Asia Pasifik Akan Jadi Kawasan Data Center Terbesar Dunia, Dekade Mendatang

Tiga kawasan di Asia Pasifik digadang bakal berada di peringkat 10 besar pasar data center dunia. Indonesia ada di peringkat berapa?

Data center (Foto: Pixabay.com)
Data center (Foto: Pixabay.com)

RealEstat.id (Jakarta) – Pasar pusat data Asia Pasifik diprediksi akan menjadi kawasan data center (pusat data) terbesar di dunia pada dekade mendatang. Singapura, Hong Kong, dan Sydney digadang berada di peringkat 10 besar pasar data center di dunia. Demikian laporan "2022 Data Centre Global Market Comparison" yang dirilis Cushman & Wakefield.

Total konstruksi terus bertumbuh secara global, dengan 4,1 gigawatt (GW) saat ini sedang dibangun di kawasan yang dicakup di dalam studi, naik dari 2,9 GW pada studi sebelumnya dan 1,6 GW pada tahun sebelumnya. Klien-klien terbesar terus membutuhkan pengembangan yang lebih besar sehingga kompleks 100 megawatt menjadi semakin umum.

Baca Juga: Indonesia Jadi Pasar Incaran Operator Data Center Dunia

Kawasan pusat data terbesar di dunia, Virginia Utara, kembali menempati posisi teratas klasemen keseluruhan dalam tiga tahun berturut-turut. Seiring dengan proses konstruksi yang solid, kawasan ini menawarkan konektivitas yang sangat baik, insentif yang menarik, dan biaya daya yang rendah.

Singapura berada di puncak peringkat Asia Pasifik (peringkat kedua secara global), naik dua peringkat secara global dari tahun 2021, sementara Hong Kong berada di peringkat kedua di Asia Pasifik (peringkat ke-6 secara global), bergabung kembali dengan 10 besar setelah absen tahun lalu. Dan melengkapi tiga besar Asia Pasifik adalah Sydney (peringkat ke-8 secara global).

Pertumbuhan diharapkan akan terus berlanjut setidaknya dalam 5 hingga 10 tahun ke depan, karena kawasan ini membutuhkan pembangunan yang sama sekali baru karena kurangnya infrastruktur yang tersedia untuk retrofit.

Baca Juga: Potensi Sosial Ekonomi Indonesia Dukung Pertumbuhan Sektor Data Center

Secara global, wilayah di Amerika Latin dan Afrika diperkirakan akan menikmati pertumbuhan yang cukup besar di tahun-tahun mendatang, karena jalur kabel bawah laut yang baru akan membuka akses yang lebih cepat ke banyak kawasan untuk pertama kalinya. Pasar sekunder di seluruh dunia juga terus tumbuh, dengan banyak yang akan segera mencapai ukuran pasar primer saat ini.

“Prospek Asia Pasifik sangat positif, dengan banyak perusahaan multinasional yang membutuhkan peningkatan lebih lanjut di layanan cloud (atau antar lintas layanan cloud) serta banyaknya permintaan dari sektor pemerintahan yang menggalakkan akses layanan online. Baik pasar mapan maupun pasar berkembang akan terus menerima permintaan kebutuhan kapasitas berskala besar dari pasar,” kata Todd Olson, Managing Director Jepang & Korea, dan Kepala Grup Praktik Pusat Data Asia Pasifik di Cushman & Wakefield.

Menurutnya, ini adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi di sektor ini dan Cushman & Wakefield akan memanfaatkan pengalaman, keahlian, dan akses kami ke hubungan dan suplai, untuk mendorong peluang, baik di sisi aset maupun platform.

tabel peringkat data center asia pasifik dunia 2022 cushman wakefield realestat.id dok

Terlepas dari moratorium pembangunan baru saat ini, Singapura tetap menjadi lokasi yang penting untuk data center, mendorong kawasan ini ke peringkat teratas Asia Pasifik, sementara dalam peringkat global secara keseluruhan berada di urutan kedua bersama dengan Silicon Valley. Ini merupakan bukti ekosistemnya yang kuat, konektivitas yang sangat baik, permintaan yang konsisten, dan semua layanan cloud utama tersedia dan dikembangkan apabila dimungkinkan.

Berada di luar 10 kawasan teratas secara keseluruhan tahun lalu, Hong Kong membuat lompatan besar pada tahun 2022 menjadi urutan kedua di kawasan ini dan berada tepat di belakang lima pasar teratas global. Kawasan ini menawarkan jalur pengembangan yang kuat, jaringan yang sangat baik, dan tersedianya semua layanan cloud utama.

Baca Juga: Indonesia Dorong Pertumbuhan Properti Data Center di Asia Pasifik

Pertumbuhan lebih lanjut yang cukup kuat diharapkan di Sydney (peringkat regional ke-3), Seoul (peringkat regional ke-4) dan Tokyo (peringkat regional ke-5), karena masih ada beberapa lahan dan daya yang tersedia di simpulsimpul utama terlepas dari segi biaya.

Pasar sekunder juga terus berkembang dengan pesat, sehingga banyak yang akan langsung melompat ke ukuran pasar primer dalam tiga sampai lima tahun ke depan. Ini termasuk Jakarta, Osaka, Seoul, dan beberapa kawasan inti di seluruh India, dengan pasar tersier baru mulai bermunculan.

Hyperscaler adalah kekuatan pendorong di balik ini, karena perusahaan yang berbasis di AS dan China bersaing menyerap pangsa pasar secara regional. Dengan demikian, ada kebutuhan yang luar biasa untuk kapasitas hyperscale baru di seluruh bidang, dengan pemakai terbesar ingin mengembangkan cakupannya di seluruh wilayah.

Baca Juga: Triniti Land Mulai Rambah Sektor Perumahan, Logistik, dan Data Center

Sementara itu, Wira Agus, Director Industrial & Land Sales Cushman & Wakefield Indonesia mengatakan, pasar pusat data Indonesia melompat ke status pasar utama dalam dua tahun terakhir, dengan Jakarta khususnya diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat untuk dua tahun ke depan.

Secara lokal, tuturnya, sebagian besar kawasan ini melewatkan fase colocation perantara, karena lima layanan cloud utama akan beroperasi pada awal 2022, menawarkan sebagian besar penyewaan pusat data baru di Jakarta.

Aktivitas pasar di Indonesia saat ini didominasi oleh pengembangan dan pembangunan lahan kosong oleh layanan cloud utama tersebut dengan hanya sedikit transaksi di fasilitas yang sudah beroperasi karena kurangnya ketersediaan aset tersebut.

Baca Juga: Optimisme Pasar Perkantoran Asia Pasifik Pasca-Pandemi

"Dengan demikian, akan terjadi persaingan yang menarik untuk bisnis pusat data di tahun-tahun mendatang, dengan perusahaan dan pelanggan yang mereka layani semakin meningkat dalam hal kebutuhan dan kecanggihan,” kata Wira Agus.

Sedangkan, Kevin Imboden, Direktur Riset Cushman & Wakefield untuk Kelompok Penasihat Pusat Data, menuturkan, masa depan industri data center di seluruh kawasan Asia Pasifik sangat cerah, berkat permintaan hyperscale yang mendalam dan miliaran dolar yang diinvestasikan dalam pengembangan yang sedang berlangsung untuk mendukung penyewa-penyewa utama ini,” kata

“Sebanyak 1,3 gigawatt yang sedang dibangun di pasar Asia Pasifik yang di pasar yang diamati, hanya merupakan sebagian kecil dari apa yang direncanakan secara regional, dan masih banyak aksi serta pertumbuhan data center yang akan datang selama dekade berikutnya,” pungkasnya.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Pasca akuisisi, The Grand Eastlakes akan di-rebranding menjadi One Global Centre. (Foto: Istimewa)
Pasca akuisisi, The Grand Eastlakes akan di-rebranding menjadi One Global Centre. (Foto: Istimewa)
Kingdom Center Tower sebagai salah satu gedung tertinggi di dunia dan menjadi bangunan ikonik di Arab Saudi. (Sumber: Architec Magazine)
Kingdom Center Tower sebagai salah satu gedung tertinggi di dunia dan menjadi bangunan ikonik di Arab Saudi. (Sumber: Architec Magazine)
The Grand yang akan berganti nama menjadi One Global Centre. (Foto: dok. One Global Capital)
The Grand yang akan berganti nama menjadi One Global Centre. (Foto: dok. One Global Capital)
Dari kiri ke kanan: Greg Crone, Iwan Sunito, dan Kengo Kuma. (Foto: Istimewa)
Dari kiri ke kanan: Greg Crone, Iwan Sunito, dan Kengo Kuma. (Foto: Istimewa)