RealEstat.id (Jakarta) - Keseimbangan antara impian punya rumah dan kenyataan finansial menjadi tantangan tersendiri bagi generasi sandwich. Kondisi ini juga membawa dampak pada tren penjualan rumah.
Generasi sandwich atau dikenal pula dengan sandwich generation membutuhkan solusi pembiayaan rumah yang fleksibel serta manfaat jangka panjang.
Sekedar informasi, apa yang dimaksud dengan generasi sandwich adalah golongan yang harus menanggung biaya hidup orang tua dan istri/suami serta anak.
Laman Prudential menggambarkan istilah sandwich generation berada di antara dua generasi yang memerlukan perhatian dan tanggung jawab finansial, sehingga tak ubahnya seperti 'roti lapis'.
Baca Juga: Seperti Apa Wajah Pasar Properti di Jakarta Setelah Ibu Kota Pindah ke IKN?
Menanggapi fenomen tersebut, Sales & Marketing Departemen Head Sedayu City, Fredy Siswoyo mengatakan generasi sandwich memainkan peran penting dalam tren penjualan perumahan menengah saat ini.
Oleh sebab itu, pengembang properti perlu menghadirkan hunian yang tidak hanya mengedepankan cicilan ringan untuk bisa memiliki rumah.
Akan tetapi juga memberikan nilai lebih bagi penghuninya, termasuk fleksibilitas dan dukungan untuk bisnis jangka panjang.
“Kami memahami selain harga, mereka juga mencari lokasi yang dapat mempermudah aktivitas dan menciptakan potensi pendapatan tambahan," ujar Fredy seperti dikutip dari keterangan pers, Senin (03/02/2025).
Baca Juga: Dipimpin Tangerang dan Bekasi, Pasar Perumahan Tapak di Jabodetabek Terus Bertumbuh
Ia menambahkan Sedayu City tidak hanya memberikan hunian yang nyaman, tetapi juga peluang investasi yang menarik.
Segmen Rumah Menengah jadi Incaran
Mengacu data dari laporan Q4 2024 Cushman & Wakefield, segmen perumahan menengah tetap menjadi yang paling diminati,
Penjualan rumah tapak dengan kisaran harga Rp1 miliar - Rp3 miliar menyumbang 27,5% dari total permintaan kumulatif. Kemudian, disusul oleh segmen rumah menengah atas sebesar 25,2%.
Konsultan properti global itu memperkirakan bahwa pengembang akan lebih fokus pada produk yang menyasar segmen menengah.
Baca Juga: ASG Bangun Kawasan Berkonsep TOD Sedayu City Kelapa Gading Seluas 85 Hektare
Tren penjualan rumah itu dipengaruhi oleh kebijakan insentif keringanan pajak untuk pembelian properti melalui program PPN DTP (Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah).
"Pemerintah akan meneruskan pemberian subsidi PPN penuh sebesar 100%, untuk rumah yang dihargai di bawah Rp 5 miliar dari Januari hingga Juni 2025," jelas laporan tersebut.
Fredy Siswoyo mengatakan Sedayu City terus berinovasi untuk menghadirkan hunian dengan tiga elemen utama.
Baca Juga: Pasokan Perumahan Tapak Naik 2,6% di 2024: Survei Cushman & Wakefield
Antara lain, rumah ramah keluarga, lokasi yang strategis, dan lingkungan berkelanjutan yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
Dengan pendekatan ini, Sedayu City Kelapa Gading diyakini dapat menjadi pilihan hunian dan bisnis yang ideal bagi generasi sandwich, memberikan jaminan stabilitas finansial di masa depan.
“Dengan segala kelebihan dan potensi investasi yang ditawarkan, Sedayu City akan menjadi rumah ideal bagi keluarga masa kini,” tutup Fredy.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News