2023, Harga Lahan Kawasan Industri Jabodetabek Naik, Bogor Paling Signifikan

Lantaran semakin langka, kenaikan harga lahan kawasan industri di Bogor sudah seperti perumahan kelas atas.

ModernCikande Industrial Estate (Foto: Dok. Modernland Realty)
ModernCikande Industrial Estate (Foto: Dok. Modernland Realty)

RealEstat.id (Jakarta) - Suplai lahan kawasan industri di Jabodetabek sepanjang 2022 bertambah sebanyak 175 hektar. Pasokan lahan baru selama tahun 2022 merupakan kontribusi dari Karawang International Industrial City (KIIC), Bekasi Fajar Industrial Estate, dan Modern Cikande. 

"Angka pasokan baru ini terbilang cukup tinggi yang menandakan optimisme pengembang kawasan industri akan potensi yang terus melaju ke tahap recovery lebih lanjut," papar Ferry SalantoHead of Research Colliers Indonesia.

Dia mengatakan, penyerapan lahan industri di Jabodetabek lebih banyak dari ekspansi perusahaan yang saat ini telah beroperasi (existing tenant), sebaliknya belum banyak perusahaan baru yang masuk. 

Baca Juga: Kawasan Timur Jakarta Kuasai Serapan Lahan Industri Jabodetabek

Konsultan properti  Colliers Indonesia mencatat, bisnis data center masih menjadi penggerak kinerja kawasan industri di Jabodetabek selama 2022. Total transaksi data center di tahun 2022 mencapai 63,17 hektar dengan kontribusi 39%.

Angka ini melesat dari transaksi dibanding dua tahun sebelumnya, di mana tahun 2021 hanya menyentuh 39,6 hektar dan tahun 2020 mencapai 20,2 hektar.

Sementara itu, pertumbuhan logistik yang terkait dengan sektor e-commerce, terlihat agak melambat, meski masih berkontribusi 19%. Pasalnya, laju ekspansi e-commerce mulai tertahan, setelah dalam kurun dua tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.

Baca Juga: Data Center Dominasi Serapan Lahan Industri Jakarta di Semester I 2022

"Bisnis e-commerce pun belakangan terlihat agak lesu. Hal ini ditandai dengan beberapa perusahaan e-commerce yang me-layoff karyawan," tutur Ferry Salanto.

Di sisi lain, aktivitas perluasan lahan kawasan industri dilakukan oleh tenant yang telah existing. Kebanyakan mereka melakukannya untuk bangunan pabrik serta gudang.

Colliers Indonesia menyebut, industri garment berpotensi untuk merambah ke Indonesia, karena kondisi di negara asal (ASEAN) yang sudah jenuh. Selain itu, disebabkan pertimbangan biaya tenaga buruh yang lebih rendah, serta lahan industri yang masih luas.

Baca Juga: Kawasan Industri Jabodetabek: Karawang dan Bekasi Masih Mendominasi

Lebih lanjut Ferry mengatakan, di tahun 2023 ini agaknya para pengembang kawasan industri menaikkan harga jual. Hal ini disebabkan makin tipisnya persediaan lahan industri di Jabodetabek, di mana lahan kawasan industri existing sudah sulit dikembangkan lagi.

"Kawasan industri yang bagus di Bekasi masih menarik, tetapi tidak ada lahan untuk dikembangkan. Jadi, pengembang mulai mencari lahan baru di Karawang dan Serang, atau mendekati pengembangan Pelabuhan Patimban. Sementara sebagian lagi mengambil posisi di tengah Jawa, yaitu kawasan greater Semarang," paparnya.

Sepanjang 2022, kenaikan harga lahan industri terjadi di Serang, yakni sebesar 7,5% (YoY). Di 2023, harga lahan industri kemungkinan akan naik sekitar 5% - 7%, terutama di kawasan yang penjualannya konsisten. 

Baca Juga: Kota Deltamas Kembangkan Zona Industri Khusus untuk Data Center

"Kenaikan harga lahan industri di Jabodetabek pun memiliki korelasi dengan ketersediaan lahan. Di Bogor, misalnya, kenaikan harga lahan sudah seperti perumahan kelas atas, karena lahan sudah tidak ada lagi," pungkas Ferry.

Hingga akhir 2022, harga lahan industri di Bogor sudah hampir menyentuh angka USD300 per meter persegi. Bekasi menyusul dengan harga rata-rata sekitar USD220 per meter persegi, sedangkan Tangerang, Karawang, dan Serang masing-masing USD200, USD170, dan USD130 per meter persegi.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Kawasan perkantoran di CBD Jakarta. (Foto: Realestat.id/Anto Erawan)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)