuhan rumah saat ini sangat besar, terutama didorong olah tingginya angka pernikahan dan generasi milenial yang sudah memasuki angkatan kerja. Namun di sisi lain, kemampuan pasokan perumahan tidak dapat mengikuti kecepatan pertumbuhan permintaan akan perumahan yang layak.

Dia menjelaskan, potensi yang besar ini pada kenyataannya tidak serta merta saling mengisi dan melengkapi. Ada berbagai kendala yang dihadapi, sebut saja jumlah developer perumahan yang menjadi pemasok perumahan. Selain itu, jumlah rumah yang mampu diproduksi pengembang belum mampu mengisi gap permintaan akan perumahan.

Baca Juga: Gelar Akad KPR FLPP Massal, Bank BTN Bukukan 6.000 Unit Dalam Sepekan

“Untuk itu, Bank BTN mengajak kalangan santri yang tergabung dalam Santri Developer bersama-sama mengatasi kendala backlog perumahan yang masih sangat besar mencapai 11 juta unit,” jelasnya.

Lebih lanjut Haru mengungkapkan, sektor perumahan adalah sektor yang sangat defensif dan tahan banting. Tahun 2021 yang lalu ketika sektor usaha yang lain tertekan bahkan ada sektor usaha yang tumbuh negatif, bisnis properti adalah salah satu sektor usaha yang tetap tumbuh.

“Sebagai lembaga intermediasi yang berfokus dalam pembiayaan perumahan dan sektor pendukungnya, Bank BTN harus bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik dan menjalankan fungsinya sebagai Lembaga intermediasi,” katanya.

Salah satu caranya, papar Haru, adalah membuka peluang bekerjasama dengan sebanyak mungkin pengembang perumahan. Tentunya pengembang yang memahami seluk beluk perumahan, pengembang yang memiliki pengetahuan yang benar mengenai cara yang benar dalam mengembangkan perumahan.

Baca Juga: 2022, Bank BTN Siap Salurkan KPR Subsidi FLPP, Tapera, dan BP2BT

“Itu sebabnya Bank BTN sangat mendukung acara Santri Developer Kebangsaan ini. Harapannya kita secara bersama-sama berkontribusi secara positif membantu pemerintah dalam program sejuta rumah, memberikan akses hunian yang layak kepada seluruh rakyat Indonesia, terutama yang belum memiliki rumah sendiri,” tegas Haru.

Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan NU Circle, Arsul Sani mengapresiasi Bank BTN yang terus mendukung dan melanjutkan program Santri Developer Kebangsaan ini.

“Saya mengapresiasi Bank BTN yang terus bersama NU Circle ini membangun kompetensi santri melalui pelatihan Santri Developer dan selalu dilaksanakan di pesantren,” katanya.

Sedangkan, Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat menilai sinergi dari berbagai disiplin ilmu dalam proses pembangunan perumahan penting untuk mewujudkan hunian nyaman. Sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai tempat untuk menanamkan nilai-nilai yang baik dalam keluarga.

Baca Juga: Salurkan FLPP di 2022, Bank BTN Siapkan Digital Mortgage Ecosystem

“Bagaimana rumah yang dibangun dengan cara yang sesuai kaidah atau nilai-nilai yang berlaku menjadi hunian yang nyaman, sesuai tata kelola yang benar. Itu memerlukan ilmu yang benar,” paparnya.

Menurut Lestari, agar bisa diterima masyarakat, para developer atau pengembang perumahan harus bisa menginformasikan produk perumahan yang dibangun dengan benar. Pengembang perumahan perlu memahami disiplin ilmu komunikasi agar pesan yang disampaikan diterima dengan baik dan benar oleh masyarakat.

“Selain itu, para santri calon developer harus memahami dengan baik tentang tata kota dan disiplin ilmu planologi agar rumah yang dibangun tidak menyalahi aturan berlaku. Rumah yang dibangun tidak hanya unggul dalam penerapan teknologi tetapi mampu menciptakan kebahagiaan bagi penghuni yang mampu merefleksikan nilai-nilai berlaku di masyarakat,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi berharap, dari program ini bisa melahirkan Santri yang Bagus, Pintar dan Wirausahawan. Wamenag menjelaskan program BTN Santri Developer Kebangsaan adalah salah satu program santripreneur.

Baca Juga: Bank BTN Nilai Keterlibatan Perguruan Tinggi Penting Dalam Pengembangan Ekosistem Perumahan

Tujuannya untuk mendorong santri dan pesantren agar turut berkontribusi aktif menekan angka kemiskinan di masyarakat dan meningkatkan indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui penguatan kemandirian dan kewirausahaan.

"Kami berharap pelatihan ini banyak melahirkan usahawan, yang berpartisipasi dalam membangun masyarakat. Apresiasi kepada Bank BTN dan NU Circle yang telah mendukung kegiatan ini, dalam membangun masyarakat dan bangsa," kata dia.

Pengasuh Ponpes KHAS Cirebon, KH Musthofa Aqil Siroj menyampaikan terima kasih kepada semua khalayak yang terlibat dalam acara Opening Ceremony, BTN Santri Developer Kebangsaan Batch 2 yang diselenggarakan di Pesantren KHAS Kempek, Cirebon.

Program Santri Developer ini sangat bagus untuk memandirikan santri. Santri yang berdaya memiliki nilai yang lebih baik karena bisa mencukupi kebutuhan dirinya sendiri dan orang lain.

Baca Juga: Gandeng BPJamsostek, Bank BTN Helat Akad Massal Kredit Rumah Pekerja

“Seperti yang diajarkan Nabi Muhammad ketika didatangi seorang ibu tua yang miskin. Nabi Muhammad tidak langsung memberikan bantuan langsung tetapi mengajak para sahabat untuk membeli pohon kurma sehingga kurmanya bisa dinikmati si ibu tua miskin tersebut. NU Circle melajukan fungsi itu dengan mensinergikan Bank BTN dengan santri nahdliyin,” tuturnya..

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum NU Circle, Gatot Prio Utomo menegaskan, visi dan misi besar yang dibawa NU Circle adalah menyiapkan generasi nahdliyin menjadi generasi emas Indonesia pada 2045.

NU Circle ingin membangun masyarakat profesional santri yang terus-menerus memproduksi santri-santri bertalenta profesional di segala bidang terutama di sektor pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

"Santri Developer Kebangsaan ini akan melahirkan developer-developer yang diharapkan dapat menyediakan perumahan bagi warga nahdliyin,” pungkasnya.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Paparan Kinerja Bank BTN  Kuartal I 2024, Kamis, 25 April 2024. (Foto: Dok. Realestat.id)
Paparan Kinerja Bank BTN Kuartal I 2024, Kamis, 25 April 2024. (Foto: Dok. Realestat.id)
Kegiatan Fuse Care di Bogor (Foto: Istimewa)
Kegiatan Fuse Care di Bogor (Foto: Istimewa)