RealEstat.id (Jakarta) – Konsultan properti Knight Frank Indonesia menyebut, sektor ritel merupakan salah satu sub sektor properti di Jakarta yang masih prospektif ke depannya, lantaran fast bounce back pasca pandemi.
Hal ini terlihat dari tingkat kegiatan masyarakat di kebanyakan mal dan pusat perbelanjaan di Jakarta yang meningkat tajam setelah dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Ini menjadi dorongan pasar ritel dalam mengejar ketertinggalan di beberapa tahun kebelakang,” tutur Sindiani Adinata, Director Strategic Consultancy Knight Frank Indonesia.
Baca Juga: Jakarta Makin Macet Pasca-Pandemi, Apa Implikasinya Bagi Sektor Properti?
Menurut data Knight Frank, pencabutan PPKM di akhir 2022 lalu mengirimkan sinyal positif pada sektor ritel di Jakarta secara umum. Hal ini ditandai dengan mulai kembalinya pengunjung ke ruang ritel, meski tidak terjadi pada semua kelas ritel.
Di ranah global, Knight Frank merilis publikasi yang menyatakan bahwa di awal tahun 2023 kekhawatiran melemahnya tingkat kunjungan konsumen ke ruang ritel tidak terbukti.
Laporan tersebut mengungkap bahwa beberapa tenant bahkan dinyatakan akan memiliki pertumbuhan yang kuat, seperti produk footwear, fashion, dan kosmetik.
Baca Juga: PPKM Dicabut, Pasar Ritel Jabodetabek Menuju Posisi Take-Off di 2023
Sementara itu, laporan terbaru Jakarta Property Highlight yang dirilis Knight Frank Indonesia menyebut bahwa di semester II 2022, rerata tingkat okupansi ruang ritel berada di kisaran 78,81%, meningkat tipis dibanding semester sebelumnya.
"Kenaikan juga terjadi di rerata harga sewa yang naik menjadi Rp751.351 per meter persegi per bulan, atau naik sekitar 1,24% dari dibanding semester sebelumnya," tutur Sindiani Adinata.
Laporan Jakarta Property Highlight juga mencatat bahwa akan ada tiga proyek ritel terbaru yang beroperasi di Jakarta di tahun 2023 ini. Salah satunya berkonsep food and beverage di Jakarta Utara.
Baca Juga: Pasokan Naik, Harga Sewa Stabil: Pasar Ritel Jakarta Menuju Normal
Dengan masuknya pasokan baru ini, maka total pasokan mal saat ini bertambah 6.745 meter persegi menjadi 4.923.911 meter persegi. Sementara itu untuk total future supply hingga tahun 2025, akan ada enam proyek mal yang memasok 292.109 meter persegi.
“Di akhir 2022, beberapa penyewa F&B menutup seluruh gerainya. Kendati demikian, hal tersebut tidak berpengaruh signifikan seiring dengan masih kuatnya serapan ruang ritel oleh tenant potensial lainnya dari sektor fashion, electronic, e-commerce, groceries, sport apparel and games or kids playgrounds,” tambah Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia.
Sementara, Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia menambahkan, performa ritel Jakarta saat ini masih belum merata, dan perbaikan performa memang tidak ditunjukan oleh seluruh kelas ritel.
"Pengelola ritel perlu memiliki daya adaptasi yang cepat mengikuti dinamika tren saat ini, diantaranya dengan melakukan peningkatan kualitas gedung (building upgrade) sehingga nilai asetnya dapat terus diperhitungkan sebagai aset yang prospektif,” pungkas Willson Kalip.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News