RealEstat.id (Jakarta) - Kenapa Anda promosi “ayam tulang lunak” padahal orang enggak makan tulang? Mengapa Anda mengatakan “hunian bernuansa alam” saat memasarkan properti Anda, sedangkan orang ingin tahu apakah di kamar tidur utama bisa connected dengan ruang kerja?
Kata “alam” sering dipinjam oleh developer karena mereka nggak usah bayar. Sebab gunung, sungai, dan danau sudah disiapkan Tuhan. Tapi, kata “alam” ini bisa alam gaib, alam liar, atau alam kubur.
Perhatikan. Ada tagline maskapai yang ngomong “membuat Anda bisa terbang” sedangkan orang malah takut nggak bisa landing.
Baca Juga: Property Sales Jumping: Trik Curi Start Para Pengembang Properti
Yang salah Anda juga sih. Tujuan Anda ke airport kan untuk terbang, bukan untuk mendarat. Maka pilotnya disebut “penerbang”, orang yang mahir menerbangkan pesawat. Tapi mereka nggak mahir mendaratkan pesawat kan Anda nggak ngerti?
Properti mengalami messages distorsion yang parah, alias bohong kelas berat. Bukit Anu Raya (bukitnya ternyata jauh banget), Taman Anu Indah (taman kecil banget dan tak terurus pula).
Tagline proyek properti Anda seharusnya mencerminkan citra yang hendak dibentuk. Legenda Wisata ”Kota Petualangan”. Di situ ada cluster Morcopolo, El-Dorado, dan Vasco da Gama. Cocok.
Baca Juga: Agar Jual Rumah Cepat Laku? Coba Lima Tips Mudah Ini!
Tapi ditempat lain ada yang gini, “exquisite touches and presidential view”. (Harfiahnya: sentuhan yang sangat indah). Tapi ngapain presiden dibawa-bawa? Saya bingung maksud “presidential view” itu apa padanannya. Ini Inggris saya yang payah, atau bahkan developernya sendiri juga nggak ngerti maksudnya?
Developer besar kadang masih senang bohong besar. “Hanya 5 menit ke Stasiun LRT”. Tapi kalau keluar gerbang aja sudah lima menit, itu namanya musang (mulut besar yang usang).
Lihat tuh promo Agung Podomoro yang memasarkan proyek properti Podomoro Golf View di Cimanggis. Itu benar, karena mereka emang bikin stasiun LRT di halaman proyek.
Baca Juga: 6 Tips Memulai Bisnis Rumah Kontrakan
Itulah beda gimmick dan bohong. Tapi kenapa Anda diam? Karena nggak perlu-perlu amat protes. Kita ini warga pemaaf, bahkan dibohongi “bayar Rp1 juta punya apartemen” kita malah ketawa-tawa.
Sales-nya bilang,” ya Bu, sejuta untuk booking unit. Seminggu lagi Ibu bayar DP pertama”. Halah! Inilah kalo sejak TK sudah diajari nyanyi “si kancil anak nakal, suka mencuri ketimun”. Masih kecil sudah tahu mencuri, sudah besar mencuri hati banyak tetangga. Insyaf, Bro!
Artikel ini ditulis oleh: F. Rach. Suherman, pengamat properti yang juga Founder dan CEO Property Excellent & Advisory (PEnA).