Strategi Daur Ulang Selo Group Kurangi 93% Sampah ke Tempat Pembuangan Akhir

Program zero waste Selo Group dibuat dengan tujuan mengurangi jumlah limbah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.

Salah satu properti milik Selo Group yang menerapkan konsep ramah lingkungan. (Foto: Selo Group)
Salah satu properti milik Selo Group yang menerapkan konsep ramah lingkungan. (Foto: Selo Group)

RealEstat.id (Jakarta) - Selo Group mengurangi 93% dari sampah operasional yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Langkah tersebut dilakukan guna mencapai target bebas sampah/limbah yang ditetapkan Selo dalam menjalankan operasional propertinya di Lombok.

Dalam prosesnya, perusahaan pengembang yang berbasis di Singapura itu menerapkan strategi zero waste berdasarkan prinsip pengelolaan sampah, yakni reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur ulang).

Baca Juga: Selo Group Dukung Program Keberlanjutan di Lombok

Sampah didaur ulang dan diolah di fasilitas pusat pengolahan sampah - Selong Selo For Waste Recovery (SSCR) untuk kemudian diolah dan digunakan kembali.

Andrew Corkery, CEO Selo Group menjelaskan hasil daur ulang antara lain diolah menjadi pupuk untuk menyuburkan tanaman di area vila dan diproduksi menjadi material yang dapat digunakan kembali dalam pembangunan.

Selo menerapkan inisiatif tersebut di seluruh kawasan vila dengan memisahkan sampah mulai dari pembuangan sampah awal hingga ke fasilitas pengelolaan limbah di area vila.

Baca Juga: Target Baru Signify untuk Program Keberlanjutan Lingkungan

Program zero waste Selo Group, Andrew menuturkan dibuat dengan tujuan ingin mengurangi jumlah limbah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.

"Kami memiliki komitmen kuat terhadap keberlanjutan yang berfokus pada zero waste, sebagai prioritas untuk menjaga kelestarian lingkungan," ujar Andrew, seperti dilansir dari siaran pers, Rabu (24/03/2021).

Terdapat beberapa proses pengelolaan sampah yang dilakukan di SSCR. Mulai dari pemisahan antara sampah organik dan non-organik; mendaur ulang; dan penggunaan kembali.

Baca Juga: 3 Desain Rumah di Dunia Ini Mampu Beradaptasi Hadapi Banjir

Untuk mendukung program keberlanjutan lingkungan itu, Selo juga bekerja sama dengan Bank Sampah Bintang Sejahtera di Praya, Lombok.

Bank sampah akan mengumpulkan dan memprosesnya serta memindahkan limbah daur ulang lainnya ke perusahaan.

Sampah lain yang dikirim ke bank sampah adalah limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan operasional. Air limbah ini diolah dan digunakan untuk menyiram tanaman di sekitar vila.

"Sampah organik diolah dengan metode Forced Aeration Composting untuk menghasilkan pupuk organik padat. Kompos organik tersebut digunakan untuk menyuburkan tanaman di fasilitas dan vila Selo," pungkas Andrew.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Dari kiri ke kanan: Rob Colquhoun, Executive General Manager Prebuilt; Iwan Sunito, CEO One Global Capital; dan Zhang Jianfei, Chairman CSCI saat penandatanganan MoU di Beijing, China, Selasa, 20 Mei 2025. (Foto: Istimewa)
Dari kiri ke kanan: Rob Colquhoun, Executive General Manager Prebuilt; Iwan Sunito, CEO One Global Capital; dan Zhang Jianfei, Chairman CSCI saat penandatanganan MoU di Beijing, China, Selasa, 20 Mei 2025. (Foto: Istimewa)
Jakarta Garden City adalah laboratorium hidup bagi solusi perkotaan yang inovatif dan bertanggung jawab secara ekologis. (Foto: Istimewa)
Jakarta Garden City adalah laboratorium hidup bagi solusi perkotaan yang inovatif dan bertanggung jawab secara ekologis. (Foto: Istimewa)