Wisma Atlet Kemayoran Siap Digunakan Sebagai Rumah Sakit Darurat Covid-19

Pasien yang dirawat di RS Darurat ini adalah mereka dengan indikasi gejala menderita Covid-19 ringan dan menengah. Para pasien yang datang juga harus mendapat rujukan dari Rumah Sakit yang ditunjuk pemerintah guna menangani Covid-19.

Wisma Atlet Kemayoran yang disulap menjadi Rumah Sakita Darurat Covid-19.
Wisma Atlet Kemayoran yang disulap menjadi Rumah Sakita Darurat Covid-19.

Realestat.id (Jakarta) - Presiden Joko Widodo menyatakan operasional Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta siap untuk digunakan untuk merawat para pasien yang menderita Covid-19. Rumah Sakit Darurat Covid-19 yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) dan Kementerian/ Lembaga terkait dalam jangka waktu empat hari tersebut diharapkan dapat digunakan untuk merawat para pasien Covid-19 di Indonesia.

“Saya harap nanti sore Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran ini sudah bisa menerima pasien positif maupun suspect Covid-19 yakni yang mengidap gejala ringan dan menengah," ujar Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat meninjau RS Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020).

Baca Juga: Rusunawa Muaro Painan Jadi Lokasi Karantina Pasien Covid-19

Dalam peresmian tersebut Presiden didampingi sejumlah Menteri meninjau beberapa fasilitas dan ruangan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 khususnya di tower 7 Wisma Atlet Kemayoran. Beberapa ruangan yang ditinjau antara lain ruang IGD, ruang ICU dan ruang rawat inap pasien Covid-19.

Berdasarkan prosedur penanganan Covid-19, sebelum memasuki Rumah Sakit, semua pasien dan pengunjung harus melalui ruang khusus penyemprotan desinfektan. Rumah sakit ini diperkirakan mampu menampung hingga 3.000 pasien lebih.

Menurut Presiden, pasien yang dirawat di RS Darurat ini adalah mereka dengan indikasi gejala menderita Covid-19 ringan dan menengah. Para pasien yang datang juga harus mendapat rujukan dari Rumah Sakit yang ditunjuk pemerintah guna menangani Covid-19.

Baca Juga: Kementerian PUPR Serahterimakan Rusus ASN Polri Senilai Rp3,63 Miliar

Presiden juga mengatakan bahwa saat ini banyak negara-negara di dunia yakni sekitar180 negara kekurangan peralatan Alat Pelindung Diri (APD), masker dan hand sanitizer.

Terkait dengan kesiapan dan antisipasi yang dilakukan dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia, Presiden mengungkapkan bahwa pemerintah pekan lalu telah menyiapkan sebanyak 105.000 set APD yang akan didistribusikan kepada masing – masing rumah sakit di sejumlah provinsi di Indonesia. Adapun rincian pembagian APD tersebut sejumlah 45.000 set untuk DKI Jakarta, Bogor dan Banten dan 40.000 set untuk Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan DIY. Sementara itu 10.000 set akan didistribusikan ke seluruh Provinsi yang membutuhkan dan sisanya 10.000 set dipersiapkan untuk cadangan.

"Saat ini selain APD yang dibutuhkan Rumah Sakit dalam menangani Covid-19 ini adalah bantuan dukungan infrastruktur, tenaga medis, dan pengelolaan limbah," terangnya.

Baca Juga: Wabah COVID-19 Hantam Pasar Perumahan Sekunder

Presiden mengatakan bahwa Indonesia sebenarnya juga memiliki salah satu obat untuk melawan Covid-19 yang diproduksi di dalam negeri yakni Chloroquine. Chloroquine merupakan salah satu obat yang diproduksi oleh Kimia Farma.

Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa Chloroquine itu bukan merupakan obat first line namun second line dalam penanganan Covid-19.

"Saat ini memang belum ada obat dan anti virus guna melawan Covid-19 secara penuh. Namun beberapa negara sudah memakai Chloroquin untuk pengobatan virus Covid-19. Obat tersebut bukan obat bebas yang dapat dibeli sembarangan tapi harus dengan resep dokter. Saat ini jumlah stok obat tersebut di Indonesia saat ini ada 3 juta butir," terangnya.

Presiden menambahkan, pemerintah juga telah mempersiapkan sebanyak 12 ton logistik kesehatan yang akan segera didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia.

Baca Juga: Strategi Pemasaran Properti di Tengah Pandemi Virus Corona

Presiden juga menyampaikan bahwa setelah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, pemerintah akan memberikan penghargaan dan insentif bulanan kepada seluruh tenaga medis yang di daerahnya telah dibangun fasilitas penanganan Covid-19.

“Saya juga menyampaikan duka cita yang mendalam kepada Dokter, Perawat dan tenaga medis yang meninggal dikarenakan menangani wabah Covid-19 ini. Saya juga mengapresiasi dedikasi dan perjuangan beliau-beliau ini sekuat tenaga memerangi virus Covid-19 ini. Negara dan rakyat Indonesia sangat menghargai atas perjuangan mereka dalam penanganan Covid-19,” katanya.

Sebagai informasi, sebelumnya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono didampingi Direktur Jenderal Perumahan menyatakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan telah menyiapkan 4 Tower Wisma Atlit Kemayoran untuk menjadi Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 yaknintower 1,3,6 dan 7. Pada Tower 7 akan dimanfaatkan sebagai Rumah Sakit Utama yang terdiri dari IGD, ICU dan Ruang Rawat Inap. Kemudian Tower 6 akan digunakan untuk menampung pasien apabila pasien melonjak pada Tower 7.

Sebanyak 700 pekerja lebih dikerahkan oleh Kementerian PUPF bersama kementerian terkait lainnya guna menyelesaikan pembangunan RS tersebut. Adapun waktu pelaksanaan pembangunan RS tersebut dilaksanakan efektif selama emoat hari mulai Kamis tanggal 19 Maret 2020 hingga Ahad tanggal 22 Maret 2020.

Baca Juga: Wabah Covid-19, Pelayanan Pertanahan ATR/BPN Gunakan Jalur Elektronik

Pada hari pertama dilaksanakan proses pembersihan rumput di bagian luar serta pembersihan lantai dan ruangan yang ada di bagian dalam Wisma Atlet Kemayoran. Sedangkan hari kedua dan ketiga adalah pembangunan ruangan-ruangan dengan membuat sekat-sekat yang diperlukan oleh tim paramedis serta memasukkan berbagai peralatan medis. Sedangkan hari ke empat dilaksanakan proses uji coba guna persiapan penerimaan pasien Covid-19 yang datang.

Kedua tower yakni tower 6 dan 7 masuk dalam kategori zona merah yakni bagi mereka yang akan masuk ke dalam tower tersebut harus menggunakan APD lengkap. Sedangkan untuk Tower 3 dimanfaatkan untuk tenaga paramedis dan kesehatan. Tower ini masuk dalam zona kuning yang mewajibkan mereka yang akan memasukinya harus menggunakan sarung tangan dan masker. Adapun Tower 1 adalah zona hijau yang digunakan sebagai Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Pihak Kementerian PUPR, kata Basuki, dalam mendukung pembangunan RS Darurat Covid-19 setidaknya telah melakukan tiga komponen pekerjaan. Pertama adalah membersihkan semua sudut ruangan yang ada karena bangunan ini sudah lama tidak digunakan setelah Asian Games 2018.

Baca Juga: Dukung Tangani COVID-19, OYO Siapkan Hotel Bagi Tenaga Medis

Pekerjaan kedua adalah berkoordinasi dengan BNPB untuk menyemprot ruangan baik di bagian luar maupun di dalam ruangan dengan desinfektan. Kemudian pekerjaan yang ketiga adalah memperbaiki ruangan yang dibutuhkan bagi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

"Sebelumnya banyak ruangan di sini yang tidak ada sekatnya. Beberapa ruangan yang sebelumnya terkotak-kotak juga di jebol agar ruangan yang ada memenuhi kebutuhan tim paramedis seperti ruang radiologi, laboratorium dan farmasi serta ICU," terangnya.

Seluruh ruangan tersebut berada di lantai 1 dan diupayakan agar jalur mobilisasi antara pasien dan petugas juga terpisah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Berita Terkait

Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Kawasan kumuh (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Kawasan kumuh (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)