RealEstat.id (Jakarta) - Rencana kepindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur tidak akan banyak berdampak bagi pertumbuhan pasar properti di Jakarta, khususnya dari sisi harga.
Hal ini diungkapkan 73% responden Indonesia Property Survey yang dihelat Knight Frank Indonesia pada April 2022 lalu.
Baca Juga: Menimbang Pembangunan IKN Nusantara Lewat Skema KPBU
Sebanyak 54% responden dari survei Knight Frank tersebut juga menilai kepindahan ibu kota tidak akan berpengaruh negatif terhadap tingkat okupansi properti di Jakarta.
Sementara, optimisme responden akan terus bertumbuhnya sektor properti di Jakarta juga tercatat dari tidak akan terpengaruhnya jumlah pasokan (68%) ataupun permintaan (63%) properti di Jakarta.
Sebagai tambahan, sektor residensial dan perkantoran juga diprediksi akan terbangun paling awal di pengembangan IKN. Fasilitas logistik dan industri, hotel, serta ritel juga dinilai perlu dibangun pada tahapan awal.
Survei Knight Frank Indonesia juga mencatat beberapa kota lain yang potensial untuk investasi properti 3 - 5 tahun ke depan. Penajam Paser Utara, sebagai calon IKN (Ibu Kota Negara), juga termasuk sebagai salah satu kota yang potensial untuk investasi properti oleh 16% responden.
Baca Juga: Kementerian PUPR Bakal Adopsi Pengembangan BSD City di IKN Nusantara
Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia mengatakan, pengembangan IKN diprediksi tidak akan berpengaruh signifikan dalam jangka pendek terhadap pertumbuhan properti di Jakarta, baik dalam sisi pasokan, permintaan, harga, maupun tingkat hunian.
"Kawasan Jabodetabek, khususnya Jakarta, akan tetap menjadi poros untuk beragam kegiatan bisnis dan investasi properti,” tutur Willson Kalip.