RealEstat.id (Morotai) – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan telah menyelesaikan pembangunan 170 unit Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) di Pulau Morotai, Maluku Utara. Sarhunta ini diharapkan dapat menjadi usaha pondok wisata (homestay) dan usaha pariwisata lain untuk mendukung Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di Pulau Morotai.
Dibangun dengan total anggaran sebesar Rp7,25 miliar, Kementerian PUPR berharap keberadaan homestay tersebut mampu mendorong minat wisatawan, baik lokal maupun mancanegara yang melancong ke Pulau Morotai.
Baca Juga: Jababeka dan QDJapan Kembangkan Proyek PLTS Percontohan di KEK Morotai
“Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan pondok wisata atau homestay dan meningkatkan kualitas rumah masyarakat di DPSP Pulau Morotai, Maluku Utara. Kami ingin potensi pariwisata di Indonesia bisa menggeliat kembali pasca pandemi dan wisatawan bisa menikmati fasilitas penginapan yang dikelola oleh masyarakat,” ungkap Iwan Suprijanto, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR di Jakarta, Senin (26/9/2022).
Dia menerangkan, homestay yang dibangun oleh Direktorat Rumah Swadaya Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR di Morotai telah dilengkapi dengan fasilitas lengkap seperti yang ada di hotel. Salah satu hal yang membedakannya adalah desain bangunan yang menonjolkan perpaduan unsur lokal serta melibatkan masyarakat dalam pembangunannya.
“Kami membangun homestay dengan melibatkan masyarakat Morotai sebagai pengelola penginapan serta menonjolkan desain kearifan lokal. Jadi wisatawan bisa menikmati keindahan wisata di Pulau Morotai sekaligus berinteraksi langsung dengan masyarakat,” tandasnya.
Baca Juga: Grand Metropolitan Hadirkan Waterplay: Wahana Air Rooftop Pertama di Bekasi
Sebagai informasi, Pembangunan Sarana Hunian Pariwisata ini masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Perpres Nomor 109 Tahun 2020 untuk meningkatkan kualitas rumah warga sekitar kawasan pariwisata menjadi layak huni.
Sarhunta ini dapat dimanfaatkan untuk usaha pondok wisata atau homestay dan usaha pariwisata lainnya, sehingga dapat mendorong perekonomian masyarakat setempat.
Menurut data Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, pembangunan Sarhunta di DPSP Pulau Morotai terbagi menjadi dua bantuan, yaitu bantuan untuk usaha pariwisata seperti homestay dan kafe sebesar Rp100 juta (20 unit) dan bantuan untuk non usaha pariwisata sebesar Rp35 juta (150 unit). Sebanyak 150 unit rumah tersebut tersebar di delapan desa yakni di Desa Posi-posi Rao, Desa Galo-galo, Desa Aru Burung, Desa Buho-buho, Desa Lifao, Desa Bido, Desa Gorua, dan Desa Loleo.
Baca Juga: Makin Digemari Wisatawan, Ciputra Beach Resort Andalkan Bali Beach Glamping
Pulau Morotai berada di tengah Samudera Pasifik. Pulau Morotai dulunya merupakan salah satu basis militer pada Perang Dunia II yang kini kaya akan barang peninggalan bersejarah. Di samping wisata sejarah, Pulau Morortai juga dikenal dengan wisata bahari dengan keindahan pantainya yang menarik untuk wisatawan lokal maupun mancanegara untuk bersantai juga untuk berselancar karena ombak yang tinggi.
Sementara itu, Kepala Desa Posi-posi Rao, Junsman Makiengun mengatakan, pembangunan Sarhunta di Pulau Morotai khususnya di Desa Posi-posi Rao menggunakan ciri khas daerah contohnya desain pintu yang melambangkan hasil olahan bumi disana yaitu palawija dan cengkeh, dan ciri khas atapnya melambangkan perumahan yang ada di maluku utara.
“Kami sangat berterima kasih kepada kementerian PUPR khususnya Direktorat Jenderal Perumahan yang sudah membantu perekonomian masyarakat dengan bantuan pembangunan homestay. Jadi para wisatawan yang berkunjung di Pulau Morotai ini bisa menginap di homestay warga,” ujar Junsman.
Baca Juga: Kinerja Bandara Meningkat, Metland Yakin Bisnis Perhotelan di Kertajati Makin Diminati
Junsman menerangkan ke depannya Pemerintah Daerah dengan Dinas Pariwisatanya akan memberikan pelatihan warga untuk mengelola homestay dan juga untuk memasarkan homestay milik warga.
Salah satu penerima bantuan Sarhunta, Jefri Ante mengatakan setelah menerima bantuan homestay dirinya sudah menerima dua hingga lima tamu per bulan. Sedangkan untuk harga sewa semalam disini itu Rp150 ribu dengan fasilitas kipas angin untuk wisatawan lokal maupun mancanegara.
“Kami sangat berterima kasih kepada kementerian PUPR atas bantuan homestay ini dan meningkatkan perkonomian. Kami berharap dengan terus menurunnya Covid-19 bisa membuat jumlah wisatawan lokal dan mancanegara terus meningkat di Pulau Morotai,” pungkasnya.