RealEstat.id (Jakarta) – Volume investasi properti di Asia Pasifik diprediksi akan meningkat sebesar 15% hingga 20% pada 2021. Hal ini didorong oleh minat investor terhadap aset dengan pendapatan yang stabil. Laporan terbaru JLL, di 2021 akan terjadi peningkatan minat investor terhadap aset logistik dan aset-aset alternatif seperti pusat data dan rumah vertikal atau tempat tinggal yang disewakan.
Konsultan properti global tersebut memprediksi, investasi di sektor hotel, ritel, dan perkantoran akan meningkat pesat pada 2021, seiring dimulainya kembali rencana bisnis dan penerapan strategi penggunaan aset yang terukur oleh para investor di tengah momentum pemulihan ekonomi.
Baca Juga: Mulai Pulih, Investasi Properti di Asia Pasifik Naik 35%
“Berbagai peristiwa tahun ini akan menjadikan 2021 sebagai awal siklus properti yang baru di Asia Pasifik. Pergeseran minat investor terhadap aset inti dan alternatif, ditambah dengan meningkatnya permintaan akan ruang yang ramah lingkungan serta nyaman, akan menjadi prioritas strategis yang lebih penting di dunia pasca-COVID dan menjadi landasan bagi pemulihan pasar yang sedang berlangsung,” tutur Anthony Couse, CEO JLL Asia Pasifik dalam siaran pers yang diterima RealEstat.id.
Meski pandemi menyebabkan banyak pekerjaan yang dilakukan dari rumah, JLL tetap yakin bahwa ruang perkantoran tetap akan menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi operasional perusahaan. Artinya, aset ini akan tetap bernilai di mata para investor.
Menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh JLL kepada para pemimpin CRE (Corporate Real Estate) di Asia Pasifik pada kuartal ketiga tahun 2020, 94% responden akan mempertahankan atau meningkatkan penggunaan ruang yang berkualitas dalam portofolio mereka.
Baca Juga: Sejumlah Pasar Properti Asia Pasifik Dapat Momentum Positif
Akan tetapi, sebagai respon terhadap perubahan akibat COVID-19, perkantoran akan dirancang ulang untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan karyawan, serta memungkinkan untuk penerapan social distancing, dan lebih banyak ruang kolaborasi. JLL memperkirakan penurunan volume sewa kantor akan melambat di 2021 dan bergerak pada level stabil di akhir tahun 2020.
“Sektor logistik di Indonesia sepertinya akan terus berjaya pada 2021, sementara pusat data akan terlihat lebih dominan dibanding kelas aset baru yang menarik lainnya. Kami juga melihat prospek yang lebih baik bagi sektor perkantoran, ritel dan perumahan, seraya pulihnya kepercayaan pasar menyusul rencana vaksinasi,” kata James Taylor, Head of Research JLL Indonesia.
Pemulihan Dimulai di Asia Utara
Negara-negara dengan likuiditas kuat akan tetap menarik bagi sebagian besar investasi domestik dan mancanegara, menyusul pemulihan yang mulai terlihat pada kuartal ketiga 2020. Jepang, Cina, dan Korea Selatan berkontribusi sebesar tiga perempat dari keseluruhan aktivitas transaksi pada 2020, didorong oleh penanganan virus yang efektif, kinerja ekonomi yang tangguh, dan sumber modal domestik yang kuat.
JLL memprediksi bahwa aktivitas investasi akan terakselerasi di negara-negara tersebut, melampaui ekonomi regional lainnya. Sementara volume transaksi langsung properti komersial turun 28% antara kuartal pertama dan ketiga di tahun 2020, laju penurunan ini melambat setelah paruh pertama.
Baca Juga: Tren Flight-to-Quality Berlanjut di Perkantoran Premium Dunia
Menurut JLL, tingkat bunga pinjaman dan pendapatan yang rendah akan semakin memperkuat daya tarik penghasilan yang tinggi dan pertumbuhan aset yang rendah. Investor nampaknya akan berfokus pada pemasukan secara tunai, di mana sektor logistik seharusnya mengungguli sektor perkantoran di sebagian besar pasar Asia Pasifik.
Pertumbuhan investasi pada properti multi-keluarga dan aset yang disewakan juga akan naik tahun depan, di dorong oleh generasi baru penyewa properti, dukungan kebijakan pemerintah, dan tingkat bunga pinjaman rendah yang telah menurunkan pemasukan properti di sejumlah kota di Asia Pasifik.
“Kenaikan jumlah transaksi di bulan-bulan terakhir tahun ini akan berlanjut pada 2021, didorong oleh komitmen para investor untuk meningkatkan eksposur terhadap sektor real estat di Asia Pasifik. Dalam jangka waktu ke depan, prospek investasi akan tetap positif di tengah rendahnya tingkat suku bunga pinjaman, likuiditas yang berlebih, dan keinginan untuk mengejar keuntungan,” kata Stuart Crow, CEO Capital Markets JLL Asia Pasifik.
Peluang peningkatan aset
Penataan ulang aset lama dan ruang model lama di seluruh sektor sepertinya akan menjadi tema sepanjang tahun 2021. JLL memprediksi 40% dari aset kantor saat ini (aset kelas A yang sudah berumur 10 tahun tanpa perbaikan) memerlukan sejumlah perbaikan atau renovasi agar tetap relevan.
Baca Juga: Di Masa Pandemi, Harga Rumah Secara Global Justru Meroket!
Akibatnya, minat investor terhadap investasi bernilai tambah akan meningkat sejalan dengan peluang mengkonfigurasi ulang properti untuk merespons perubahan kebutuhan yang timbul dari perkembangan e-commerce, meningkatnya perhatian akan kesehatan dan keselamatan, dan tren kerja jarak jauh.
“Jika tahun 2020 adalah tahun yang mengubah segalanya, 2021 bisa jadi merupakan tahun dimana perubahan akan menjadi standar baru. Tahun baru mungkin tidak menyingkirkan semua tantangan ekonomi akibat pandemi, tetapi pemulihan yang berlangsung di banyak pasar dan dinamika baru yang mempengaruhi bagaimana orang bekerja, hidup dan bermain, dapat menjadikan 2021 sebagai awal dari sebuah siklus baru untuk pertumbuhan properti, inovasi dan investasi di Asia Pasifik,” tutup Couse.